38.💐mata mata💐

681 60 0
                                    

"Hah... Menyebalkan." Gumam Riana, saat ini dia sedang duduk di tengah antar Arum dan Andra. Arum yang sedang duduk, memperhatikan Riana intens. Dengan handphone dan aplikasi catatan yang sudah ia buka.

Sedangkan Andra yang ada di samping kirinya, sudah memakai kacamata, serta buku dan pena di tangannya.

"Oke, setelah itu... Apa kegiatan jua biasanya di hari Minggu?" Tanya Andra.

"Setelah makanan favoritnya, apa makanan yang tidak dia sukai??"

"Apa ada tempat yang sering dia kunjungi?"

"Dia sering mandi menggunakan sabun apa?"

Riana mendengus, dirinya sudah di tanya tanya dari jam 7 pagi, niat hati di hari Minggu ini dia ingin pergi healing. Namun kedua anak titisan Gibran ini malah mencegatnya.

"STOP!" Pekik Riana, dia berdiri dari duduknya, dan berbalik kearah Andra dan Arum yang menatap Riana bingung.

"Hentikan! Aku memang tau banyak tentang jua, namun tidak se intens itu! Kalian pikir aku jin qorinya apa!? Yang selalu setia ada di kirinya!" Pekik Riana kesal.

Arum dan Andra saling pandang, mereka mengangguk secara bersamaan. "Benar juga apa yang kau katakan..." Ucap Andra.

"Baiklah ayo kita mata matai—"

"HENTIKAN!" Teriak Riana kesal.

Riana menghela nafasnya, dia memijit pangkal hidungnya kesal, tidak anak tidak orang tua sama saja! Kemarin kemarin. Riana juga di cegat Tiara dan Gibran yang menanyakan hal hal tentang jua. Membuat dirinya kesal saja.

"Hah... Aku ingin mengatakan bahwa kalian memang pintar, namun kalian bodoh" ucap Riana.

"Kenapa tidak langsung mendekati jua, dan meminta maaf secara langsung saja?" Tanya Riana

"Maksud Lo secara ugal ugalan?" Tanya Arum.

"Sepertinya tidak bisa." Ucap Andra.

Riana terkekeh, dia menggertakan giginya, dan menghela nafasnya kesal.

"Hah... Begini! Aku senang, dan mengerti bahwa kalian memang ingin memperbaiki hubungan kalian." Ucap Riana, dia menatap Prihatin kearah Andra dan Arum.

"Tapi coba deh kalian pikir..." Ucap Riana sambil mendorong dorong dahi Andra dan Arum menggunakan jari telunjuknya.

"Tidak sopan" ucap Andra.

"Diam kau anak muda."

"Cih," decih Arum.

"Maksudku, jika kalian terus seperti ini, jua juga tidak akan paham dan tidak akan mengerti. Coba deh kalian ngomong, hanya kata "maaf" saja apa sulitnya."

"Tapi dia ga mungkin maafin kita."  Ucap Arum.

"Nah itu, ternyata Lo sadar diri," kekeh Riana, dia mendudukan dirinya di sofa singgel. "Kesalahan kalian emang banyak banget sama dia, termasuk aku juga banyak salah sama jua, cuman  aku berani meminta maaf kepada nya." Ucap Riana sombong.

"Tapi aku tidak yakin, mungkin jua menyimpan rasa benci kepada kami." Ucap Andra pesimis.

Riana memijat pelipisnya. "BODOH!" Pekiknya. Dia tertawa hambar, "tentu saja, tidak mungkin dia tidak memiliki rasa benci kepada kalian, mengingat perlakuan kalian selama ini." Ucap Riana.

Indigo Nerd Boy. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang