39, 💐begitu sulit seperti rumus💐

718 55 2
                                    

"arahkan panahnya sesuai dengan penglihatan mu..." Ucap atlia, saat ini dia tengah memperhatikan jua yang sedang fokus memanah, sesekali dia menatap sinis ke arah arum, dan Andra yang sedang duduk santai, sambil memperhatikan jua.

"Ha... Dan lagi, mengapa kau malah membawa kedua Kaka laki laki mu?" Tanya atlia sinis.

Jua menggerakkan panahnya, "mereka memaksa ikut, aku tidak tau tujuan mereka. Dan aku hanya menurut saja, karena mereka mengancam tidak akan mengizinkan ku pergi jika tidak bersama mereka..." Balas jua.

Ctar!

Jua melepaskan panahnya, dan panah itu tertancap ke arah sasaran. Namun tidak sempurna.

Saat atlia hendak mengelus kepala jua, Arum lebih dulu melakukan nya, membuat penghalang antara jua dan atlia.

"Hahaha Lo masih pemula, gausah ngerasa sedih!" Hibur Arum.

Jua hanya mengangguk paham, namun matanya memancarkan kesedihan.

"Kau hanya perlu sering berlatih, berlatihlah denganku." Ucap atlia, menggeser tubuh Arum.

Arum kembali menggeser atlia, "sama gue aja, nona atlia pasti sibuk." Ucapnya.

"Akan ku usahakan untuk bisa melatih jua, aku pasti bisa." Ucap atlia kekeh.

"Tidak perlu, anda pasti lelah." Elak Arum, jua hanya menatap kesal perdebatan dihadapannya, dia melihat andra yang melambai padanya. Dengan ragu jua menghampiri Andra.

"Kemarilah..." Ucap Andra, lalu jua menurut dan duduk di samping Andra.

Andra mengusap keringat jua yang bercucuran, lalu memberikan segelas jus mangga.

"Minum," ucapnya.

"Emh... Terimakasih," ucap jua, dibalas anggukan oleh Andra.

"Kau menyukainya?" Tanya Andra tiba tiba, membuat jua tersedak.

Uhuk uhuk.

"Minumlah!" Ucap Andra dan memberikan minum kepada jua.

Jua mengambilnya, dan meminum airnya hingga habis. Jua menatap atlia, pipinya memerah.

Andra yang paham pun terkekeh, "maksudku... Kau suka memanah?" Tanya Andra, "atau kau suka-"

"Ya aku suka memanah!" Ucap jua, memotong ucapan Andra setelahnya.

Andra tertawa, membuat jua tertegun. Dia memperhatikan Andra yang tertawa, mengapa mirip dengan ayahnya?.

Andra menghentikan tawanya, lalu seketika suasana terasa canggung.

"Baguslah jika kau menyukainya, walau aku tidak rela..." Ucap Andra menatap jua yang bingung.

"Maksudku Atlia." Ucapan Andra, membuat wajah jua seluruhnya memerah sampai ketelinga.

Lagi lagi, Andra tertawa. Jua hanya tersenyum canggung. Sudah lama Mereke tidak berinteraksi seperti ini. Lebih tepatnya jua tidak mengingatnya.

💐🦋

"Kami pulang..." Ucap Arum, yang saat ini jua sudah berada di gendongan nya.

"Darimana?" Tanya Tiara, yang saat ini sedang duduk di sofa, sambil meminum teh. Dia melihat kearah jua yang berada di gendongan Arum.

"Ada apa dengan jua?" Tanya Tiara khawatir, dan mendekat ke arah jua.

"Ketiduran..." Ucap Arum, Tiara mengangguk. Lalu mempersilahkan Arum untuk menidurkan jua, dikamar.

Indigo Nerd Boy. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang