~Bab 6~

5.1K 233 3
                                    

Happy reading

*******




Liana meminta Bara untuk mengantarkannya ke restoran karena ia belum makan sejak berangkat dari rumah ke butik. Bara memenuhi permintaan tersebut dan mengantar Liana.

Sesampainya di restoran, Liana meminta Bara kembali ke tempat perkumpulan The Venomous, merasa tidak terlalu khawatir tentang butik Keyla, karena sudah ada orang yang ditugaskan sebelumnya oleh Keyla asli untuk mengurus butik jika ia tidak ada.

Liana baru saja memasuki restoran. Lalu,  ia bertemu dengan Edward yang tersenyum ke arahnya.

“Edward?” tanya Liana.

“Sedang apa di sini?”

“Untuk makan, tidak mungkin berenang,” jawab Edward sambil tertawa pelan.

Liana mengucapkan, "Ah, iya, hanya basa-basi."

Edward menjawab, "Ayo, duduk bersama dan memesan makanan."

Sebenarnya, Edward telah selesai makan dan akan pulang. Namun, dia melihat istri Aksa dan mengajaknya duduk bersama, seolah dia juga belum makan.

Liana dan Edward pun duduk bersama, lalu Edward mengucapkan, "Bagaimana dengan Aksa? Apa dia sudah baik-baik saja?"

Liana menjawab, "Aku tidak tahu dan aku tidak mau tahu."

Edward terdiam sejenak, lalu datang pelayan restoran untuk mencatat makanan yang ingin dipesan Liana dan begitu juga Edward.

Edward kemudian bertanya, "Bagaimana kamu tidak perduli dengannya? Bukankah kamu yang selalu merasa khawatir kepada Aksa?"

Liana menjawab, "Edward, dulu aku memang bodoh mencintai pria seperti dia, dan sekarang aku ingin berpisah dengannya."

"Dan dia malah menjodohkan kamu denganku saat aku masih status sebagai istri, itu berarti dia sudah merencanakan perpisahan," tambah Liana.

Liana melanjutkan, "Lebih baik kita saja yang menikah bukan? Lalu, hidup bahagia."

Edward terdiam sejenak, lalu berkata, "Keyla, bagaimana bisa kamu berpikir seperti ini? Padahal kamu  yang menginginkan pernikahan hanya satu kali."

"Pernikahan bukan sebuah mainan yang bisa kamu lepaskan dan tinggalkan," ucap Edward.

"Aku tahu itu, tapi apa aku harus bertahan dengan pria seperti Aksa?" ucap Liana.

Edward menatapnya dengan serius dan berkata, "Bukankah kamu pernah bilang akan bertahan dengan Aksa? Apapun perlakuan Aksa?”

"Itu dulu, sekarang untuk apa bertahan? Lagi pula, Keyla memang bodoh.”

Edward terdiam menatap wanita di hadapannya dengan serius, dalam pikirannya dia bertanya-tanya, apakah di hadapannya adalah Keyla atau seseorang yang mirip dengan wajah Keyla. Rasanya, wanita di hadapannya bukan Keyla melainkan orang lain. 

Hal yang paling membuat Edward terkejut adalah saat Aksa memberitahu bahwa Keyla adalah penyebab luka di kepala Aksa.



*******


Aksa pulang dengan perasaan kesal. Bella terus mendesaknya untuk segera menikah, dan setiap hari dia selalu menanyakan hal yang sama. Rasanya, Aksa semakin frustrasi setiap kali Bella mengulang pertanyaannya itu.

“Mana Keyla? Kenapa dia tidak pulang bersamamu?” tanya Dwi.

“Udahlah, Ma! Kenapa  terus bertanya tentang Keyla? Aku capek pulang kerja,” jawab Aksa dengan kesal.

“Mama khawatir dengan istrimu, Aksa. Dia pergi sendiri,” ucap Dwi.

“Apa Mama tidak khawatir dengan Aksa? Siapa yang lebih penting, anak Mama atau Keyla? Dia sudah dewasa dan tahu jalan pulang,” balas Aksa, frustrasi.

“Ada apa denganmu, Aksa? Mama hanya menanyakan tentang Keyla, kenapa jawabanmu seperti itu?” ucap Dwi.

“Apa kalian bertengkar?” tanya Dwi lagi, khawatir.

“Andai saja Mama dan Papa tidak memaksaku menikah dengan Keyla, aku pasti hidup bahagia bersama Bella,” keluh Aksa.

“Jadi, selama ini kamu masih belum menerima Keyla?” ucap Dwi.

“Benar, Aksa tidak mencintai Keyla. Mama bilang cinta akan tumbuh nanti saat pernikahan. Tapi mana? Cinta ini tidak kunjung datang,” keluh Aksa dengan nada frustrasi.

Dwi terdiam, merenungkan apakah dirinya dan suaminya telah salah menjodohkan Aksa dengan Keyla. Mereka hanya ingin Aksa hidup bahagia bersama wanita baik seperti Keyla. Dwi merasa tidak tega jika Keyla mencintai Aksa, tetapi cintanya tidak terbalaskan.









TBC








.








Becoming a Wife? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang