{8} - Surprise

100 41 185
                                    

1 tahun kemudian.

Hubungan antara Raka dan Raya, tidak diketahui arahnya kemana. Seperti biasa mereka hanya teman biasa, yang tak memiliki hubungan spesial apapun. Justru malahan berbeda dari sebelumnya.

Soal tiger geng? Tentu saja mereka telah lulus sekolah, tetapi tidak diketahui kabarnya mereka kemana, baik Brian, Kistover maupun Deon. Begitu pula geng cute girl, Selly, Fitra dan Yanila, tidak ada yang tahu dan tidak penting juga untuk tahu.

Saat Vito dan Bima, telah diketahui akan lulus. Inilah momen yang ditunggu-tunggu mereka untuk bersuka ria dan membangun kisah kembali di SMA Unggul Indonesia.

"Kapan ke Jakarta?"

Di sebrang telepon diam, tidak ada sahutan apapun di sana. Hanya cengiran yang didengar oleh Raka, membuat si empu kesal.

"Buru! Jawab!"

"Calm Bos kuh. Jangan marah-marah! Ntar gantengnya luntur lho," sahut Bima di sebrang telepon.

"Besok jadwal penerbangan kita."

"Oke, gue tunggu."

Tittthhh.

Raka tersenyum simpul, bahkan senyumnya ia tahan secara perlahan. Tanpa disadarinya, dari kejauhan Raya tengah memperhatikannya, terlihat betapa indahnya senyuman itu. Jarang sekali, seorang Raka tersenyum bukan.

"Ada yang lagi seneng nih. Cerita donk!" ucap Raya antusias.

"Gimana keadaan nenek lo?" Raka malah balik bertanya.

"Alhamdulillah baik kok."

"Syukur deh, gue mau pergi dulu."

Raka beranjak.

"Raka, lo gamau cerita?"

Raka menoleh. "Untuk apa gue cerita?" Raka malah balik bertanya.

"Yaa gue mau tahu aja. Apa alasan dibalik senyum lo itu."

"Lo emang gak takut?"

"Takut kenapa?"

"Sama cowok lo?"

Raya menatap serius Raka. "Tiga hal yang mau gue sampaikan."

"Apa?"

"Pertama, gue nggak takut sama Deon. Kedua, gue bukan ceweknya dia. Ketiga, gue mau selalu ada di sisi lo. Karena itu bisa buat gue aman kan ... itu janji lo?"

"Nggak lagi," ujar Raka tidak kalah serius. "Sekarang nggak lagi, untuk lo harus di dekat gue. Karena lo bakal aman kalo lo berada di dekat cowo lo," sambungnya.

Raka beranjak pergi.

°°°°°°°°°°°°°

Keesokan harinya, kedua sahabat Raka kini telah berada di Indonesia. Mereka begitu disambut antusias oleh Raka, begitupun sebaliknya. Raka mengundang kedua sahabatnya itu untuk party di rumahnya. Party kecil-kecilan, bukan untuk minum-minuman keras karena mereka tahu betul alkohol tak baik untuk kesehatan.

"Gimana kabar lo selama sekolah di Unggul Indonesia?"

"Seharusnya gue yang nanya sama lo. Gimana kelulusan di Dulwich College Seoul ... whether festive or simple?

"Well! Nggak ada yang mengesankan karena nggak ada lo."

"Iya bener Bos. Di saat semua lagi asik-asikan potret-memotret and than jungkir balik. Kita mah diem-diem bae!"

Raka terbelalak. "Anjir! Jungkir balik gak tuh."

Mereka pun terkekeh.

"Anyway! Ada saran dari kepala sekolah buat lo."

Raka Cakrawala || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang