Restu Orangtua 💯😋

67 33 2
                                    

"Kenapa nih, pulang-pulang senyum kayak gitu?" tanya Mama dari Tenggara, saat cowok itu baru saja memasuki rumah.

"Ga lagi kenapa kenapa, kok Ma" ujar Tenggara mengelak lalu pergi melewati sang Mama begitu saja.

"Kapan mau jujur ke Mama kalau kamu udah pacaran sama Anin Gar?" tanya sang Mama yang membuat langkah putra nya berhenti dengan cepat.

"Mama kok, bisa tau?" tanya Tenggara sambil menatap ke arah sang Mama.

"Apa yang Mama gatau tentang kamu, Gar. Jadi udah berapa lama?" tanya sang Mama yang membuat cowok itu tertawa pelan.

"Belum lama kok Ma, baru aja kemarin" ujar Tenggara yang membuat sang Mama masih menunggu kelanjutan.

"Udah gitu aja" ucap Tenggara memutus pembicaraan, namun tangan di tarik oleh sang Mama untuk tetap disana.

"Tunggu dulu dong, buru-buru banget, cerita dongg gimana nembak nya" ujar sang Mama yang membuat Tenggara terkejut bukan main.

"Bukan nya Mama biasanya sibuk? Tenggara minta waktu aja enggak ada" ujar Tenggara yang membuat wanita itu terdiam, karena apa yang telah di ucapkan Tenggara adalah fakta.

"Maafin Mama, tapi itu dulu, sekarang, Mama mau dengerin. Sekarang kamu yang gamau cerita sama Mama?" ujar nya yang membuat Tenggara duduk di hadapan sang Mama.

"Gak gimana mana, abis pulang sekolah Gara tembak dia di taman hijau. Pake bunga daisy putih, terus dia nerima Gara. Cuma dia minta untuk backstreet dulu, tunggu kami aman baru publik dan Gara setuju" cerita cowok itu yang setia di dengarkan oleh sang Mama.

"Aduh anak Papa udah punya pacar aja, udah besar aja nih" ujar sang Papa yang tiba-tiba masuk ke dalam rumah menyela pembicaraan antara anaknya dan istrinya tersebut.

"Kapan mau minta restu? Papa Mama mau ikut dong" ujar sang Papa yang membuat Tenggara mengerutkan dahi nya.

"Untuk apa restu? Kan Gara belum mau nikahin Anin pa, Gara naru ajak pacaran" ujar Tenggara yang membuat kedua orang tuanya itu tertawa pelan.

"Ya masa, ngajak anak orang pacaran ga izin sih nak. Lagian, Papa sama Mama mau ketemu orang tuanya Anin. Biar lebih dekat dan tau keluarga nya baik atau enggak" jelas sang Papa.

"Yaudah malem, Gara atur ya" ujar cowok itu yang disetujui oleh kedua orang tuanya.

Cowok itu pun menghubungi pacarnya melalui telpon untuk menyampaikan niat baik dari keluarga nya itu. Bukan, bukan untuk ngelamar akan tetapi untuk meminta izin pacarin anak nya kesayangan nya, dan putri nya.

"Hallo Nin" ujar Tenggara saat gadis itu mengangkat telpon nya.

"Iya, Gar kenapa?" tanya Anin yang kaget saat cowok itu menghubungi nya.

"Mama Papa mau ketemu sama orang tua kamu" ujar Tenggara yang membuat Anin kaget dan bangun dari tidur nya.

"Ngapain Gar? Ga setuju ya kalau kita pacaran?" tanya Anin panik yang membuat Tenggara tertawa pelan.

"Enggak malahan Mama sama Papa aku setuju banget karena aku enggak salah milih pacar. Karena pacarku yang cantik" ujar Tenggara yang membuat pipi Anin memerah.

"Terus ngapain?" tanya Anin yang membuat cowok itu tersenyum kecil.

"Gapapa mau ketemu aja bisa gak malam ini?" tanya Tenggara yang membuat Anin tampak berfikir.

"Mau jam berapa? Dimana?" tanya Anin memastikan.

"Di Resto dekat rumah kamu aja sayang, nanti jam sekitar 8 an mungkin bisa gak?" tanya Tenggara.

"Yaudah bisa deh, aku bilang ke orang tua aku dulu ya" ujar Anin yang membuat Tenggara senang dari balik telpon nya.

"Ayah, Bunda" panggil Anin memanggil orang tua nya yang sedang berada di meja makan tersebut.

Lintang Tenggara [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang