Happy reading ❤️******
Liana adalah seorang mahasiswi jurusan Kewirausahaan yang didesak oleh orang tuanya untuk segera menikah. Meskipun belum berencana untuk menikah. Liana menerima permintaan kedua orang tuanya, utnuk dijodohkan. Namun, pria pilihan orang tuanya tidak sesuai dengan kriteria Liana.
Orang tua Liana memilih seorang pria yang kaya, namun untuk masalah ketampanan belum memenuhi standar Liana. Liana beralasan bahwa dengan menikahi pria kaya tersebut, anak-anak mereka kelak akan menjadi cantik atau tampan. Liana merasa pilihan orang tuanya tidak sesuai dengan keinginannya.
Saat itu, Liana sedang mengendarai mobil, ketika ponselnya berdering. Ia pun berhenti sejenak di pinggir jalan untuk mengangkat telepon tersebut. Ternyata, yang menelepon adalah ibunya.
"Halo," ucap Liana.
"Liana, di mana kamu?" tanya Ibunya melalui telepon.
"Sedang di jalan," jawab Liana.
"Cepat pulang, sudah pukul 20.00!" ucap Ibunya dengan nada marah.
"Baru juga pukul 20.00, belum larut malam," ucap Liana.
"Larut malam ataupun tidak, kamu harus pulang cepat!" ucap Ibunya.
"Apa Ibu tidak bisa tidak marah-marah terus? Lagi pula, Liana bukanlah wanita malam," ucap Liana.
"Bagaimana Ibu tidak marah? Dari pagi sampai malam kamu belum pulang dan tidak ada kabar," ucap Ibunya.
"Tadi Liana ketiduran. Sekarang Liana mau ke toko buku sebentar untuk membeli buku," ucap Liana.
"Jangan lama! Awas kalau kamu keluyuran," ucap Ibunya.
"Iya, Nenek Lampir," ucap Liana seraya segera mematikan telepon agar tidak mendengar omelan dari Ibunya. Liana khawatir akan mendapat masalah jika pulang ke rumah, dalam keadaan Ibunya sedang marah. Ia pun segera melajukan kendaraan roda empat menuju toko buku.
Saat tiba di toko buku, Liana berjalan kaki dari tempat parkir menuju toko. Ia pulang malam karena sebelumnya ketiduran di kost temannya. Niatnya adalah menjenguk temannya yang sakit, tetapi Liana justru tertidur di kost temannya.
Liana mulai mencari buku yang disukainya dan pergi ke rak khusus novel fiksi. Ia tertarik pada sebuah novel berjudul “Hati yang Terbelah.” Meskipun sampul bukunya tidak menampilkan wajah tokoh utama atau desain yang estetik, Liana merasa tertarik dengan buku tersebut. Sampulnya hanya berwarna hitam dengan judul novel yang tercetak. Entah mengapa, Liana sangat ingin membeli buku itu dan merasa penasaran untuk membacanya.
Setelah membeli beberapa buku, termasuk novel tersebut. Liana pun segera kembali pulang.
Setibanya di rumah, Liana langsung mendapatkan omelan dari Ibunya. Ia menggosok-gosok telinganya saat mendengarkan siraman rohani dari Ibu tercinta. Sungguh, Ibunya ini sangat cerewet menurut Liana.
Setelah selesai mendengarkan omelan tersebut, Liana pun kembali ke kamarnya dan mulai membaca novel yang baru dibeli. Ia duduk di atas tempat tidurnya sambil menikmati makanan ringan, tanpa mengganti bajunya yang sudah bau keringat.
Liana membaca novelnya dan pada halaman pertama, cerita tersebut menggambarkan ciri-ciri seorang CEO. Membuat Liana merasa senang dan semakin berkhayal, berkeinginan memiliki suami yang kaya, tampan, bertanggung jawab, dan tidak pelit. Namun, saat membaca halaman berikutnya, Liana merasa kesal dengan karakter pria yang kasar, yang bahkan membawa wanita lain ke rumah.
"Istrinya lemah banget," ucap Liana.
"Harusnya marah dong, kalau perlu pukul suaminya," lanjut Liana dengan emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Becoming a Wife? [END]
RomanceBagaimana jadinya kalau keinginan mempunyai suami tampan dan kaya terwujud, melalui transmigrasi jiwa. Namun, tidak sesuai ekspektasi. ✨ Novelet Telah terbit versi E-book di Eternity Publishing dengan Bab 19 [End]✨ Ig Penerbit : Eternity Publishing...