Setelah mengobrol panjang lebar dengan mama nya. Jihoon pun keluar untuk mengecek apa yang di lakukan anak-anak dan juga Hyuna, Jihoon tersenyum melihat Hyuna yang tengah bermain dengan tiga anak laki-laki sedangkan sisa nya hanya bermain bersama Jaehyuk dan Junkyu.
Tiba-tiba saja si kecil Hayeon datang dan menghampiri Jihoon dengan wajah murung nya, hanya Hayeon yang jarang ikut bermain karena di antara mereka hanya Hayeon yang paling kecil jadi Hayeon belum mengerti mereka main apa.
Jihoon berjongkok dan menyesuaikan tinggi badan nya dengan Hayeon. "Ayeon kenapa, kok kayak sedih gitu?" tanya Jihoon.
Hayeon tidak menjawab, biasanya Hayeon selalu antusias jika ada Jihoon datang kesana.
"Ayeon gak si kasih makanan ringan?" tanya Jihoon lagi.
Hayeon menggelengkan kepalanya pelan.
"Gak di ajak main?"
Lagi-lagi Hayeon hanya menggelengkan kepala nya, Jihoon mengelus rambut panjang anak itu.
"Ayeon kenapa, tumben Ayeon begini." kata Jihoon semakin mendekatkan tubuh nya pada tubuh Hayeon.
"Om Jiun ... Em ... Om Jiun pacalan ya sama tante itu," cicit Hayeon seraya menunjuk ke arah Hyuna yang sibuk bersama tiga anak laki-laki itu.
Jihoon terkekeh pelan, Hayeon sedang cemburu ternyata.
"Sshut, dengerin dulu. Liat matanya," pinta Jihoon dan membuat anak itu menatap matanya.
"Ayeon jangan panggil dia tante, panggil kakak," tegur Jihoon pelan namun terdengar tegas. Hayeon menundukan kepala nya.
"Kenapa Om Jiun pacalan sama kakak itu?" ulang Hayeon membuat Jihoon tersenyum.
"Karena Om suka dan cinta sama kakak Hyuna," jawab Jihoon to the poin.
Mata bulat itu menatap Jihoon, "cinta itu apa?" tanya nya dengan wajah polos nya.
"Nanti kalo Ayeon udah besar juga, Ayeon pasti ngerti. Sekarang jelasin kenapa Ayeon diam, Ayeon marah karena Om nya pacaran sama kakak?" tutur Jihoon dan langsung di angguki oleh Hayeon.
"Om pacaran sama kakak nya, bukan berarti Om gak akan sayang lagi sama Ayeon. Ayeon kan tau, kalo Ayeon itu tetap nomor satu," lanjut Jihoon mengeluarkan jurus membujuk nya.
"Benelan?" antusias nya.
Jihoon mengangguk, "iya,"
"Tapi kata Om Jae, kakak nya nakal. Itu benelan?" sambung nya.
Jihoon mengelus surai itu lagi. "Enggak, Om Jae nya aja yang suka ngomong sembarang, kakak nya baik kok. Nanti Ayeon ajak kenalan kakak nya, ya!" pungkas Jihoon.
Hayeon langsung mengangguk patuh.
"Ayeon gak marah lagi?"
"Nggak," jawab nya. Jihoon langsung mengangkat Hayeon ke gendongan nya.
"Ow! Ayeon makin berat ya sekarang," kata Jihoon yang merasakan jika berat badan nya Hayeon menaik dari sebelum-sebelum nya.
"Iya, kan Ayeon bental lagi besal. Jadi Ayeon belat," celoteh nya, yang membuat Jihoon gemas karena anak itu karena Hayeon yang tak kunjung bisa menyebut kan huruf R. Jihoon terkekeh gemas.
Aww!!
Pandangan Jihoon langsung tertuju ke arah suara ringisan itu, di lihat nya Hyuna yang sedang terperosok jatuh dan tiga anak laki-laki itu tertawa terbahak-bahak karena ulah Hyuna. Jihoon panik namun dia kembali acuh, pasti hanya di buat-buat saja. Pikir Jihoon.
"Hah! Hidung kakak berdarah!" pekik salah satu dari mereka, Jihoon mendengar lantas menurunkan Hayeon dan berlari kecil menghampiri Hyuna.
Benar saja hidung Hyuna mengeluarkan darah dan tulang hidungnya sedikit memar, mungkin itu terbentur.
"Kenapa bisa sampai berdarah?" tanya Jihoon panik seraya mengeluarkan sapu tangan dari saku nya dan menyeka darah yang masih menetes.
"Ke bentur mungkin, " jawab Hyuna.
"Minjun, tolong ambil kan kotak p3k di dalam," titah Jihoon pada Minjun. Minjun langsung bergegas mengambil nya, semua anak-anak disana langsung mendekat pada Jihoon.
"Aw! Mas," rintih Hyuna, air matanya tiba-tiba menggenang. Walaupun itu terlihat seperti luka biasa, tapi kalau hidung yang kena pasti sangat sakit dan linu juga.
"Ayo basuh." Jihoon menuntun Hyuna untuk berjalan ke arah keran air yang ada di sana, Jihoon membasuh darah yang keluar.
Setelah selesai, Jihoon membawa Hyuna untuk duduk di teras.
"Ini, " ucap Minjun menyerahkan kotak p3k nya pada Jihoon. Jihoon tidak menjawab, dia hanya fokus mengobati luka yang ada pada tulang hidung Hyuna yang memar.
Sementara tiga anak laki-laki yang tadi bermain dengan Hyuna hanya menundukan kepala mereka dalam-dalam, selain merasa bersalah, mereka juga takut Jihoon marah. Selesai di obati, tiga anak laki-laki tadi menghampiri Hyuna.
"Kakak maaf," ucap salah satu dari mereka.
Hyuna tertawa pelan, "gak usah minta maaf, kakak gak kenapa-napa kok," jawab Hyuna berusaha untuk terlihat baik-baik saja.
"Tapi kakak nangis," lanjut yang satu nya.
"Gak apa-apa kok, karena linu makanya kakak ngeluarin air mata. Santai aja, kakak gak kenapa-napa, kakak kan strong women," papar Hyuna seraya menepuk otot lengan nya.
"Strong women itu apa?" tanya yang satu nya lagi.
"Strong women itu, perempuan kuat. Kakak itu kuat jadi luka kayak gini mah gak ada apa-apa nya buat kakak, ngomong-ngomong. Kakak juga bisa bela diri, nanti kalian mau di ajarin nggak?!" jelas Hyuna menatap ke tiga nya.
"Mau, mau!!" antusias yang satu.
"Tapi, kata Om Jiun bela diri itu berantem. Kan gak boleh berantem, berantem itu gak baik," sahut yang lain.
Hyuna merosotkan bahu nya lemas, "gak kok, lagian kakak berantem nya buat kebaikan kok kan—"
"Choi Hyuna." potong Jihoon menatap tajam pada Hyuna, Jihoon hanya takut anak-anak itu jadi terinfeksi virus nakal seperti Hyuna.
Hyuna langsung cengengesan. "Lain kali aja ya," bisik Hyuna di telinga anak-anak itu.
"Mau jus nggak nih?" tanya Jaehyuk membawa nampan berisikan beberapa gelas jus disana.
"MAU!!" jawab kompak mereka.
Setelah nya ada pelayan lain yang ikut membawa jus dan beberapa makanan ringan itu, mereka menikmati nya bersama sembari bercanda gurau. Suasana begitu hangat dan menyenangkan.
Tak terasa waktu sudah mulai menggelap, Jihoon dan yang lain pun pamit pulang.
"Ma, Jihoon pulang dulu. Nanti kita kesini lagi, lebih lagi besok Hyuna harus sekolah," ucap Jihoon pada Hwanhee.
Hwanhee tersenyum, "iya, hati-hati di perjalanan kalian ya," sahut nya.
"Kalau begitu kami pamit, ya." Jihoon masuk ke dalam mobil, Hyuna yang sudah masuk duluan pun membuka kaca jendela mobil nya.
"Kakak pulang dulu ya, nanti kita main lagi!" teriak Hyuna pada tiga anak laki-laki tadi dan langsung di angguki oleh ketiga nya.
"Dadah!!" teriak anak-anak itu sembari melambaikan tangan mereka pada mobil yang di kendarai Jihoon maupun Jaehyuk, setelah itu mobil mereka pun mulai melaju meninggal kan pekarangan halaman panta asuhan itu.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Bodyguard | JIHOON TREASURE
FanficFollow dulu dong, sabi kalee "Bisa gak sih lo jangan ngikutin gue terus, gue bukan bayi dan gak perlu di jagain!" Choi Hyuna yang sudah lelah karena di ikuti terus oleh Bodyguard nya. "Saya tidak peduli, ini perintah dan saya tidak suka di bantah!" ...