Masalalu Tenggara ❕❔

58 22 2
                                    

Beberapa tahun silam, terlihat satu buah keluarga yang sangat harmonis sedang makan malam di sebuah cafe  yang cukup mewah yang berada di dekat Mall yang cukup besar di kota nya. Disana terdapat sepasang orang tua dan juga 2 anak, 1 anak cowok dan 1 anak cewek.

Meja makan yang di penuhi oleh canda dan tawa tersebut membuat kondisi malam yang sangat dingin itu menghangat. Keluarga mereka begitu sempurna seakan-akan tidak akan ada yang pernah bisa menggangu keluarga tersebut.

"Naya mau beli ini ini dan ini" ujar gadis kecil itu sambil menunjuk ke arah beberapa menu yang sedang ia pegang.

"Banyak banget Nay, kayak habis aja" ujar sang abang sambil mengusili adek kecil nya tersebut.

"Ih abang mah, Nay laper bangettt" ujar gadis itu sambil memegang perut nya.

Lalu sang abang melihat ke arah perut kecil itu lalu kembali mengejek, "Mana mungkin perut kecil kayak gitu bisa habis makan sebanyak itu" ujar abang yang membuat sang adek merengek.

"Pa, Ma liat abang Gara! Gangguin adek Nay terus. Kan adek beneran lapar" ujar gadis itu yang merupakan Naya, sang adek dari Tenggara.

"Abang udah ih jangan gangguin adek nya terus nanti nangis gamau makan loh bang" ujar sang Mama menengahi.

"Huu ngaduan, ga asik" ujar cowok itu yang membuat sang adek merasa puas dan merasa menang telah berhasil membuat sang abang berhenti mengusili nya.

Hal tersebut membuat kedua orang tuanya hanya tersenyum sambil mengamati kedua anak nya yang hampir tidak pernah akur. Akan tetapi saling menyayangi bahkan sangat takut untuk kehilangan satu sama lain.

"Abang adek mau beli mainan ya habis ini, temanin adek" ujar Naya yang membuat sang abang yang tengah makan tersebut menatap dirinya.

"Memang mainan adek yang kemarin banyak-banyak itu mana?" tanya Tenggara yang membuat gadis itu tertawa pelan.

"Bosan ih bang mainan yang itu terus, ini ya aku liat ada mainan terbaru loh baru keluar" ujar Naya yang membuat abang nya tersebut menarik nafas panjang.

"Suka sekali habisin uang abang ya kamu dek" ujar Tenggara yang membuat Naya sangat senang hingga tertawa kencang.

"Pakai uang Papa aja dek, kasian abang mu udah gaada uang karena setiap hari beliin kamu bunga sama coklat terus" ujar sang Papa yang membuat Naya menggeleng pelan.

"Jangan Pa, biarin aja uang abang habis, lagian siapa suruh gangguin Naya terus. Kan ini hitung-hitung balas dendam" ujar Naya yang membuat Tenggara hanya tertawa pelan.

"Gaoapa Pa, uang jajan Tenggara juga banyak kok selalu Gara tabung juga untuk princess kecil abang ini" ujar Tenggara lalu menggelitik tubuh sang adek yang membuat nya tertawa tanpa henti merasakan rasa geli yang di berikan oleh sang abang.

"Makan dulu Gara, Naya. Nanti keburu dingin loh" ujar sang Mama menengahi.

Mereka pun dengan cepat mematuhi perkataan sang Mama. Hingga beberapa pesan masuk kepada handphone Naya yang membuat gadis itu dengan cepat merahih ke arah handphone nya membuka room chat dan beberapa pesan masuk tersebut.

"Siapa sih, pacar nya ya sampai takut kayak gitu" ujar Tenggara kepada sang adek yang sedang serius membuka handphone nya tersebut.

Tenggara pun melihat ke arah handphone sang adek namun di sembunyikan oleh Naya. "Kan Pa, Ma adek Nay udah punya cowok nih ga bilang-bilang ke kita" ujar Tenggara ingin mengambil handphone sang adek.

"Gaboleh gitu ih abang, privasi tauu. Abang aja gabolehin adek buka buka. Ini abang mau lihat isi chat gaboleh-gaboleh" ujar sang adek yang semakin membuat Tenggara penasaran.

Lintang Tenggara [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang