23.💐 acara itu?💐

1.8K 158 4
                                    

.
.
.
.

"Bagaimana cara menyelesaikan masalah ini, bagaimana caranya agar kita bisa bertemu dengan keluarga gunadhya??" Tanya jua, saat ini jua sedang berada di balkon sambil menikmati angin sepoi-sepoi. Dengan handphone yang di pegangannya, yang sedang terhubung dengan atlia.

"Untuk itu serahkan saja padaku," jawab atlia di sebrang sana.

"Emh, baguslah, apakah aku perlu ikut??" Tanya jua.

"Kau ingin??" Tanya atlia

"Boleh saja," balas jua.

"Baiklah, besok setelah pulang sekolah ikut saja denganku, dan kau juga harus mengatakan pada orang tuamu, bahwa kau akan menginap."

"Kenapa?"

"Karena aku akan bertemu dengan pak Dev di malam hari,"

"Baiklah... tapi aku harus mengatakan apa untuk izin ada orang tuaku,"

"Katakan saja, dengan atlia quennata Flamboyan, dan aku adalah pacar mu.. hahaha " ucap atlia dengan nada bercanda.

"Itu tidak lucu," ucap jua.

"Baiklah baiklah, katakan saja, kau menginap dengan atlia quennata Flamboyan, sebagai pertemanan" ucap atlia

"Baiklah..."

"Bagus, kabari aku jika kau diizinkan, aku juga akan mengajak Faza, selamat malam " ucap atlia.

"Emh selamat malam..." balas jua, lalu mematikan sambungan teleponnya.

"Hah...." terdengar helaan nafas dari jua, bagaimana caranya agar dia bisa mendapatkan izin dari orangtuanya.

Lalu dia menyimpan handphonenya diatas meja belajarnya, dan berjalan keluar, hendak menghampiri ayahnya di ruang kerjanya.

Setelah berjalan selama 10 menit, jua sampai di depan pintu ruang kerja ayahnya yang berada di lantai tiga.

Jua menghela nafasnya, lalu hendak mengetuk pintu, namun tangannya turun kembali, dia ragu, sudah lama dia tidak keruang kerja ayahnya, terakhir kalinya saat usianya 6 tahun.

"Masuklah jika ada perlu," tiba tiba terdengar suara bariton milik sang ayah, membuat jua terperanjat kaget dan menoleh kebelakang.

"A-ah maaf ayah..." ucapnya.

"Kubilang masuklah jika ada perlu," ulang Gibran membuat jua langsung masuk kedalam ruang kerja sang ayah.

Gibran mendudukan dirinya di kursi kerja miliknya, "ada perlu apa?" Tanyanya, namun matanya terfokus kepada kertas-kertas lembaran yang dipegangnya.

"Emh... besok aku ingin menginap di rumah teman..." ucap jua.

Pergerakan Gibran terhenti, dan pandangannya melihat kearah jua.
"Siapa?" Tanya Gibran.

Namun jua yang sempat tak paham pun sedikit berfikir, "ah... namanya Faza, dan... atlia" ucap jua dengan cicitan diakhir.

"Atlia? Siapa nama lengkapnya." Tanya Gibran.

"Atlia quennata.."

Kemudian Gibran nampak berfikir. "Untuk apa??" Tanya nya lagi.

"Menginap dengan atlia quennata Flamboyan sebagai pertemanan," jawab jua.

Terdengar helaan nafas dari Gibran.
"Aku tidak memberimu izin," ucap Gibran membuat jua lesu...

"Ikut saja denganku besok malam." Lanjutnya.

Jua sebenarnya ingin menolak tapi dia takut, maka dari itu dia menjawab, "b-baiklah.." ucapnya.

"Aku permisi, selamat malam" ucap jua, dan dibalas deheman oleh Gibran.

Indigo Nerd Boy. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang