Happy reading ♥️
******
Sebelum pulang ke rumah, Aksa pergi ke tempat biasa di mana ia melepaskan rasa lelahnya hingga malam tiba.
Tepat pukul 23.00, Aksa pulang dalam keadaan mabuk. Hal ini membuat Liana tidak suka, terutama karena dia tidak menyukai pria yang mabuk. Meskipun Aksa sudah kaya, apa yang membuatnya stres hingga mabuk? Atau mungkin Aksa hanya merasa bosan dan memilih untuk mabuk-mabukkan. Liana melihat pemandangan itu dengan miris saat Aksa berjalan tanpa arah, menabrak meja, dan terjatuh di lantai.
"Pekerjaanmu hanya mabuk kah? Menyusahkan orang," ucap Liana.
"Eugh… Bella," ucap Aksa.
"Aku Keyla, kampret!" sahut Liana dengan kesal.
"Keyla…" Aksa tersenyum miring.
"Aku belum menghukummu," ucap Aksa dalam keadaan mabuk.
“Hukum saja, elah," tantang Liana. Menurutnya, seseorang yang dalam keadaan mabuk tidak akan bisa berbuat apa-apa, pasti hanya bisa berjalan sempoyongan.
Aksa berdiri dalam keadaan mabuk dan berjalan mendekat ke arah Liana. Perlahan, Liana mundur.
“Maju sedikit lagi, aku tonjok!” ucap Liana.
Namun, Aksa berjalan cepat dan mendorongnya dengan kasar hingga terjatuh. Dia menendang Liana dan menarik rambut. Liana tidak menyangka akan mendapatkan tindakan kasar dari seorang pria.
“Lepasin, sial*n!” marah Liana.
Aksa berjongkok sambil memegang dagu wanita di hadapannya.“Kenapa wanita seperti kamu datang ke dalam hidupku?” tanyanya.
Tanpa peringatan, Aksa menampar pipi wanita itu. Liana memegang pipi yang terasa panas akibat tamparan tersebut.
“Sial*n!!” teriak Liana sambil mendorong bahu Aksa hingga terduduk, membalas tamparan yang dilakukannya. Aksa terbatuk akibat serangan balasan itu.
Liana menyeret Aksa yang mabuk tanpa sadar membenturkan kepalanya pada meja kaca. Akibatnya, kepala Aksa terluka dan darah mulai menetes.
Aksa memegang kepalanya dan melihat darah, “Kamu gila hah!”
Liana menatap tajam Aksa. “Iya, aku gila, gila karena menemukan pria sepertimu,” katanya sambil memukul kepala Aksa dengan tangannya.
“Kamu pikir wanita sepertiku lemah? Jika perlakuanmu kasar padaku, bukankah aku berhak bertindak serupa?”
Entah bagaimana, Liana merasa ingin melihat darah Aksa sebagai balasan atas semua perasaan yang terpendam. Dia merasakan ada campur tangan dari Keyla dalam dirinya.
Liana mendekat semakin dekat dengan wajah Aksa. “Dulu aku mencintaimu, tapi begini balasannya? Apakah kamu masih mencintai Bella? Berani membawanya ke rumah dan aku melihat kemesraanmu dengan wanita lain?” ucap Liana.
“Katakan padaku, Aksa, wanita mana yang tidak sakit hati melihat suaminya bermesraan dengan wanita lain?”
Aksa tertawa. “Kamu salah, bukankah sudah kukatakan dulu aku menolakmu? Sangat bodoh,” ucapnya.
“Bahkan ibuku saja lebih mempercayaimu daripada anaknya,” tambah Aksa.
Tak lama kemudian, Aksa muntah mengeluarkan semua isi perutnya.
******
Saat pagi hari tiba, tepat pukul 08.00, Liana bangun dan duduk di atas kasur, melihat tangannya yang berani membenturkan kepala Aksa hingga terluka. Dia hanya membalas tamparan Aksa, tetapi entah mengapa, ada dorongan dalam dirinya yang membuatnya ingin sekali melihat darah Aksa.
Liana keluar dari kamarnya, dan saat menuju dapur, dia melihat Aksa yang sedang meminum air dengan kepala yang dibalut perban. Mereka pun saling menatap.
Aksa menghela napas kasar, lalu menaruh gelas kembali dan pergi meninggalkan Liana yang terdiam. Dalam pikiran Aksa, sepertinya dia tidak akan berani lagi kepada Keyla. Meskipun semalam Aksa mabuk, dia tidak sepenuhnya tidak sadar, Aksa masih mengingat kejadian yang terjadi semalam.
Namun, ada satu pria lain yang masuk ke dalam dapur. Pria itu tersenyum tipis ke arah Liana.
“Hai! Apa kabar?” tanya pria itu.“Edward, obatku yang mana?” ucap Aksa yang kembali datang ke dapur.
Liana melihat pria yang menanyakan kabarnya itu. Dialah Edward, orang yang akan dijodohkan Aksa kepada Keyla.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Becoming a Wife? [END]
RomanceBagaimana jadinya kalau keinginan mempunyai suami tampan dan kaya terwujud, melalui transmigrasi jiwa. Namun, tidak sesuai ekspektasi. ✨ Novelet Telah terbit versi E-book di Eternity Publishing dengan Bab 19 [End]✨ Ig Penerbit : Eternity Publishing...