Bismillah.
Sebelum baca vote dulu ya hehe
Ayok mutualan
IG @windiisnn_ @windisworld_story
Twitter/X @windiisnaeni21
Fizzo @Windiisna
Tiktok @windiisnaeni21Ayat 17
Love is strange. The more we chase, the more it run away.
Benua Utara
“Ngapain lo ngajak gue tanding basket? Mau minta apa, lo?” tanya Ben menantang, menatap Tema dengan sengit. Keduanya di tengah lapangan basket menjadi pusat perhatian.
“Kalau gue menang, lo harus putusin Brenda. Kalau lo yang menang, gue enggak akan ganggu lo lagi.”
Ben berdecih, menatap Tema dengan pandangan mengejek.
“Mana mungkin orang kayak lo berhenti gangguin Ben, sedangkan Brenda masih ngejar-ngejar Ben. Bahkan sekarang mereka pacaran.” Aladin tertawa, diikuti gelak tawa mengejek teman-teman Ben yang ada di pinggiran lapangan.
“Kalau lo mau gue putus sama Brenda, lo yang minta ke dia. Dia mau apa enggak?” Ben tersenyum mengejek.
“ENGGAK!! Jangan harap, Tema!!” Brenda menyahut. Gadis itu baru tiba di lapangan.
Sementara di sisi lain, Aurora melewati lapangan bersama kedua temannya.
“Drama percintaan. Tuh, lihat, itu salah satu alasan kenapa aku enggak mau berurusan sama cinta.” Aurora berucap kepada Jannah dan Indira.
“Terserah kamu lah, Ra. Yang punya hati juga kamu. Tapi ingat, Hatimu itu sejatinya milik Allah. Semua yang ada di dunia ini milik Allah. Terserah Allah dong, mau apain hati kamu.”
Aurora memejamkan matanya erat-erat. Indira memang sulit dibungkam. Sementara Indira tersenyum penuh kemenangan.
“Tapi, kalau Ben suka sama Aurora, kenapa dia malah pacaran sama Brenda?” tanya Jannah, mematahkan asumsinya terdahulu.
“Pacaran belum tentu suka,” jawab Indira.
“Buang-buang waktu, dong?”
Indira mengedikkan bahunya. “Kita tidak tahu apa yang ada di pikiran manusia lain, bukan kuasa kita. Kita hanya diberi kesempatan untuk berspekulasi, menerka-nerka.” Jannah mengangguk.
Atensi mereka kembali tertuju pada drama di lapangan. Mereka lebih terlihat seperti dua orang laki-laki yang sedang memperebutkan seorang gadis.
“Lo dengar sendiri, kan? Brenda enggak bisa putus dari gue.” Ben berkata penuh kemenangan.
Tema mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat. “Bac*t! Ayo tanding!”
“Enggak!! Kalau kalian berani tanding, gue enggak akan pernah maafin lo, Tema. Gue bukan barang taruhan!!” kata Brenda tegas. Gadis itu berdiri di depan Ben, menghalau Tema apabila Tema tiba-tiba menghajar Ben, karena Tema tidak akan mungkin memukul Brenda.
Tema mengepalkan kedua tangannya semakin erat, menahan gejolak amarah yang hendak membeludak. Jika bukan Brenda yang ada di hadapannya, dia sudah meminjunya berkali-kali seperti samsak di rumahnya. Tema beralih menatap Ben dengan pandangan mata yang menyorot tajam.
“Kali ini biarin Brenda ada di garda terdepan buat bela lo. Lain kali, gue enggak akan biarin hal itu terjadi,” kecam Tama.
“Enggak ada lain kali, Tema!! Kalau lo gangguin pacar gue terus, gue bersumpah enggak akan pernah maafin lo!”
![](https://img.wattpad.com/cover/217840837-288-k800579.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Al Kafirun
Teen FictionBen takut jatuh cinta. Ditinggalkan atas sebuah pengkhianatan adalah bukti ketakutannya untuk jatuh cinta. Tapi siapa yang bisa menentukan kita akan jatuh cinta atau tidak, dan jatuh cinta kepada siapa. Karena nyatanya jiwa laki-laki itu nyaris seka...