Tenggara Kenapa💢‼️

61 30 4
                                    

"Gar! Gara!" panggil wanita yang sudah cukup berumur itu, sambil membuka pintu kamar anak nya tersebut.

"Loh kok udah enggak ada?" batin wanita itu melihat kamar anak nya yang sudah kosong, tidak ada siapa pun disana.

"Bi, ada liat Gara ga?" tanya nya kepada pelayan nya yang sedang menyiapkan sarapan pagi.

"Enggak nyonya, saya gaada liat den Gara" ujar sang pelayan yang membuat wanita itu kebingungan mencari anak nya.

"Hallo Gar, dimana kamu, kenapa ga sarapan dirumah?" tanya sang Mama saat sambungan telpon nya terhubung kepada anak nya.

"Hallo Ma, maaf yaa Ma, Gara lupa ngabarin. Gara tuh kerumah Anin pagi-pagi soalnya bakal ada rapat gitu loh Ma" ujar cowok itu.

Wanita itu pun menarik nafas nya panjang, "Lain kali kabarin dong nak, kan Mama sibuk nyariin" ujar Mama yang membuat suara tertawa ringan terdengar dari handphone tersebut.

"Iyaa Ma, lagian tumbenan aja mau sarapan sama Gara" ujar cowok itu membuat sang Mama terdiam. Apakah begitu sibuk dirinya? Hingga anak nya saja sudah lama tidak sarapan bersama.

"Kan proses mau berubah Gar, mulai besok pagi, siang malam, makan bareng ya kita sekeluarga" ujar sang Mama.

"Iyaa Mama sayang, yaudah Gara sibuk nih. Nanti Gara telpon lagi ya, jangan lupa sarapan yang banyak Ma" ujar anak nya tersebut.

Mereka pun memutuskan sambungan telpon nya tersebut. Wanita itu pun sarapan sendirian lalu berangkat untuk ke kantor. Sedangkan Anin yang baru saja bangun melihat ke arah jam yang sudah pukul 6:30 pagi itu sangat kaget.

"Loh Bunda! Anin terlambat" ujar gadis itu lalu lari masuk ke dalam kamar mandi nya.

"Bunda kok ga bangunin Anin sih? Anin telat nih" ujar gadis itu sambil memakai dasi nya.

"Loh kamu sekolah Nin, gatau Bunda maaf ya. Mana Gara kok gak jemput?" tanya sang Bunda.

"Aku udah telpon 10 kali Bun, enggak di angkat mungkin lagi ngurus OSIS kali di sekolah. Aku berangkat sendiri aja ya Bun" pamit Anin.

"Yaudah nak, hati-hati yaa" ujar sang Bunda yang diangguki oleh anak nya tersebut.

"Pak buka pagar nya dong!" ujar Anin saat ia sampai pagar sudah di gembok karena sudah pukul 7 pagi.

"Eh kok Anin masih disini? Tumbenan banget biasa nya kan selalu datang pagi" ujar satpam tersebut menemukan Anin sendiri masih berkumpul di depan pagar bersama orang yang telat.

"Haha OSIS bisa telat ya" ujar kakak kelas dengan make up yang tebal tersebut.

"Minimal gak pake make up ya kak" ujar Anin santai yang membuat kakak kelas tersebut merasa tersindir.

"Kamu berani berani banget!" ujar kakak kelas tersebut ingin melayang kan tamparan nya namun tertahan oleh seorang cowok.

"Jangan main tangan, atau kamu akan berurusan sama saya" ujar nya lalu membawa Anin masuk dan meninggalkan mereka semua di depan gerbang.

"Kenapa bawa aku masuk? Aku belum kena hukum, kan aku telat" ujar Anin kepada cowok tersebut.

"Tapi kan kamu baru sekali" ujar nya membuat Anin menarik nafas nya.

"Jangan mentang-mentang aku OSIS bisa se-enaknya ya. Kita kan sama derajat nya enggak ada yang bisa di bedain seperti itu" ujar Anin.

"Lagian ngapain kamu sibuk amat, ga jemput aku. Biasanya jemput, sampai aku telat" ujar Anin yang membuat cowok itu menepuk dahi nya pelan.

"Aku lupa Nin, tadi sibuk urusan OSIS" ujar cowok tersebut adalah Tenggara, pacar dari Anin.

"Oh iya OSIS? emang ada acara apa sama anak anak?" tanya Anin yang membuat cowok itu terdiam.

Lintang Tenggara [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang