Jua perlahan membuka matanya, kepalanya terasa sakit... Dia menoleh kearah jendela, yang menampilkan suasana sore. Sinar matahari terlihat cerah dengan warna jingga yang memanjakan mata.
Jua perlahan mendudukan dirinya, terbangun di sore hari benar benar buruk, kepala terasa pusing. Dan mulut terasa pahit dan perut terasa kosong.
Dia menatap kearah tubuhnya, bajunya sudah diganti dengan piyama bermotif beruang. Jua tidak tau siapa yang menggantinya.
Jua teringat siang tadi dimana dia dibawa kebut kebutan oleh Arum, membuat jua bergidik ngeri. Dia tidak mau lagi naik motor dengan Arum.
Jua menoleh kearah boneka hiunya, yang saat ini sudah menjadi favoritnya. Masih menjadi misteri, siapa yang memberikan hadiah hadiah ini. Namun jua tidak peduli, dia menyukainya.
Jua menggelengkan kepalanya, memeluk boneka hiu itu. Dan membawa langkah kakinya menuju pintu dan keluar untuk mengambil air minum.
Saat tiba di dapur, dia melihat Andra yang sedang duduk di ruang makan. Dengan laptop yang berada di atas meja, dan satu cangkir kopi.
Andra memakai pakaian santai, dengan kacamata yang bertengger di hidungnya.
"Kenapa dia mengerjakan tugasnya disini?"
Suara itu membuat jua terkejut. Dia melirik ke samping, terlihat Riana yang berdiri sambil melipat tangannya di depan dada. Masih memakai pakaian berwarna hitam.
"Kau baru pulang?" Tanya jua.
Riana menoleh dan tersenyum, "benar, ayah mu memberikan misi yang terlalu mudah untukku, itu sangat membosankan." Ucap Riana menghela nafasnya.
Jua menggelengkan kepalanya heran.
"Btw kau terlihat manis jua, memakai piyama beruang, memakai sandal bulu beruang, rambut berantakan, mata yang masih sayu, dan terakhir, yang sangat berkesan... Kau memeluk boneka hiu." Ucap Riana.
Jua mematung, pipinya memerah. Entah ucapan yang diberikan riana adalah pujian, atau ejekan.
CKREK
CKREK
CKREK
Jua terkejut saat Riana mengambil fotonya tanpa sadar.
"Beraninya kau!" Teriak jua, dan hendak merebut handphone Riana. Namun Riana dengan cepat menghindar dari jua.
Jua terus berusaha mengambil handphone Riana dari tangannya. Namun Riana dengan lincah menghindar.
CKREK
CKREK
"Hentikan!" Rengek jua kesal, Riana malah semakin menikmati ekspresi jua, dan terus memotret nya.
"Hah... Hah... Hah..." Jua kelelahan, nafasnya tersengal-sengal, "sebaiknya kau menghapusnya!" Pekik jua kesal
Riana mengerucutkan bibirnya, mengangkat jari telunjuknya, dan menggoyangkanya ke kanan dan ke kiri. Dan menunjukkan foto foto jua di handphonenya.
"Tidak ingin, tidak akan... Wle!" Ledek Riana dan berlari, sambil tertawa. Saat berhasil memotret wajah jua yang nampak kesal.
"RIANA!!" pekik jua kesal.
"Jangan berteriak, tenggorokan mu bisa sakit."
Ugh
Jua terkejut, dia menoleh patah patah ke arah belakang, dan terlihat Andra yang sudah berdiri di belakangnya, dengan tangan yang dimasukan kedalam saku celana pendek nya.
"A-aa maafkan aku." Ucap jua meminta maaf.
Andra menghela nafasnya, dia melihat kearah tangan jua yang memeluk boneka hiu, dia tersenyum senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Nerd Boy.
RandomJua, hanya jua namanya. Seorang anak laki-laki yang bisa melihat makhluk halus. Dibandingkan dengan itu, dia malah lebih takut terhadap keluarganya. Yang menurutnya lebih menyeramkan daripada para makhluk itu. Sikap acuh keluarganya, dan kadang kek...