Setelah pulang sekolah."Kita ke rumah sakit ya, tapi nanti kita mampir dulu di supermarket beli sesuatu buat Jihoon," ujar Hyuna pada Junkyu yang membuka kan pintu mobil untuk nya.
"Siap!" jawab Junkyu.
Dari kejauhan, Haruto dan Jeongwoo menatapi ke pergian mobil yang Hyuna tumpangi.
"Hyuna banyak berubah sekarang ya?" tanya Jeongwoo pada Haruto.
Haruto mengangguk, "kalo aja gue gak di ancam, gue pengen dapetin Hyuna padahal," kata Haruto dengan nada bicara lemas.
Jeongwoo mengangguk mengiyakan, "tapi di sisi lain, gue juga seneng karena Hyuna udah berubah ke diri nya sendiri. Hyuna salah pergaulan makanya dia jadi gitu. Tapi, kenapa Hyuna malah jadi nyuekin kita, gue berharap Hyuna masih mau temenan sama kita nanti nya," tutur Jeongwoo.
"Udah lah, kita cabut." Haruto beranjak dan langsung menuju motor nya. Jeongwoo juga langsung menyusul nya.
"Kamu tidak akan kabur lagi kan?" tanya Junkyu saat mereka tiba di depan rumah sakit.
"Enggak lah, kenapa emang?" tanya Hyuna lagi.
"Sekarang saya ada pekerjaan lain yang harus di uruskan, saya harus pergi tapi saya takut kamu macam-macam dan nanti Jihoon akan marah pada saya," tutur Junkyu.
Hyuna tertawa ngakak mendengar penuturan Junkyu itu. Mereka masih belum percaya pada Hyuna.
"Sekarang ini gue mau jenguk Jihoon, gak bakal kabur kok. Kalo lo mau pergi ya pergi aja, gue mau langsung nemuin Jihoon," kata Hyuna berusaha meyakinkan Junkyu.
Junkyu pun mendekat pada Hyuna dan merebut paper bag yang ada di tangan Hyuna. "Saya akan ikut masuk dulu, saya harus pastikan kamu benar menemui Jihoon atau tidak. Ayo." Junkyu langsung berjalan duluan dan Hyuna pun terkekeh pelan.
Begini rasanya di posesif in oleh banyak laki-laki.
Tiba di depan ruang rawat VIP.
Hyuna langsung masuk mengikuti langkah Junkyu, Junkyu meletakan paper bag itu di atas meja. Lalu, Junkyu membalikan badan nya dan menatap pada Hyuna.
"Sudah disini, saya harus pergi. Kamu juga jangan pergi-pergian jika tidak ada izin dari Jihoon," ujar Junkyu.
"Iya," jawab Hyuna.
Junkyu mengangguk pelan, "kalau begitu, saya pamit ya. Permisi." Junkyu pun langsung keluar dan pergi meninggalkan Hyuna di tempat sepi itu. Hyuna menoleh pada ruangan yang terbuat dari kaca, di dalam sana nampak Jihoon yang terkapar lemas.
Hyuna pun langsung masuk ke dalam, Hyuna menatap Jihoon yang nampak tenang, kedua matanya tertutup rapat. Setengah tubuh nya di baluti perban dan piyama rumah sakit juga kancing nya hanya di pasang dua yang paling bawah. Entah itu Hyuna yang terlalu lebay atau apa, Hyuna sangat sedih dan tidak tega melihat keadaan Jihoon begini.
Hyuna duduk di bangku yang ada di samping brankar, matanya tertuju pada tangan kekar Jihoon yang punggung tangannya di pasang kan infusan.
Ragu-ragu, Hyuna menyentuh tangan Jihoon itu kemudian menggenggam nya. Ini pertama kali nya Hyuna begini, tangan Jihoon terasa sangat dingin.
"B-bangun ..." bisik Hyuna dengan suara lembut nya, tangan nya juga menggenggam erat tangan Jihoon.
"Saya tidak koma," ucap Jihoon tiba-tiba.
Hyuna kaget mendengar nya, Hyuna pikir Jihoon sedang dalam keadaan tidak sadar. Ternyata Jihoon memang tidak sedang tidur atau apapun, Jihoon hanya menutup matanya saja.
Hyuna langsung melepas genggaman nya. "Bikin kaget aja lo," gerutu Hyuna, Hyuna berdehem sebentar. Hyuna malu, kenapa dia bertindak begitu tadi.
Jihoon tertawa bahkan tawa nya mengeluarkan suara dan membuat Hyuna heran, tidak biasanya Jihoon tertawa begini. Senyum Hyuna juga seketika mengembang saat melihat Jihoon tertawa begitu.
"Tumben banget lo ketawa," ucap Hyuna menatap Jihoon.
"Karena kamu gila," terang Jihoon. Lalu, Jihoon pun terkekeh setelah nya.
"Apa sih lo? Lagi sakit aja juga masih aja nyebelin, pake manggil gue gila lagi," ketus Hyuna lalu melipat tangannya di depan dada, Hyuna memalingkan wajah nya ke arah lain.
"Kamu marah, berarti kamu merasa," celetuk Jihoon.
Hyuna pun diam dan menatapi Jihoon. Namun tak berlangsung lama, Hyuna bangkit dari duduk nya dan mengambil paper bag tadi. Hyuna meletakan paper bag itu di nakas.
"Bantu saya bangun," pinta Jihoon.
Bukan Hyuna yang membantu Jihoon bangun. Tapi, Hyuna mengambil remot dan menekan nya sehingga kasur yang di tiduri Jihoon langsung berposisi jadi sedikit berdiri dan Jihoon tidak perlu mengangkat tubuh nya untuk bangun, lagipula Hyuna tau jika Jihoon tidak boleh banyak bergerak karena luka di bahu nya di jahit akibat luka dalam.
"Terima kasih," ucap Jihoon.
Hyuna hanya mengangguk, "udah makan belum?" tanya Hyuna seraya mengeluarkan beberapa buah-buahan dari dalam paper bag itu.
"Sudah. Di rumah sakit tidak akan telat makan," jawab Jihoon.
"Yaudah, makan ini aja sekarang," ucap Hyuna dan langsung di angguki oleh Jihoon.
"Seharus nya kamu pulang dulu sebelum datang ke sini, kamu ganti dulu seragam kamu, kamu makan dulu atau belajar dulu," kata Jihoon di sela-sela mereka memakan buah-buahan itu.
Hyuna melirik pada Jihoon, "nanti juga bisa, lagian gue gak main kotor-kotoran. Lo kayak ke anak sd aja pake ngingetin harus ganti seragam dulu," balas Hyuna sambil tertawa pelan, Jihoon memang selalu peka bahkan terhadap sesuatu sekecil itu pun Jihoon perhatikan.
"Tapi, biasanya kamu sering pergi bahkan sebelum kamu mengganti seragam, iyakan?" tanya Jihoon dengan suara tenang nya dan Hyuna hanya tertawa ringan mendengar nya.
"Iya, iya, sekarang kan enggak," balas Hyuna.
****
Tanda-tanda mulai suka😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Bodyguard | JIHOON TREASURE
FanficFollow dulu dong, sabi kalee "Bisa gak sih lo jangan ngikutin gue terus, gue bukan bayi dan gak perlu di jagain!" Choi Hyuna yang sudah lelah karena di ikuti terus oleh Bodyguard nya. "Saya tidak peduli, ini perintah dan saya tidak suka di bantah!" ...