Ayat 14

13 6 1
                                    

Bismillah.

Jangan lupa follow aku buat yang belum follow hehe

Vote dan komennya jangan lupa juga.

Dan follow ig @windiisnn_ @windisworld_story

Tiktok @windiisnaeni21

Trailer cerita ini ada di atas 👆

Si tampan boy 👇 udah kayak ben belum? Hehe

Si tampan boy 👇 udah kayak ben belum? Hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Ayat 14

Tidak perlu menjelaskan tentang dirimu kepada siapa pun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak akan percaya itu.

Ali bin Abi Thalib

Ben baru keluar dari toilet, dan seseorang dengan begitu tiba-tiba dari samping meninju wajahnya teramat keras.

“Setan!”

Ben mendesis, mengelap bibirnya yang langsung mengeluarkan darah. Dia melihat orang yang dengan sembarangan meninju wajahnya. Ben mendapati Tema yang mengepalkan kedua tangannya, menatap Ben dengan aura permusuhan.

“F*ck!!”

Ben mengumpat, lalu membalas meninju wajah Tema dengan begitu keras membuat Tema terhuyung dan membentur tembok di belakangnya.

Tema kembali membalas dengan menendang perut Ben menggunakan lututnya, lalu disusul pukulan bertubi-tubi pada perutnya. Tetapi, Ben menarik pergelangan tangan Tema, dan dalam sekali gerakan dia memelintirnya ke belakang.

Tema meringis. “Lepasin gue, Sat!”

“Setan, lo! Maksud lo nyerang gue duluan apa, ha?! Gue enggak nyari ribut sama lo, ngapain lo ngusik gue?!!” kata Ben berapi-api. Jika di film kartun, kini di kedua telinganya akan mengeluarkan asap yang banyak dari api dalam telinga.

Tema berusaha melepaskan tangannya, tapi dia kesulitan karena Ben memelintir lengannya ke belakang dan menariknya ke atas.

“Gue mau lo putusin Brenda!” ujarnya dengan susah payah, menahan sakit.

Ben melepaskan tangannya, lalu mendorong Tema ke tembok.

“Lo itu udah kalah, Tema. Bahkan jauh sebelum gue sampai finish. Terima aja, biar fast. Cewek di luar sana masih banyak yang lebih cantik dari Brenda. Sumpah gue kasihan sama lo. Ngejar Brenda bertahun-tahun, yang dikejar jadiannya sama cowok lain. Sama gue.” Ben tersenyum meremehkan kepada laki-laki itu.

Ben menghela napas, menggeleng disertai senyum miris. “Gue kasihan sama lo.” Ben menepuk pundak Tema, kemudian pergi dari sana, melenggang begitu saja. Sedangkan di tempatnya, Tema hanya diam ketika Ben pergi.

Ben berjalan menuju lapangan. Jam pulang sekolah sudah sejak setengah jam yang lalu. Ben dan teman-temannya masih di lapangan basket, untuk berlatih, karena akan ada turnamen basket dua pekan lagi, yang kebetulan sekolahnya menjadi tuan rumah. Anggota tim basket SMA Triguna Utama mengambil personil dari kelas-kelas. Pak Joan selaku penanggung jawab turnamen kali ini, sengaja tidak mengambilnya dari ektrakurikuler basket, tetapi mengambil dari kelas-kelas 12 yang menurutnya layak untuk bertanding. Tentu saja beliau melakukan sistim tebang pilih.

Cinta Sang Al KafirunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang