~Bab 14~

3.7K 132 2
                                    


Happy Reading ❤️


********


Seorang gadis berusia tujuh belas tahun berlari ke rumah sakit setelah mendengar kabar bahwa kedua orang tuanya dirawat di sana. Kabar tersebut disampaikan oleh seorang suster yang mencari tahu tentang keluarga korban. Suster itu sempat menelepon kerabat orang tua Keyla, tetapi sebagian besar berada di luar kota dan luar negeri. Untungnya, ada anak mereka, Keyla, yang dapat dihubungi.

“ibu, ayah,” tangis Keyla ketika melihat orang tuanya sudah ditutupi kain berwarna putih.

Saat Keyla membuka kain tersebut, wajah mereka tampak pucat dan suhu badan mereka yang dingin. Tangis Keyla semakin menjadi.

Seorang wanita memasuki ruangan tersebut wanita itu adalah Dwi dia berjalan mendekat ke arah gadis bernama Keyla itu.

“Tolong maafkan kami, maafkan kami,” ucap Dwi sambil meneteskan air mata. Dia sangat merasakan betapa sakitnya kehilangan sosok yang kita cintai.

“Kalian membunuh orang tuaku!” seru Keyla dengan marah.

Dwi menggelengkan kepalanya. “Nak, suami Tante tidak sengaja melakukannya. Tolong maafkan kami, jangan bawa ini ke jalur hukum. Tolong,” mohon Dwi dengan penuh harap.

Keyla menatap ibunya yang terbaring di sana, bayang-bayang nasihat yang diberikan ibunya terlintas dalam pikirannya. Ibunya selalu berpesan agar Keyla saling memaafkan. Namun, apakah Keyla harus memaafkan orang yang telah menyebabkan kematian orang tuanya?

Saat proses pemakaman tiba, Keyla tidak bisa berhenti menangis, begitu juga saudara-saudara dari ayah dan ibunya. Mereka menyalahkan Keyla sebagai penyebab musibah tersebut, menganggapnya sebagai anak haram. Sejak dilahirkan, Keyla selalu dianggap membawa sial, terutama karena ada isu bahwa ibunya berselingkuh saat hamil. Meskipun demikian, Keyla adalah anak kandung dari kedua orang tuanya.

"Hidup sendiri saja kamu, anak sial Pergi menjauh dari kami, jangan sampai kami juga terkena musibah," ucap seorang wanita dari pihak saudara ayah Keyla dengan nada kasar.

Melihat Keyla yang tidak diterima dengan baik oleh keluarganya, Dwi dan Andi memutuskan untuk merawatnya.

Ada satu pertanyaan yang terus mengganggu pikiran Keyla. Dia mendengar dari neneknya, ibu dari ayah kandungnya, bahwa mereka telah memberitahu Andra dan bahwa Keyla tidak akan pernah melihat adiknya. Namun, Keyla bingung; siapa sebenarnya adik itu dan siapakah Andra yang disebut-sebut?

Liana terbangun oleh gelas yang jatuh, Liana melihat Andra yang tidak sengaja menjatuhkan gelas.

“Maaf, sudah membangunkanmu,” ucap Andra.

Liana kemudian duduk, mengelus dadanya yang berdebar kencang akibat terkejut. Mimpi itu terasa begitu nyata baginya, dan seketika dia menyadari bahwa ini mungkin merupakan petunjuk dari Keyla.

“Kamu mau sarapan? Biar aku pesankan makanan,” tanya Andra, dan Liana mengangguk setuju.

Liana kemudian memeriksa ponselnya dan melihat berita tentang Keyla yang tidak habis-habisnya. Apalagi saat itu, Liana ditanyakan oleh wartawan, banyak yang tidak percaya dengan apa yang dikatakan Liana dan lebih percaya dengan gadis bernama Naya itu.

Liana melemparkan ponselnya ke atas kursi bantal. “Emang kampret sih, Naya,” ucapnya.

Sementara itu, Andra keluar dari ruangan untuk mengambil pesanan makanan. Setelah mengambilnya, dia kembali masuk.

“Ayah Naya bernama Erick. Dengar-dengar, ibu selingkuh dengan ayah Naya,” ucap Andra sambil duduk dan menata makanan.

“Fitnah itu! Nenekmu saja yang suka memfitnah orang,” balas Liana.

“Tidak mungkin nenek seperti itu,” ucap Andra.

“Ya, kamu kan dirawat oleh nenekmu, jadi wajar jika kamu tidak percaya,” jawab Liana.

“Sekarang jelaskan, bagaimana kamu bisa pacar-pacaran dengan sih Naya itu,” ucap Liana.

Saat Andra kembali dari luar negeri dan tiba di Indonesia, dia tinggal di rumah keluarga dari pihak ayahnya. Di sana, Andra mendengar dari saudara ayahnya bahwa dia memiliki seorang adik. Saat Andra dirawat, dia berusia satu tahun dan dirawat oleh ibu dari ayahnya.

Andra sangat penasaran dengan adiknya dan mencari informasi hingga tidur pun susah. Beruntungnya, kakak dari ayahnya, Andin, berbaik hati membantu Andra. Andin tidak tega jika seorang saudara kandung dipisahkan dan dia khawatir jika suatu saat mereka bertemu karena perasaan cinta.

Di dunia ini, tidak ada yang tidak mungkin jika Tuhan berkehendak mereka bertemu pasti dipertemukan. Andin tahu bahwa Keyla dirawat oleh keluarga penabrak, dengan berbagai cara Andin mendapatkan foto wajah Keyla. Terlihat wajah cantiknya mirip dengan ayahnya yang tampan. Bagaimana bisa ada yang mengatakan Keyla anak haram?

Lalu, mengikuti Keyla pergi dan berpura-pura sebagai pembeli, Andra mendapatkan informasi bahwa Keyla adalah pemilik butik tersebut. Setiap harinya, Andra akan menyamar sebagai pembeli dan melihat keakraban Naya dengan Keyla, sehingga Andra menganggap Keyla dan Naya berteman dekat.

Saat Andra mendekati Naya, saat itu Naya menjadi lebih terbuka, Naya mengungkapkan rasa ketidaksukaan kepada Keyla dan akan membuat berbagai cara agar membuat Keyla hancur. Lalu, Andra menawarkan diri untuk bekerja sama.

Andra menerima tawaran Naya untuk memfitnah Keyla pada ulang tahun Tuan Xander, meskipun Andra sudah mengetahui risikonya.

“Kamu seharusnya datang menemuiku dulu, kenapa harus menyamar dan melakukan hal bodoh?” ucap Liana.

“Sangat sulit karena dirimu sekarang berbeda, lebih terbuka,” jawab Andra.

“Ibu Naya bernama Vera; dia memiliki dendam terhadap ibu kita, entah apa itu,” jelas Andra.

“Baiklah, jika Naya berhasil menuduh ibu Keyla dan mempermalukan Keyla, kita akan membalasnya,” gumam
Liana.

********


Manda memeriksa dengan detail cctv saat terjadi kekacauan di butik Keyla beberapa hari lalu, terlihat sosok perempuan yang menyuruh dua orang pria untuk masuk ke butik Keyla itu, dan merusak pintu agar bisa masuk.

“Perempuan ini mirip dengan wanita itu,” ucap Bara.

“Sudah jelas dia tidak suka dengan Keyla,” ucap Manda.

“Dia mengaku adalah teman Keyla, aku kira hanya kita yang berteman dengan Keyla,” jawab Bara.

“Menurut informasi, wanita itu sempat dirawat di rumah sakit jiwa,” ucap Feng.

“Wah, gila dong,” ucap Bara.

“Penyebab dia masuk rumah sakit jiwa apa?” tanya Manda.

“Sudah jelas, pasti stres,” jawab Bara.
“Naya memiliki obsesi yang sangat kuat untuk memenuhi semua keinginannya. Mungkin dia pernah mengalami kekerasan atau dibiasakan sejak kecil agar kebutuhannya terpenuhi,” ucap Feng.

Manda kemudian memeriksa informasi di layar laptop tentang rumah sakit jiwa yang pernah merawat Naya.

“Lalu, bagaimana dengan pria bernama Andra?” tanya Bara kepada Feng.

“Aku ragu untuk memberitahu Keyla bahwa Andra adalah kakak kandungnya,” ucap Feng, membuat Manda yang tadinya fokus memeriksa informasi tentang rumah sakit seketika menatap ke arah Feng, sementara Bara melotot lebar.



TBC






.

Becoming a Wife? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang