Dinner Keluarga Tenggara 👨‍👩‍👧‍👦

111 68 11
                                    

Dering telpon di meja rias disebelah kasurnya itupun membuat Anin yang baru saja selesai dari kamar mandi setelah bersih bersih itu pun melihat ke arah Handphone nya

"Eh kenapa nelpon Gar? Tumben banget, baru aja antar aku tadi" ujar Anin yang kaget dengan dering telpon nya itu.

"Hallo anak cantik?" ujar seorang wanita dari telpon nya hal tersebut membuat Anin melihat ke arah handphone nya, memastikan apakah benar nama yang tertera adalah 'Tenggara' namun nyatanya itu benar.

"Ha-hallo tante" ujar Anin yang terbata.

"Maaf ngagetin ya, tante ganggu ga?" tanya wanita tersebut, yang sebenarnya adalah mama dari Tenggara.

"Eh gapapa tante, enggak ganggu kok. Ada apa ya tan, tumben telpon Anin?" tanya Anin.

"Gini loh nak, tante mau ngajak kamu makan malam, bisa nggak?" tanya Mama Tenggara yang membuat Anin tampak berfikir.

"Hari ini tan?" tanya Anin lagi.

"Iya Anin, malam ini, abis itu temanin tante belanja yuk bisa?" tanya Mama Tenggara lagi.

"Iya tan, bisa kayanya. Anin free kok hari ini, tinggal minta izin Ayah Bunda" ujar Anin yang membuat Mama Tenggara bersorak senang.

"Oke tante tunggu ya, nanti tante suruh Tenggara jemput kamu ya sayang" ujar Mama Tenggara.

"Kenapa tante ga ikut?" tanya Anin secara tiba-tiba, itu spontan, yang membuat Anin merasa tak enak dengan hal yang sudah ia keluarkan.

"Tante masih di kantor, nanti tante nyusul sama om ya" ujar Mama yang diangguki Anin.

"Siap tan, Anin siap siap dulu deh kalau gitu" ujar Anin lalu mematikan handphone nya.

Memikirkan baju apa yang akan ia pakai hari ini? Untuk makan malam, gadis itu pun memilih baju yang paling simpel yaitu dress pink selutut miliknya dipadukan dengan high heels putih cantik itu.

"Eh anak Bunda mau kemana kok udah siap aja sih?" tanya sang Bunda sambil memasuki kamar anak gadis nya itu.

"Ini Bun, diajak makan malam sama Mama nya Tenggara. Boleh ya?" tanya Anin sambil menyisir rambut nya itu.

"Boleh kok anak cantik, udah makin dekat aja nih" ujar Bunda sambil mengambil alih sisir ditangan putri nya itu.

"Haha apaansi Bunda, enggak kok" ujar Anin sambil melihat pantulan wajahnya di kaca.

Sang Bunda pun menata rambut Anin, rambut yang tidak begitu panjang, maupun begitu pendek itu di kepang kecil lalu dipasang menggunakan pita pink nya.

"Anin, itu Tenggara udah datang" ujar Ayah yang diangguki Anin.

"Yaudah Bun, Yah, Anin pergi dulu ya sama Tenggara. Janji enggak pulang malam" ujar Anin sambil berpamitan kepada orang tuanya itu.

Kedua orang tuanya itupun menangguk tanda meng-iyakan. Tenggara pun tak lupa untuk berpamitan setelah itu mereka pun jalan menggunakan mobil Tenggara.

Mobil sport berwarna hitam itupun terparkir sempurna pada salah satu Mall yang cukup besar dan ternama di kotanya.

"Cantik amat Nin" ujar Tenggara yang membuat Anin terkekeh pelan.

"Hallo tante" ujar Anin sambil menyalimi Mama dari Tenggara itu tak lupa juga pria disebelahnya.

"Makasih ya nak, udah mau luangin waktu untuk makan malam sama tante, om dan Tenggara" ujar Mama yang membuat Anin tersenyum.

"Kita makan dimana tan?" tanya Anin yang membuat mereka tampak berfikir.

"Kamu mau makan dimana? Tante ikut Anin aja deh" ujar Mama yang membuat Anin berfikir sejenak.

"Makan di resto yammy aja tan, enak banget tau makanan nya disitu. Anin tuh pernah pergi sama Ayah Bunda enak banget" ujar Anin yang membuat keluarga itu terdiam.

"Eh kenapa diam? Anin salah ngomong ya, Anin minta maaf" ujar Anin yang merasa tak enak.

"Eh enggak kok Nin, tante juga sering kesana, boleh kok ayoo" ujar Mama sambil menggandeng Anin untuk jalan bersama.

Sedangkan Tenggara? Cowok itu tampak kaku disebelah sang Papa yang sudah lama tidak dekat, bahkan jalan berdua seperti ini. "Kenapa Mama dan Papa nya bisa sangat baik dan dekat dengan Anin?" batin Tenggara.

"Oh iya mau pesan apa? Biar Anin pesanin" ujar Anin sambil membuka menu untuk Mama dan Papa Tenggara.

Tangan Anin pun tertahan oleh Tenggara, saat gadis itu ingin membuka kan menu kepada kedua orang tua nya itu. "Eh maaf Gar, ga nyaman ya?" bisik Anin lalu duduk disebelah cowok itu.

"Nin, maaf, orang tua gue gasuka di gituin. Mereka ga nyaman, mereka jadi inget adek gue" ujar Tenggara yang membuat Anin menunduk merasa tak enak.

"Maaf ya tan, om, kalau ga nyaman. Anin kebiasaan, kalau pergi sama Ayah Bunda soalnya" ujar Anin lalu membuka buku menu untuk dirinya sendiri.

Setelah memesan makanan, aura disana sangat tidak nyaman. Begitu kesalnya kedua orang tuanya menatap Tenggara yang membuat Anin lebih sedikit berbicara dan memilih untuk cepat memakan makan nya.

"Oh iya, abis ini temanin tante belanja ya. Anin udah janji kan" ujar Mama Tenggara sambil memegang tangan dingin Anin itu.

"Iya tan, aman" jawab Anin seadanya.

"Tenggara" tegur sang Papa untuk mencairkan suasana di meja makan malam itu.

"Dingin, Nin, nanti sakit" ujar Tenggara sambil melepaskan jaketnya dan memasangkan untuk Anin. Gadis itu pun tersenyum lalu berterima kasih kepada cowok yang berada disebelahnya itu.

"Oh iya, tante mau beliin Anin baju, Anin suka baju kaya gini gak?" tanya Mama Tenggara sambil menyerahkan gaun berwarna tosca cerah itu.

"Cantik tan, tapi gausah gapapa kok. Ga enak tau sama tante sama om" ujar Anin.

"Gapapa kok sayang kan Pa" ujar Mama Tenggara meminta pendapat dari sang suami itu.

"Iya Anin, ambil aja kapan lagi tante mau beliin kamu" ujar sang Papa dari Tenggara itu.

"Terimakasih ya tante, om" ujar Anin sambil tersenyum kecil.

"Akh!" rintih Anin saat tanpa sengaja, tangan nya terkena sudut besi di rak baju ituZ

"Ya Ampun Anin" ujar Tenggara sambil menghampiri gadis itu, mengeluarkan sapu tangan nya yang berada di saku nya itu.

Merobek sapu tangan yang berwarna putih itu, lalu mengikat kecil kepada tangan gadis itu agar tidak terjadi infeksi. "Nanti sampai rumah langsung di obatin ya" ujar Tenggara sambil menenangkan Anin yang menahan tangisnya itu.

"Ya Ampun Anin kenapa nak" ujar Mama Tenggara sambil memeluk tubuh bergetar Anin.

"Gapapa tan, kena sudut itu tadi" ujar Anin.

Papa Tenggara pun memanggil manager yang berada disana untuk menjelaskan keluh kesah yang membuat Anin berdarah. "Kamu antar Anin pulang dulu ya, Papa masih ada urusan sama manager Mall ini. Mama juga ikut Papa" ujar sang Papa yang diangguki Tenggara.

Anin pun berpamitan, tak lupa untuk memeluk Mama Tenggara. Cowok itupun mengantarkan Anin, lalu meminta maaf atas hal yang membuat Anin terluka. Lalu mengobati tangan Anin sebelum ia pulang kerumah nya.

Lintang Tenggara [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang