💐24, case closed, 2💐

1.9K 172 10
                                    

.
.
.
.

Saat ini atlia jua dan Faza sudah berada di ruangan yang sama dengan pak Dev, pa Dev yang sedang duduk di sofa mewah berwarna merah maron.

Sebenarnya Faza udah Dateng sebelum jua, dia datang bersamaan dengan atlia, namun karena panggilan alamnya, dia ke toilet untuk menuntaskan panggilan alamnya.

"Jadi... ada apa nona atlia mengundang saya kemari??" Tanya Dev.

Faza dan jua saling tatap, melemparkan pertanyaan dalam tatapan mereka.

"Azri Arkana..." ucap atlia membuat aura dari Dev terlihat tak mengenakan.

"Anak itu belum ditemukan, kami masih dalam pencarian." Balas Dev membuat Faza melotot kaget.

Dia rasa, pihak sekolah sudah memberi tahu keluarga gunadhya tentang itu.

"Bukankah kami sudah memberi tahu, bahwa Azri sudah tiada dua tahun yang lalu??" Ucap faza membuat Dev menatap tajam kearahnya.

"Saya tidak percaya itu, dia masih hidup, dan saya masih mencarinya "

"Pak Dev Desmond gunadhya yang terhormat, fakta yang menunjukkan bahwa Azri sudah meninggal dunia..." ucap atlia.

"Dan apakah anda pernah mengunjungi makam nya." Tanya jua,

Brak!!

Tiba tiba saja Dev menggebrak mejanya membuat semua yang ada diruangan itu terkejut,

"SUDAH SAYA KATAKAN ANAK ITU MASIH HIDUP, DAN SAYA MASIH MENCARI NYA!!." Teriak Dev.

Brak!!

Atlia ikut menggebrak meja membuat jua dan Faza terlonjat kaget lagi.

"KAU DARIMANA SAJA HAH! SAAT DIA MEMBUTUHKAN MU DI SAAT SAAT TERAKHIR NYA, DAN BUKANYA MEMBUAT DIA BAHAGIA SAMPAI AKHIR PUN KAU MEMBUATNYA MENDERITA!!" Teriak atlia membuat jua dan Faza tambah terkejut. Pasalnya atlia tidak suka saat ada orang yang membentak jua, membuatnya emosi dan selalu ingin melindungi jua. Terlebih lagi Dev yang selalu menutup diri membuatnya semakin marah.

Sementara Dev memandang terkejut ke arah atlia. sebenarnya dia sudah tau pasti, Azri itu sudah tiada, namun dia tak terima. dia menutup dirinya untuk tidak percaya semua itu, penyesalan yang tidak bisa dia perbaiki semakin membuatnya egois dan putus asa.

"Anak anak seperti kalian tidak perlu ikut campur," ucap Dev membuat jua menghela nafas sabar.

"Dan orang tua brengsek seperti mu memang tak pantas untuk Azri.." balas atlia membuat jua dan Faza melotot kaget.

Dan Dev yang mendengar itu semakin tersulut akan penyesalan dan ingatan tentang Azri di masa lalu. Sebenarnya dia rindu pada azri. Dan jika Azri sudah tiada kenapa dia tidak pernah menghampiri mimpinya.

"Sabar Weh, dia pengusaha kaya, bisa ancur kita sama dia nanti," bisik Faza membuat atlia memutar bola matanya malas.

"Hah! Orang menyebalkan itu ada dibawah ku pasti," sombong atlia. Membuat Faza berdecak kesal.

Cklek.

Tiba-tiba pintu terbuka menampilkan sesosok wanita yang merupakan istri dari Dev,

"Maaf Saya menguping percakapan kalian," ucapnya, "apakah boleh saya duduk disini?" Tanya nya sambil menunjuk ke arah sofa.

"Ah silahkan nyonya," ucap jua dan dibalas senyum ramah oleh Melani.

"Saya percaya bahwa Azri sudah tiada," ucapnya sambil menundukkan kepalanya, nampak matanya mulai berkaca-kaca.

"Aku tau kau juga percaya Dev, tapi kau tidak boleh seperti ini..." ucapnya memegang tangan Dev.

Dan tiba tiba Dev ikut menangis, dia menyesal sangat menyesal. dia ingin pergi ke masa lalu untuk melihat Azri, ingin memperbaiki semuanya. ingin mengucapkan kata maaf padanya.

Indigo Nerd Boy. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang