Memutar kenop pintu dan membuka perlahan, tidak pakai dibanting. Alangkah kaget mendapati sosok pemuda berambut hitam sedang nangkring (woi)....sedang duduk di kursi sambil menatap balik.
What the....kenapa bisa bertemu makhluk satu ini? Dari sekian banyak orang....sial!
He Tian bisa menangkap rasa tidak rela di manik amber. Mo pasti tidak menyangka dirinya yang bertugas menjadi asisten guru kesehatan hari ini. Well....setiap siswa kelas satu diwajibkan untuk berjaga. Sudah menjadi salah satu mata pelajaran di sekolah.
Kakak kelasnya memilih hari yang salah untuk membolos. Hehe...., menertawai dalam hati. Bersyukur mengurungkan niat membolos tidur di atap sekolah. Nasib mujur mempertemukannya dengan makhluk manis. Pucuk dicinta ulam tiba.
Shit....!! Apa kembali ke kelas saja? Sangat tidak rela berduaan dengannya. Mo kembali membatin.
"Kau mau masuk atau tidak?" Tidak ingin melepas kesempatan, langsung to the point.
Shit....!!
Sangat lucu jika berbalik pergi. Sama saja mengatakan bahwa dia menghindari He Tian."Aku akan membiarkanmu istirahat jika merasa tidak enak badan."
"..........."
"Atau ingin minum vitamin? Aku bisa memberikannya."
Shit....kenapa dia banyak bicara. Menggerutu seraya menapak masuk.
He Tian tertawa dalam hati. Mudah sekali memprovokasi pria manisnya.
"Aku ingin berbaring....kepalaku pusing."
"Ingin obat pusing?"
"Tidak perlu."
"Ahh....aku harus memeriksamu."
What the...., ingin memaki tapi menelan kembali, memilih bersabar. Dia butuh persetujuan bocah ini untuk bisa tidur.
Aahhh....menggemaskan sekali! Batin He Tian meronta kesenangan. Dia ingin memeluk dan memakan jika tidak ingat waktu dan tempat. Adik kecilnya bahkan sudah berkedut di bawah (aktif banget).
"Aku hanya memeriksa sebentar."
Whatever...., balas Mo dalam hati seraya duduk di samping.
"Aku harus melakukannya karena sudah prosedur."
Tidak membalas balik, hanya diam.
He Tian mengamati bagaimana manik amber menyendu. Sepertinya sudah bisa menerima. Dia seperti anak kucing jika menurut begini.
He Tian melakukan prosedur standar seperti mengukur tekanan darah dan berat badan. Berkerut alis saat mengetahui prianya begitu kurus. Bagaimana melakukannya jika hanya kulit dan tulang. Aku tidak akan tega menindihnya (jatuhnya tetap mikir diri sendiri).
Diam-diam mengamati wajah Mo. Hidung mungil, bibir, tipis, dan bulu mata lentik....cantik sekali. Tampan dan cantik....tidak mengira ada model cowok beginian. He Tian menyukai Qiu karena pria itu selalu bersamanya sejak kecil. Sedangkan pemuda ini....mereka baru bertemu tapi dia sudah jatuh bagun (plak)....jatuh hati. Mo Guan Shan memiliki daya tariknya sendiri.
"Ck....ada apa?" Melirik kesal karena terus diperhatikan.
Hehehe....dan lidahnya sangat tajam. Tapi itu malah terlihat imut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Hate You
FanfictionJust another side story of 19 Days He Tian sangat terobsesi pada Mo Guan Shan, cowok bermulut kasar dan ringan tangan. Kakak kelasnya itu sangat menarik, membuatnya ingin lebih banyak menggoda. Ada kalanya Mo menunjukkan sisi lembut dan He Tian meny...