29.💐mulai dari mana?💐

1.4K 127 6
                                    


Atlia dan jua sedang tiduran diatas kasur. Atlia masih betah dikamar jua, sambil menunggu tuan Gibran dan nona Tiara katanya.

Jua tidak tau hubungan antara atlia dan kedua orangtuanya, dan tidak mau tau juga.

"Berarti atlia yang mewarisi semua warisan keluarga Flamboyan dong..." Ucap jua. Atlia mengangguk.

"Benar, semua keturunan keluarga Flamboyan sudah mati, kecuali aku." ucap atlia.

Membuat jua merasa bersalah.
"Maaf..." Lirih jua.

Atlia menggeleng dan tersenyum, dia mendudukan dirinya, menatap jua yang juga sedang duduk disampingnya, sambil bersandar ke headboard.

"Tidak usah minta maaf, lagian itu fakta."

Jua mengangguk, "lalu... Bagaimana kau mengurus perusahaan dan lainya, sementara usia mu masih belum cukup." Ucap jua.

Atlia mengangguk anggukkan kepalanya. "Romy yang mengurusnya, dibantu juga oleh elena, dylan, Calvin, vimo, dan yang lainnya. Mereka adalah pelayan kepercayaan ku. Romy adalah orang satu satunya yang masih setia setelah Nene ku meninggal. Dia mengabdi kepada keluarga kami. Dan juga... Dia yang mencari elena, Calvin, vimo, serta Dylan yang sangat begitu hebat. Mereka yang merawat ku sampai sekarang." Ucap atlia.

Jua mengangguk paham. "Jadi nanti saat usia mu sudah cukup, kau yang mengambil alih perusahaan itu." Ucap jua.

Atlia mengangguk, "begitulah." Ucap atlia.

"Kau pasti lelah..." Lirih jua. Atlia melirik, dia tersenyum.

"Jadilah suami ku, maka kau yang mengurus perusahaan, dan aku yang merawat anak-anak kita." Ucap atlia.

Jua mendelik, mulai nih...

Tok!

Tok!

Tok!

Suara ketukan pintu membuat mereka menoleh kearah pintu.

"Buka saja!" Teriak atlia, jua lagi lagi mendelik, padahal yang punya kamar kan jua.

Pintu terbuka menampilkan seorang pria memakai jas hitam putih.

"Ada apa Romy?" Tanya atlia.

"saatnya kita bertemu dengan tuan Gibran dan nyonya Tiara. Nona." Ucapnya.

Atlia mengangguk. "Baiklah," ucapnya lalu berdiri.

"Sampai jumpa jua... Aku akan merindukan mu kembali." Ucap atlia dan keluar bersama Romy.

Setelah menatap pintu jua yang sudah tak menampilkan sosok atlia. Jua merebahkan dirinya diatas kasur, pipinya sedikit memerah, dia menutup wajahnya malu.

💐🦋💐

"Kalo di pikir-pikir... Tuan guandra ini orang yang pintar..." Ucap atlia.

Gibran yang mendengarnya sedikit merasa besar kepala.

Saat ini atlia dan kedua orang tua jua, sedang berada di ruang kerja Gibran. Untuk urusan bisnis.

Tiara yang melihat sang suami memutar bola matanya malas.

"Tapi ko bisa bodoh ya." Ucap atlia, Tiara yang baru saja meminum air, memuncratkannya keluar.

"Fttt..." Ingin rasanya tertawa, namun Tiara mengatur ekspresi wajahnya saat sang suami menatapnya kesal.

Tiara mengambil tisu, lalu menyeka air yang ada di bibirnya.

Atlia sedari tadi sudah tertawa terbahak-bahak.

"Apa maksudmu?" Tanya Gibran, membuat atlia berhenti tertawa.

Indigo Nerd Boy. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang