Raka Cakrawala || On Going

{6} - Goodwills

Dalam keluarga Cakrawala selalu saja ada momen di mana pertengkaran kecil terjadi. Entah itu hal besar ataupun kecil, meskipun begitu keluarganya tetap harmonis, ya walaupun sedikit.

Seperti biasanya, setiap pagi keluarga Cakrawala sarapan terlebih dahulu, sebelum memulai aktivitasnya. Sebelum Raka berangkat sekolah, Mama pun telah menyiapkan bekal untuknya. 

"Nak, kali ini saja, kamu bawa bekal ya. Sudah Mama siapkan di atas meja."

Raka terdiam.

Anak laki-laki tak mungkin bawa bekal, jarang sekali. Namun, makanannya bisa ia berikan pada ...

"Raka, hari ini biar Ayah yang antar kamu."

"No, thanks."

"Why not?"

"I don't like it."

"Just for today Raka."

"Dad! Your isn't hear what I said!"

Di sana Mama terkejut, mendengar anaknya mengucapkan nada tinggi pada Ayah. Raka bukanlah tipikal anak baik ataupun sopan, tetapi ia bukanlah anak yang pembangkang.

"Raka! kamu nggak boleh bicara seperti itu sama Ayah!"

"Sudah-sudah biarkan saja, jangan kamu omeli dia! Jangan sampai gara-gara kamu, Raka tak makan pagi," celetuk Ayah melerai.

Mama menghela napas, padahal baru saja ia tengah membelanya. Namun, ia malah disalahkan oleh suaminya.

Sesaat, setelah Raka selesai sarapan, ia bangkit. "I leave."

°°°°°°°°°°°°°

Setibanya Raka di sekolah, saat di kelas ia berikan bekalnya pada seorang wanita.

"Buat lo," ujar Raka memberikan kotak makannya pada si wanita.

"Buat gue?" beo Raya pada Raka.

"Hmm."

"Uuhhh thanks Raka, perhatian banget si lo sama gue." Raya tersenyum sumringah.

"Jangan geer!"

"Pasti ini enak banget makanannya," ujar Raya antusias sembari membuka kotak makanannya. "Hmmm harum lagi baunya," sambungnya.

Saat di jam istirahat tiba, Raya rasanya tak sabar untuk menyantap bekal yang diberikan oleh Raka padanya.

"Hmm ... ini enak banget Raka," ujar Raya sembari menikmati makanannya. "Lo harus coba ini deh," sambungnya menyodorkan sesuap nasi dengan lauk ikan salmon di sana.

"Gue gamau, lo aja yang makan."

"Cobain dulu!" Raya terus memaksa untuk Raka menyantapnya, mau tak mau ia pasrah dan menyantapnya.

"Enak kan?"

Tanpa disadari, ternyata ada empat pasang mata yang tengah memperhatikan mereka.

Raka beranjak.

"Lo mau kemana?"

"Kantin."

Raka pun melangkah menuju ke Kantin. Di sela langkahnya tiba-tiba saja iya dihadang oleh Deon.

"Jauhin Raya!"

"Is there problem?"

"Gue gak suka lo dekat-dekat sama dia!"

"Just calm, gue gak ada hubungan apa-apa sama dia."

"Fuck you!" gumam Deon kasar di telinga Raka.