~Bab 9~

4.4K 194 5
                                    

Happy reading ♥️


******



Sebagai orang tua, Andi sangat berharap agar anak laki-laki satu-satunya tidak pernah memperlakukan seorang wanita dengan kasar.

Saat Aksa pulang ke rumah setelah seharian bekerja, Andi meminta agar mereka bertiga berkumpul untuk membahas sesuatu yang sangat penting.

“Jujur, apa yang terjadi sejak kalian resmi menjadi suami istri?” tanya Andi.

“Ini adalah masalah rumah tangga kalian, tetapi sebagai orang tua, Papa merasa perlu terlibat. Kami yang menjodohkan kalian dan tidak ingin melihat salah satu dari kalian terluka atau tersakiti dalam pernikahan ini,” lanjutnya.

“Aksa tidak mengerti mengapa Papa dan Mama menjodohkanku dengan Keyla. Apakah Bella tidak cukup baik? Jika kalian merasa Bella kurang tepat, aku bisa membimbingnya,” ucap Aksa.

“Sebaik apa pun Keyla, tetapi jika aku tidak mencintainya, pernikahan ini akan tetap berujung pada kehancuran,” tambahnya.

“Lalu, mengapa kalian seolah tidak ada masalah dalam pernikahan ini? Kalian hanya berakting?” ucap Dwi dengan nada marah.

“Itu karena Mama sangat menyayangi Keyla. memujinya, bahkan Mama ingin menggendong cucu. Demi Mama, Aksa terpaksa berakting bersama Keyla, dan itu juga atas persetujuan Keyla,” jawab Aksa.

Dwi terdiam, menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya. Andi menenangkan Dwi dan berkata,
“Papa akan menjelaskan mengapa Mamamu sangat menyayangi Keyla. Keyla rela tidak tidur semalaman  untuk menjaga kamu hingga kamu sadar dari koma. Itulah  Keyla.”

“Papa salah! Saat Aksa kecelakaan dan koma, Bella yang menjaga aku, bukan Keyla,” ucap Aksa dengan tegas.

“Kamu tidak menyadari, kamu hanya percaya pada Bella. Mama yang tahu kebenarannya,” balas Dwi, mengingatkan Aksa akan kenyataan.
Aksa terdiam, berusaha mencerna ingatan bahwa saat ia sadar, wajah Bella yang pertama kali dilihatnya.

Namun, kenyataannya, Keyla  yang setia menjaga dan merawat Aksa selama ia koma. Sementara itu, Bella, seorang model yang sibuk dengan kariernya, hanya menjenguk Aksa sekali. Kebetulan, saat Bella kembali, Aksa mulai sadar dari komanya.

“Papa tidak akan melarangmu. Bicaralah baik-baik pada Keyla agar perpisahan ini berlangsung damai,” tegas Andi.

“Keyla mencintaimu dan jujur kepada Mama. Mama juga melihat Keyla sebagai gadis yang baik,” tambah Dwi.

“Namun, Mama tidak akan menghalangi keputusan kalian,” lanjutnya.

******

Saat malam tiba, tepat pukul 20.00, Liana baru tiba dan melihat rumah Aksa yang sepi. Biasanya, Dwi dan Andi duduk berbincang di ruang tamu. Liana berpikir mungkin kedua orang tua Aksa sedang di kamar.

Tanpa ragu, Liana menuju kamar Aksa dan membuka pintunya. Begitu pintu terbuka, terlihat Aksa yang baru mandi, bertelanjang dada dengan handuk melilit pinggangnya.

“Mamamu dan Papamu mana?” tanya Liana.

“Tumben mereka tidak kelihatan,” lanjutnya.

“Mereka kembali ke rumah,” jawab Aksa

“Maksudmu rumah mereka?” tanya Liana. Aksa mengangguk.

Liana mengambil peralatan riasan miliknya di kamar Aksa, lalu berbalik menuju pintu untuk keluar. Namun, langkahnya terhenti ketika Aksa memanggil nama Keyla. Liana berbalik menghadap Aksa.

“Tolong jawab pertanyaanku dengan jujur,” ucap Aksa, nada suaranya serius.

“Menurutmu, apa aku selama ini tidak jujur?” balas Liana.

“Aku ingin tahu, Keyla. Apa benar kamu merawatku saat aku koma?” tanya Aksa.

Liana terdiam, bingung karena tidak mengingat kejadian tersebut. Dia tidak tahu harus menjawab apa.

“Jawab, Keyla,” desak Aksa.

Liana tiba-tiba merasakan telinganya berdenging, diikuti dengan denyutan di kepalanya. Ia memegang kepalanya, dan bayang-bayang kejadian lalu mulai muncul di benaknya.

Kejadian tersebut menggambarkan tangis seorang gadis SMA yang kehilangan kedua orang tuanya. Lalu, fokus berpindah kepada sosok pria yang terbaring lemah, memperlihatkan Keyla yang sedang mengelap wajah Aksa dengan tisu basah.

Kepala Liana semakin berdenyut sakit. Dia hanya mengangguk-angguk, menahan rasa nyeri.

“Iya? Itu kamu? Bagaimana dengan Bella—” Aksa terpotong.

“Diam! Kepalaku sakit, apa kamu tidak melihat?” Liana kesal, suaranya meninggi.













TBC




.

Becoming a Wife? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang