Hari sudah menggelap, Hyuna sedang mengotak-atik hp nya. Setelah Hyuna di antarkan pulang oleh Jihoon tadi, Hyuna terus memikirkan laki-laki itu.
Pasalnya, saat di perjalanan menuju rumah Hyuna. Jihoon tak kunjung bicara sedikit pun bahkan untuk pamitan saat dirinya pulang pun tidak.Saat Hyuna melihat Jihoon mengusap pipi nya, terlintas sesuatu di pikiran Hyuna. Apa Jihoon saking ketakutan nya sampai-sampai Jihoon menangis, tapi di satu sisi Hyuna juga merasa ada yang tidak beres dengan laki-laki itu.
Saat sedang menyetir saja, Jihoon tidak fokus tangannya terus bergetar. Hyuna tidak berani bertanya sebab saat akan bicara sedikit saja, Jihoon langsung membentak nya. Bahkan ketika hari sudah gelap, tidak ada kabar apapun dari Jihoon karena biasanya Jihoon akan menelpon atau langsung datang ke rumah nya.
Hyuna pun keluar dari kamar nya, dia duduk di sofa dan menyalakan tv. Di tv itu sedang menyiarkan berita pesawat jatuh, Hyuna langsung mengganti chanel tv nya karena berita itu menurut nya tidak terlalu penting.
Beberapa kali, Hyuna berusaha mencoba menghubungi Jihoon. Entah kenapa, perasaan nya jadi tidak nyaman begini.
Nomor yang anda tuju sedang tid—
Hyuna berdecak kesal, lalu mencoba menghubungi Jihoon lagi.
"Mas, angkat dong...." Hyuna jadi gelisah.
"Ck! Marah sampe segitu nya, padahal kan tadi udah janji gak bakal lagi. Lagian kalo dia emang beneran malu karena ketakutan, yaudah gak apa-apa. Tapi, jangan sampe begini juga dong," ketus Hyuna lalu dia pun spam pesan pada Jihoon. Tidak perduli apa yang akan di lakukan Jihoon karena banyak pesan tidak jelas yang di kirim Hyuna.
"Btw, mas Jihoon tinggal nya dimana ya?" gumam nya. Hyuna baru sadar akan itu, selama ini kadang Jihoon menginap di rumah nya tanpa tau dimana Jihoon tinggal.
"Bodo amat lah, nanti gue tanyain Jaehyuk." Hyuna mematikan tv nya lagi lalu bergegas ke kamar nya.
Di sekolah, kini Hyuna baru mengganti seragamnya dengan seragam olahraga. Saat akan keluar, tiba-tiba ada yang menarik tangannya.
"Aw, ssh lo apa-apaan?!" bentak Hyuna emosi.
"Sekarang, Bodyguard lo nggak ada dan itu kesempatan bagus buat gue manfaatin lo," ucapnya. Ternyata dia adalah orang yang waktu itu meminta nomor telepon nya, kita panggil saja dia Sunwoo.
"Sembarangan! Minggir lo, gak punya sopan santun banget lo, ini tempat cewek dan cowok mesun kayak lo gak boleh masuk," tutur Hyuna penuh emosi.
Sunwoo menahan tubuh Hyuna dengan dia menempel kan kedua tangan nya di kedua sisi tubuh Hyuna. "Gue suka sama lo, lo itu harus nya jadi milik gue. Bukan nya sama om-om kayak dia," cibir nya tepat di depan wajah Hyuna.
"Mulut lo kurang ajar banget," geram Hyuna menatap tajam pada cowok itu.
Sunwoo tersenyum miring dan itu semakin membuat Hyuna kesal.
"Minggir lo!" bentak Hyuna.
"Mau kemana emang nya, disini cuman ada kita berdua, aman kok jadi—"
Brugh!
"Jangan macem-macem sama gue ya, lo pikir gue cewek murahan. Gue ogah sama cowok kayak lo!" amuk Hyuna setelah dia menendang kuat lutut Sunwoo hingga Sunwoo tersungkur.
"Bangsat!" umpat Hyuna lalu dia pun segera keluar dari ruangan itu. Belum tau saja, jika perempuan seperti Hyuna itu memang tidak akan menerima laki-laki kurang ajar seperti Sunwoo.
Hyuna menerima Jihoon? Karena Hyuna sudah membicarakan soal itu dengan papa nya juga, jadi Hyuna tau kalau Jihoon tidak main-main. Makanya Hyuna menerima Jihoon. Meskipun rasa cintanya pada Jihoon belum terlalu besar, setidaknya kebersamaan dirinya bersama Jihoon bisa mempererat hubungan nya.
Tak mau kalah, Sunwoo langsung mengejar langkah Hyuna. Lalu, Sunwoo pun menarik rambut Hyuna dari belakang.
"Ternyata lo suka main kasar ya," ujar Sunwoo menarik kuat rambut Hyuna. Bahkan Hyuna sampai mendongakan kepala nya ke atas.
"Lepasin gue bangsat!" umpat Hyuna lagi, Hyuna terus berontak dengan sekuat tenaga nya. Hyuna menendang kaki Sunwoo dan setelah itu mereka pun terlibat perkelahian di antara mereka dan itu mengundang salah satu guru dan beberapa siswa/i yang melihatnya.
Mau bagaimana pun, Hyuna itu perempuan. Hyuna kalah saat pukulan kuat mendarat di pipi nya dan menyebabkan pipinya itu lebam, Hyuna merasa kan panas dan perih secara bersamaan.
"Woy!"
"Woyy!!"
Teriak Haruto dan Jeongwoo melerai kedua nya.
"Lo apa-apaan, bagus lo ngajak berantem cewek Ha!!" bentak Haruto pada Sunwoo.
"Na, lo nggak apa-apa?" tanya Haruto.
Sunwoo menetral kan nafas nya dan menatap bengis pada Hyuna, "gue gak bakal kayak gini kalo dia gak duluan—"
"Ya, kenapa lo nggak ngalah aja. Lo cowok, gak seharus nya lo bersikap kayak gini!" balas Jeongwoo.
"Lo yang mau macem-macem sama gue tadi, lo masuk ke ruang ganti cewek dan mojokin gue ke tembok. Jujur aja sih lo!" marah Hyuna menunjuk-nunjuk wajah Sunwoo.
"Sudah-sudah, kalian berdua sama aja. Sudah, sekarang kalian ikut bapak ke ruang guru. Cepat," sela pak guru yang ada disana.
Haruto, Jeongwoo menatap Hyuna, "dia maksa gue buat jadi milik nya, gue gak mau," ucap Hyuna lalu melangkahkan kaki nya menyusul pak guru yang sudah melangkah jauh dari mereka.
"Kalo aja bukan cewek udah gue mampusin tuh cewek, sialan!" umpat Sunwoo mengusap wajah nya dan ikut menyusul pak guru itu juga.
"Macem-macem sama Hyuna, dia pikir Hyuna cewek apaan," ujar Jeongwoo pelan.
Haruto tertawa pelan, "tapi gue kasian sama Hyuna kalo dia udah maen pukul-pukul gini, Hyuna tetap aja cewek, gimana kalo misalnya dia kenapa-napa," balas Haruto.
"Kalem aja, dia udah biasa," kata Jeongwoo.
"Lagian, Hyuna kan udah punya Bodyguard sekarang. Tapi, kenapa Hyuna masih aja sering sendirian? Bukan nya tugas Bodyguard itu harus selalu ada buat Hyuna, apalagi di saat-saat begini. Gak bertanggung jawab banget," tutur Haruto.
"Satu gak ada, yang lain nya juga ikut hilang. Biasanya kan masih ada dua orang lagi yang jagain tapi kenapa sekarang pada nggak ada, heran gue," pungkas Jeongwoo sembari tertawa remeh.
"Udah lah, yok cabut." Haruto langsung melangkahkan kaki nya pergi ke lapangan. Jeongwoo pun mengikuti nya.
****
Mumet bgt😭🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Bodyguard | JIHOON TREASURE
ФанфикFollow dulu dong, sabi kalee "Bisa gak sih lo jangan ngikutin gue terus, gue bukan bayi dan gak perlu di jagain!" Choi Hyuna yang sudah lelah karena di ikuti terus oleh Bodyguard nya. "Saya tidak peduli, ini perintah dan saya tidak suka di bantah!" ...