Jatuh Cinta Era >> 🏆🌷

91 47 13
                                    

"Selamat pagi sayang" sapa Tenggara kepada Anin yang baru saja memasuki lorong. Tak lupa untuk memberikan satu tangkai bunga mawar putih yang masih segar itu.

"Hahaha, lucu banget sih, pacar siapa?" tanya Anin yang membuat wajah pacar nya itu berubah sedih, Anin tertawa kecil.

"Kamu ga ngaku kalau aku ini pacar kamu?" tanya nya, Anin menggeleng pelan.

"Iya-iya pacar aku, tapi inget kita backstreet jangan sampai ketahuan loh" ujar Anin yang diangguki Tenggara.

"Iyaa sayang, santai aja pasti aman kok" ujar Tenggara lalu menggandeng tangan Anin.

Tenggara pun dengan setia menggandeng tangan gadis yang berada di samping nya itu. Anin pun hanya tersenyum, namun gandengan itu tidak akan berlangsung lama karena ada beberapa anak OSIS yang lewat. Dengan segera Anin melepaskan gandengan itu.

Cowok yang berada di sebelah nya itu, spontan melihat ke arah Anin. Namun, gadis itu berusaha untuk tetap tenang. "Pagi Bu Waketos, pagi Pak Ketos" ujar nya yang hanya di balas senyuman singkat oleh pasangan itu.

"Kenapa di lepasin sih" bisik Tenggara yang membuat Anin menatap nya intens.

"Pake nanya, kalau ketahuan gimana?" tanya Anin lalu terlebih dahulu untuk masuk ke dalam ruang kelas nya membiarkan Tenggara berdiri sendirian di depan kelas.

"Pagi Anin" sapa teman teman nya, Anin pun hanya menangguk lalu berjalan menuju bangku nya meletakan tas dan juga beberapa proposal lain nya. Karena hari ini mereka akan rapat untuk membahas event terbaru mereka.

"Wih dapat bunga aja nih, kayanya putri kelas kita udah deket sama cowok nih" ujar salah satu teman nya membuat satu kelas heboh saat melihat bunga mawar putih yang berada di genggaman Anin tersebut.

"Apa sih guys, gausah rame gitu deh" ujar Anin yang membuat suasana kelas semakin ramai.

"Ayo Anin jujur aja udah, di kasih siapaa itu?" tanya mereka yang hanya di balas gelengan singkat oleh Anin.

Saat Tenggara masuk dan meletakan tas nya di bangku sebelah Anin, kelas yang ramai itu semakin ribut. "Ya Anin mah, Tenggara kita kamu apain? Masa di tinggal demi cowok baru sih" ujar mereka yang membuat Anin tersenyum kecil begitu juga Tenggara.

"Hahaha kalian gatau aja sih kalau pacar aku itu Tenggara" batin Anin.

"Jangan senyum senyum aja Nin, ayo jujur pangeran kelas kita siapa" desak mereka kepada gadis cantik itu. Namun, ia masih setia untuk diam dan tersenyum.

"Jangan ribut guys, udah ada pak guru tuh" ujar Tenggara yang membuat mereka kembali diam dan duduk di tempat mereka masing-masing.

"Lucu banget sih, let's game Anindira Clarissa Tamara. Kehidupan lo bakal lebih hancur dari kata berantakan" batin seseorang disana sambil melihat ke arah Anin.

"Kok feeling aku gak enak ya Gar" ujar Anin mengadu kepada pacar nya yang berada di sebelah nya itu.

"Gak enak kenapa sayang?" bisik Tenggara namun di balas gelengan oleh Anin.

"Gatau Gar, kalau tau juga aku ga bakal ngadu ke kamu" ujar Anin yang membuat cowok itu tertawa pelan lalu mengelus rambut gadis di sebelahnya dengan cepat.

Di tengah pelajaran Matematika, bisa-bisa nya mereka bucin di kelas. Era jatuh cinta mereka memang sudah tiba ya. "Anin, Tenggara! Kerjain nomor 4-5" ujar bapak secara tiba-tiba.

"Kenapa harus kita pak?" tanya Tenggara kaget, karena di todong secara tiba-tiba oleh guru nya tersebut.

"Teman-teman kalian ga bisa soalnya" ujar bapak santai yang membuat Anin dan Tenggara hanya ber-tatap tatapan saja.

"Kamu mau kerjain nomor berapa sayang?" bisik Tenggara yang membuat Anin tertawa pelan.

"Aku nomor 5 aja lebih mudah" ujar Anin yang di setujui oleh pacar nya tersebut.

10 menit berlalu, akhirnya mereka telah menyelesaikan soal Matematika yang katanya susah tersebut lalu mempresentasikan nya kedepan kelas. Setelah itu akhirnya, mereka bisa untuk istirahat.

"Nin kantin gak?" tawar teman nya yang membuat gadis itu tampak berfikir.

"Kamu ikut enggak Gar?" tanya Anin kepada cowok di sebelah nya tersebut.

"Tunggu-tunggu kamu? Ga salah denger nih! Aduh jangan jangan Tenggara ya, Nin" ujar teman nya yang membuat Anin memarahi diri nya sendiri.

"Mungkin keceplosan ya gak Nin" ujar Tenggara membela Anin untuk tidak terlalu panik.

"Mungkin, Anin mah ga heran" ujar nya lalu menarik Anin menuju kantin membiarkan Tenggara sendirian menatap kepergian mereka.

"Nin pulang free gak?" tanya salah satu cowok, Anin pun mendongak untuk melihat siapa kah orang itu.

Vian, Favian Giandra, yang merupakan ketua basket di SMA. "Maaf Vian, gue sibuk, ada rapat OSIS" ujar Anin yang membuat cowok itu lalu tersenyum.

"Kalau gue anter pulang?" tanya Vian yang membuat Anin menatap nya sedikit kesal.

"Gue lama Vi, pulang nya. Soalnya rapat, jadi gitu deh" ujar Anin yang membuat Vian tak lelah memikirkan cara lain.

"Gapapa Nin, gue tungguin" ujar Vian.

"Ciee-ciee, ini ya Nin cowok kamu" ujar mereka yang membuat Anin menatap mereka dengan tatapan yang kurang mengenakan, membuat tawa mereka semua seketika terdiam.

"Nin ini OSIS minta rapat sekarang bisa?" tanya Tenggara saat menghampiri Anin di meja nya.

"Bisa-bisa ayo lah" ujar Anin lalu meninggalkan meja kantin tersebut sambil melambaikan tangan nya dengan cepat.

"Huh kenapa sih itu si Vian Vian itu dekat sama kamu sayang?" tanya Tenggara yang membuat Anin tertawa pelan.

"Ciee cemburuuu" ujar Anin meledek cowok nya tersebut.

"Hah, enggak cemburu" ujar Tenggara mengelak namun semakin di ledek oleh Anin.

"Tenang aku setia kok, gabakal selingkuh" ujar Anin yang membuat Tenggara tersenyum.

"Ini beneran gak rapat OSIS nya?" tanya Anin.

"Bener kok, coba cek grup. Kamu pikir aku se cemburu itu ya?" ujar Tenggara yang membuat Anin tertawa pelan.

Mereka berdua pun menuju ruang OSIS dimana mereka sudah di tunggu oleh anggota lain nya. Mereka ingin membuat classmeet. Karena sudah satu semester berjalan. Event yang cukup besar kembali di ambil oleh OSIS, nanti mereka akan mengadakan beberapa cabang lomba.

Maka, dari itu mereka mulai sibuk untuk menyusun ke-panitiaan. Proposal juga laporan ke uangan agar saat acara terlaksana mereka dapat berjalan dengan baik. Tanpa, sadar sisa jam pelajaran sudah di ambil oleh mereka.

Rapat selesai pas saat bell pulang sekolah berbunyi, Tenggara pun menutup rapat kali ini lalu mereka menuju ke kelas mereka masing-masing untuk mengambil tas dan lalu pulang.

"Capek ya?" tanya Tenggara saat melihat wajah lesu milik pacar nya tersebut.

"Laper, soalnya tuh kan tadi ga siap makan udah di tarik aja" ujar Anin yang membuat cowok itu teringat.

"Yaudah sebelum aku antar pulang, kita makan dulu ya" ujar Tenggara yang diangguki oleh Anin.

Mereka pun pulang bersama dan sesuai dengan perkataan Tenggara, mereka memilih makan di warung makan yang tidak jauh dari rumah Anin. Lalu mereka pun pulang ke rumah masing-masing.

Lintang Tenggara [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang