15 ; Tiba-tiba Bicara Begitu

649 64 2
                                    


Malam ini mungkin, adalah malam yang paling menyebalkan untuk Hyuna. Hyuna di paksa pulang ke rumah dan saat tiba di rumah nya, Hyuna langsung di marahi habis-habisan oleh papa nya. Bahkan marah papa nya lebih menyeramkan daripada marah nya Jihoon.

Kemarin, Hyuna bukan hanya iseng pergi ke club tapi dia memang berniat pergi kesana karena sudah lama dia tidak minum-minum. Hyuna mencari kesempatan karena Jihoon sedang sakit.

Tapi, semuanya tidak berlangsung baik. Karena Hyunmin pasti mengatakan pada Jihoon kalau malam tadi Hyuna tidak pulang ke rumah, makanya sampai-sampai Jihoon menyusul nya ke apartemen Haruto.

Padahal kan seharusnya Jihoon masih di rumah sakit, untuk mendapat kan perawatan khusus.

Saat tiba di rumah itu, Jihoon tidak ada kesempatan untuk menegur bahkan bicara pada Hyuna karena Hyuna langsung di bawa Hyunmin ke kamar nya. Sebenarnya Jihoon kasian sebab, bukan hanya memarahi dan mencaci maki, Hyunmin juga selalu berbicara dan bersikap kasar pada Hyuna, tapi ini semua demi kebaikan Hyuna juga kan.
Lagipula Jihoon hanya Bodyguard nya disini, dia tidak memiliki hak lebih untuk mendidik Hyuna.

Jihoon memperhatikan dari kejauhan dari arah kamar Hyuna, Jihoon menunggu Hyunmin keluar dari kamar Hyuna.
Hingga beberapa saat kemudian, Hyunmin keluar dari kamar Hyuna dan itu kesempatan Jihoon untuk menemui perempuan itu.

Jihoon perlahan mendorong gagang pintu kamar itu. Lalu, Jihoon pun masuk.

Jihoon melangkah, Jihoon juga mendapati Hyuna yang sedang duduk di balkon kamarnya. Pandangan nya mengadah ke langit hitam karena mendung itu.

Jihoon hanya berdiri menyaksikan di ambang pintu balkon itu.

"Gue tau, gue bodoh, gue gak guna, gue gak ada prestasi, gue gak terlalu pandai berasosiasi. Tapi, emangnya harus banget pake di banding-bandingin segala sama mereka yang jelas beda sama gue, gue beda. Gue ya gue, mereka ya mereka. Gue tau, papa capek karena sikap gue yang keras kepala dan susah banget di bilangin, cuman kan itu juga bukan mau nya gue, gue juga gak suka sama sikap gue yang kayak gini. Gue juga pengen kayak mereka yang punya banyak temen dan gak pada ngejauhin gue gegara sikap gue yang kayak gini ... Waktu gak bisa di ulang, gue udah terlanjur kayak gini, gue gak pantes di temenin gue—"

"Tidak ada salah nya jika kamu berusaha untuk menjadi baik." Jihoon  yang ada di belakang Hyuna langsung memotong ucapan Hyuna.

Jihoon langsung melangkah dan duduk di sebelah nya. Hyuna mengusap sudut matanya, Hyuna memang sempat meneteskan air mata. Hyuna juga perempuan yang pasti akan menangis jika di bentak atau di saing-saing kan dengan orang lain, sikap nakal dan arogan nya bukan berarti Hyuna selalu terlihat baik-baik nya. Ada kalanya, Hyuna juga menangis jika dia sudah merasa sakit hati.

"Sejak kapan lo disini?" tanya Hyuna. Pandangan nya masih lurus ke depan.

"Mungkin dua menit lalu," jawab Jihoon.

Hening seketika. Hyuna sibuk menatap ke langit.

"Lo capek gak sih?" tanya Hyuna tiba-tiba, sesekali dia juga menatap Jihoon yang sekarang Jihoon juga sama-sama menatap lurus ke depan.

"Capek kenapa?" tanya Jihoon balik dan posisi nya masih sama.

"Jadi Bodyguard nya gue, secara kan gue sering banget bikin lo emosi. Gue selalu kabur-kaburan, gue selalu bikin lo marah dan segala macam. Lo capek nggak?" pungkas Hyuna.

"Karena bekerja mencari uang tidak ada yang mudah, mau bagaimana pun resiko nya. Saya harus tetap melakukan nya," jawab Jihoon to the poin.

Hyuna diam seraya menipiskan bibir nya, benar juga.

"Tapi bukan nya lo mafia ya? Kok kerja jadi Bodyguard?" lagi-lagi Hyuna melontarkan kata-kata yang tidak ada dalam diri Jihoon.

"Memang nya kamu tau apa itu mafia," ujar Jihoon terkekeh pelan.

Hyuna langsung mengangguk ribut, "tau, mafia itu orang kaya dan mereka juga kerja sebagai pembunuh, pokonya mereka tuh orang yang gak bisa di bantah gitu. Kayak lo, lo juga kalau mau apa-apa pasti gak mau di bantah dan denger-denger lo sama Jaehyuk dan Junkyu itu mafia," tutur Hyuna apa adanya.

Jihoon hanya tersenyum miring, Hyuna ternyata memang sangat bodoh.

"Lo kerja jadi Bodyguard nya gue, tapi lo juga sering pergi ke kantor. Itu berarti lo juga punya pekerjaan lain kan," lanjut Hyuna menatap wajah Jihoon.

Jihoon pun tertawa," ada-ada saja pemikiran orang bodoh. Untuk apa saya memiliki banyak pekerjaan jika melakukan tugas menjaga kamu saja saya kadang tidak becus, saya sering kecolongan. Pemikiran kamu terlalu jauh padahal otak kamu itu sangat minim bekerja bahkan saya tidak yakin, mana ada mafia yang hanya tergores pisau di bahu langsung di rawat di rumah sakit kan, saya tidak ingin di bantah bukan berarti saya mafia tapi saya memang tidak suka pada orang yang suka membantah.
Jangan membicarakan soal mafia atau pembunuh lagi, itu tidak ada hubungan nya dengan saya. Saya hanya Bodyguard kamu saja tidak lebih dan kamu jangan melebih-lebihi. Paham?" tutur panjang Jihoon.

Hyuna diam sebentar lalu dia mengangguk paham.

"Jadi, lo bukan mafia atau pembunuh?" katanya.

Jihoon menggelengkan kepala nya, "bukan," jawab Jihoon.

Hyuna pun tersenyum, Hyuna merasa selalu ada yang berbeda dalam diri Jihoon. Jihoon sangat dan selalu tegas dalam situasi apapun, lupakan Jihoon yang takut serangga karena yang sekarang ada di depan nya adalah. Jihoon yang tampan dan berwibawa, hanya saja Hyuna sendiri yang sering mempermalukan Jihoon dengan sikap nya.

"Ngomong-ngomong, lo di bayar berapa sama papa, kerja jadi Bodyguard gue?" tanya Hyuna lagi.

Tidak langsung menjawab, Jihoon malah menatap Hyuna dengan tatapan yang sulit di artikan bahkan Jihoon juga tersenyum mencurigakan. Itu membuat Hyuna heran karena Jihoon langsung tersenyum setelah nya, Hyuna semakin penasaran di buat nya.

"Jangan bercanda, gue nanya itu seriusan. Lo di bayar berapa kerja jadi Bodyguard gue. Bukan nya malah senyum-senyum kayak gitu, lo jelek kalo lagi senyum, mata lo hilang!" ledek Hyuna membuat senyuman Jihoon melebur seketika.

Jihoon langsung memasang wajah serius, "mata saya tidak hilang, hanya menyipit saja," balas Jihoon tak terima karena di katai begitu.

Hyuna mengerutkan dahi nya dan menatap Jihoon lamat-lamat, "sama aja, lagian emang fakta kali mata lo hilang kalo lo lagi senyum kayak tadi," tutur Hyuna.

"Yasudah, terserah kamu saja," kata Jihoon langsung cuek.

Hyuna merosotkan bahu nya, "jawab dulu, di bayar berapa lo sam papa." desak Hyuna.

Jihoon langsung menggelengkan kepalanya, "saya tidak di bayar," jawaban nya membuat Hyuna kembali kecewa.

"Yang bener aja, kata lo nyari uang itu susah. Terus kenapa sekarang lo bilang gak di bayar, jangan bercanda dulu bisa gak sih?!" gerutu Hyuna.

Jihoon menghela nafas pelan, "saya memang tidak di bayar dengan uang Choi Hyuna," kata Jihoon.

"Terus?"

"Tapi, saya dapat restu dari papa kamu. Kalau saya boleh menikahi kamu suatu saat nanti, makanya saya bekerja jadi Bodyguard kamu dan itu untuk topeng agar saya bisa dekat dengan kamu, sebenarnya saya hanya ingin membimbing calon istri saya saja ke jalan yang benar dulu sebelum nanti kamu jadi istri saya secara betulan, kamu paham maksud saya?" jelas Jihoon tanpa beban.

"Hah?!"

****
Ehem

Bodyguard | JIHOON TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang