Bab 16 : Yesenia.

197 8 0
                                        

Beberapa saat sebelum Yesenia menghampiri Rosela.

Sejak melihat sosok bersurai hitam bermata merah itu hati Yesenia tidak tenang. Ia sudah membaca novel dua kali tapi tidak pernah ada karakter seperti Rosela. Sebenarnya apa yang terjadi, tidak mungkin alur novel ini berubah. Masih merasa tidak tenang dan penasaran, Yesenia pun memutuskan untuk bertanya kepada Benjamin yang berdiri di sampingnya. Soalnya sebelum mereka berdansa tadi, Benjamin terlihat menghampiri wanita itu.

"Maaf Yang Mulia, apa boleh saya bertanya?" Tanya Yesenia ketika Benjamin selesai berbincang dengan salah satu tamu.

"Apa?" Balas Benjamin terlihat acuh tak acuh, ia tidak menyukai pertunangan ini.

"Perempuan berambut hitam itu siapa?" Tanyanya.

"Oh, Rosela? Dia tamu Dietrich dan saat ini menetap di Istananya, memangnya kenapa? Apa kau kenal?"

"Sepertinya," jawab Yesenia, kemudian pergi meninggalkan Benjamin yang terdiam melihatnya pergi tanpa pamit.

"Apa yang mau kau lakukan?!" Ucap Benjamin setelah Yesenia mulai menjauh. Ia pun jadi khawatir jika Yesenia berulah karena cemburu melihatnya mengajak Rosela berdansa tadi. Benjamin pun memilih untuk mengikutinya.

Ketika sampai di depan Rosela, Yesenia langsung memegangi kedua bahu Rosela dan menatapnya dengan tatapan bingung. "Seharusnya kau tidak ada disini. Kau siapa?" Ucapnya penuh pertanyaan.

Seketika Rosela ikut terkejut. "A-apa?" Balas nya lumayan terkejut dengan pertanyaan Yesenia.

"Apa maksud Anda?" Tanya Rosela sambil memaksakan senyum.

Yesenia pun mendekat dan berbisik, "karena aku tahu kalau tidak ada karakter sepertimu di novel ini."

Sontak Rosela langsung memegang kedua pundak, "apa kau juga?" Tanyanya memastikan.

Yesenia mengangguk.

Mata Rosela tiba-tiba berkaca-kaca, sepertinya dia tidak sendirian di dunia ini. Namun, kedatangan Benjamin merusak segalanya. "Apa yang kau lakukan?!" Ucapnya pada Yesenia.

Yesenia pun kebingungan, "aku tidak melakukan apapun," balasnya.

"Apa kau tidak lihat dia menangis?" Bentak Benjamin sepelan mungkin agar yang lain tidak mendengar.

"Ah maaf, Saya hanya terharu bertemu Nona Yesenia." Ucap Rosela setelah menyeka air matanya menggunakan sapu tangan Felix. Pria itu memberikan sapu tangannya ketika melihat mata Rosela berkaca-kaca.

"Kenapa terharu? Apa kalian saling mengenal?" Pertanyaan Benjamin langsung diangguki oleh Yesenia dan Rosela.

"Apa Yang Mulia bisa memberikan satu ruangan bagi kami untuk mengobrol?" Pinta Yesenia. Rosela pun mengangguk setuju, "benar, ada hal yang ingin kami bicarakan Yang Mulia," timpalnya.

"Baiklah," Benjamin pun meberikan isyarat kepada Felix untuk mengantarkan kedua wanita itu ke ruangan khusus milih anggota kerajaan.

"Mari ikut saya Nona-nona," ucap Felix.

👑👑👑

"Bagaimana bisa kau masuk ke novel?" Tanya Yesenia ketika hanya ada mereka di dalam ruangan.

Rosela mengedikkan bahu, "aku juga tidak tahu, tapi yang pasti ketika masuk kedalam novel ini aku bangun di kandang hewan." Jelasnya.

"Apa!?"

Am I a Villain?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang