{3} - SMA Favorite

132 36 111
                                    

Hari pertama Raka bersekolah, di SMA Unggul Indonesia. SMA nomor satu di Indonesia. Kehadirannya dibuat banyak pasang mata memandang. Di sana Raka dibuat tidak nyaman dengan keadaan, mengapa dirinya menjadi pusat perhatian.

Apakah karena dirinya tampan? Ya, iya sih!

Raka menelusuri koridor dengan berjalan cool style, tas ransel berada dibagian sisi kiri dan tangan kanannya dimasukkan ke saku celana. Perawakannya yang tegap dan tinggi, membuatnya menjadi pusat perhatian.

Kaum hawa di sana pada berbisik-bisik membicarakan Raka. Jika saja Raka berada di sekolah biasa tanpa prinkat, sudah dipastikan bukannya bisik-bisik lagi pasti menjadi jeritan histeris.

Arhw arkkhh uwuhhh, sedikit alay emang.

Tanpa mempedulikan sekitarnya, Raka terus  melangkah ke kelas yang hendak ia tuju. Seketika saja, ada sekelompok pria berawakan seperti jagoan menghadangnya.

"Anak baru?"

Raka mengangguk kecil.

"IPA or IPS?"

"IPS."

"Balik sekolah, gue tunggu lo di Parkiran," ujar pria itu santai lalu beranjak pergi dan diikuti oleh kedua temannya.

Anyway! Alasan mengapa Raka mengambil jurusan IPS, ketimbang IPA. Dikarenakan bukan soal pelajarannya lebih mudah atau apapun itu. Hanya saja, karena ia memang tertarik pada ilmu politik dan sosial. Ketimbang ilmu-ilmu eksperimen, yang nantinya akan membedah hewan. Raka begitu jijik jika nanti harus disuruh membedah tikus.

Hiyuu!

Raka menatap sedikit sinis ke arah ketiga pria yang barusan mengajaknya bicara.

Saat bel berbunyi.

Di hari senin, seperti biasa rutinitas upacara akan segera dimulai, sekaligus sambutan-sambutan yang akan segera dilakukan. Saat itu, ada hal yang Raka lupakan, ia melupakan hal yang penting yaitu atribut.

Shittt. Raka mengumpat.

Sekolah number one di Indonesia, terkenal akan kedisiplinannya. Jika saja tidak mentaati peraturan, dengan tegas pihak sekolah akan memberikan hukuman.

"Butuh dasi sama topi kan?" ujar si wanita berhijab menyodorkan atribut sekolah pada Raka.

Raka terdiam.

"Ini ambil aja,"

"Nggak perlu."

"Alah-! sok banget lo."

Raka meraih atribut tersebut lalu meletakkanya di meja. Ia pun beranjak pergi.

Melihat ratusan siswa sedang sibuk merapihkan barisannya, membuat Raka mengurungkan niatnya untuk bergabung ke dalam lapangan. Jika ketahuan tidak memiliki atribut lengkap, pasti ia akan diseret maju ke depan menjadi tontonan gratis para murid.

Raka pun berinsiatif mendekati guru divisi keamanan sekaligus kebersihan.

"Pak," ujar Raka sedikit santai.

Belum sempat dijawab oleh Pak divisi keamanan, tiba-tiba saja ada si wanita berlarian kecil menghampirinya. "Pakkk---!"

"Kamu ini kenapa? Seperti habis dikejar hantu saja."

"Saya lupa bawa atribut," ujar si wanita tengah mengatur napasnya dalam-dalam. 

Bapak melirik ke arah Raka. "Kalo kamu kenapa? Atribut lupa juga?" tanya Bapak dengan nada sedikit kesal.

Raka Cakrawala || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang