"Jadi selama ini Lo juga bikin jua tersiksa!?" Arum tersulut emosi.
Riana mendelik, " enak saja, kau sendiri yang sudah membenci jua sebelum aku datang!" Teriak Riana tak mau kalah.
"Sudah lah tidak perlu berteriak." Ucap Riana.
Mereke semua mendelik, "yang teriak siapa yang negur siapa." Timpal Andra memutar bola matanya malas.
"Seperti kataku, awalnya aku hanya bersembunyi. Namun melihat kalian yang membenci jua... Aku tertarik, aku ingin membuat kalian membenci nya, lalu aku akan membawa jua hanya untukku." Ucap Riana tertawa jahat.
Andra sudah emosi, hendak berkata namun Riana memotongnya.
"Tapi itu dulu, si anak Flamboyan yang masih bau minyak telon itu benar benar menyebalkan!" Ketus Riana, air mukanya sudah berubah menjadi masam.
Sementara Tiara sudah tertawa puas, membuat Riana semakin kesal.
Apalagi melihat Gibran yang menutup wajahnya."Tertawa saja dasar pak tua!" Ucap Riana ketus. Gibran berdehem.
"Tetap saja perilaku mu tidak bisa di maafkan kau sal—" belum selesai Gibran bicara, Riana sudah memotong ucapannya.
"Hello para keturunan guandra, bisa berkaca diri? Kalian sendiri yang dari awal melakukan kdrt kepada jua! Aku gak ngapa ngapain tuh, cuman bersikap layaknya anak anak pada umumnya. Namun apa? Bukankah kalian sendiri yang membuatnya seperti itu!? Kalian lari dari kenyataan dan menyalahkan ku!?" Oceh Riana kesal.
"Dari awal kalian sendiri yang selalu membuatnya terluka, bukan karena adu domba dariku... Aku diam saja kalian menuduh jua yang tidak tidak. Menuduh ku sebagai alasan. Agar kalian bisa memaki jua. Cih!" Riana kesal, dia mendudukan dirinya kasar.
Mereka termenung. Hening tidak ada kata yang keluar.
"Tapi gapapa, berkat kalian aku bisa berlindung. Dan terhindar dari organisasi itu" ucap Riana santai.
"Benar, bagaimana jari kelingking organisasi penting seperti mu bisa jadi seperti ini?" Tanya Gibran.
"Itulah! Aku dikhianati oleh seseorang, dia memberikan ku sebuah fill yang membuat tubuhku mengecil, dan aku tidak tau bagaimana cara menghilangkan efeknya." Ucapnya kesal.
Arum terlihat sedang menahan tawa, Riana mendelik. "Tapi tidak apa, aku bahkan terlihat masih muda, kalian bahkan tertipu." Ucap Riana sinis, membuat mereka terdiam.
"Apakah hanya itu alasan mu?" Tanya Gibran.
Riana mengangguk, "ah, terimakasih atas tumpangannya, tadinya aku ingin memberitahu kalian, tetapi kalian sendiri sudah tau tentangku. Jadi... Yasudah." Ucapnya acuh.
"Aku akan membayar biaya hidupku selam 4 tahun ini, urusan ku sudah selesai. Dan aku bisa bebas tanpa incaran organisasi itu." Ucap Riana santai.
"Enak saja, kau bersikap manja layaknya anak kecil! Kau pikir itu apa?" Ucap Arum.
Pipi Riana memerah, dai memalingkan wajahnya. "S-soal itu..."
Tiara terkekeh, "tidak apa apa, aku tau kau juga ingin merasakan kasih sayang dari orang tua." Ucap Tiara.
Riana mendelik, "jangan bilang kalian menggali informasi tentang ku, sampai masa lalu ku!?" Tanya Riana kesal.
"Itu haru, siapa yang tidak waspada ketika rumahnya didatangi oleh orang seperti mu."
Riana mendengus, dia tidak jadi kesal itu memang wajar. Jika dia ada diposisi mereka. Mungkin dia juga akan melakukan hal yang sama.
"Jadi kau anak yang kurang kasih sayang orang tua?" Tanya Andra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Nerd Boy.
RandomJua, hanya jua namanya. Seorang anak laki-laki yang bisa melihat makhluk halus. Dibandingkan dengan itu, dia malah lebih takut terhadap keluarganya. Yang menurutnya lebih menyeramkan daripada para makhluk itu. Sikap acuh keluarganya, dan kadang kek...