Bab 10
Mo meletakkan dua helai roti di setiap piring. Menyapu salai coklat di atasnya. Empat gelas sudah terisi penuh dengan jus jeruk. Memutuskan untuk menyiapkan sarapan karena hanya dia yang bisa. Tidak mungkin menyuruh He Tian sebagai tuan rumah dan Jian Yi serta Xixi tidak pernah melakukan hal merepotkan begini.Walau tangan bergerak lincah tapi tidak dengan isi kepala. Bisa dikatakan Mo melamun sambil bekerja. Pikiran antara Jian Yi dan He Tian terus mengganggu. Bagaimana meyakinkan He Tian untuk berhenti mengejarnya....atau meyakinkan Jian Yi tentang He Tian? Atau dia yang menghilang pergi?
Fuck....!!
He Tian bahkan sudah mengancamnya. Si brengsek itu akan mencari jika dia sampai nekat. Gengster gila! Yang lebih aneh lagi....kenapa dia selalu berurusan dengan orang-orang seperti itu? Apa yang sudah kulakukan di kehidupan sebelumnya sampai harus menderita seperti ini?Jian Yi....He Tian....dan She Li....kenapa tidak ada satu pun diantaranya memiliki kehidupan normal? Tidak ada yang menarik, kenapa mereka malah menargetkanku? Tuhan apa yang sudah kulakukan?
Aww, Baby Mo! Tidak menyadari keadaan diri yang begitu menggoda. Tubuh ramping, kulit putih, bibir merah dengan manik amber. Hanya sifatnya yang minus akut.
Aku harus apa? Kenapa He Tian malah ikut-ikutan? Aku harus apa? Aku harus apa? Aku harus apaaaa?
"Mo....?!"
Membelalak saat menyadari seseorang sudah memeluk dari belakang. Shit....siapa...? Menoleh cepat.
"Apa yang kau pikirkan?"
Surai abu-abu membayang di manik amber ketika mencoba menyusup ke ceruk leher. Jian Yi....!! Menebak mudah.
"Hemm....?!" Mengendus dalam, tidak suka saat aroma sabun lain menyelimuti tubuh Mo.
"Sa....sarapan." Berjengit karena rasa geli.
"Hanya itu....?" Mengendus lebih banyak, bahkan menarik pinggang ramping makin menempel.
"Ji....Jian Yi." Berusaha melepas, khawatir jika He Tian melihat. Heh....?! Sejak kapan dia peduli pada bocah itu?
"Ngantuk....!!"
"Duduklah, setelah sarapan kita pulang!"
Menggeleng diam. Aku tidak ingin pulang....aku ingin bersamamu!
"Jian Yi....?!" Masih berusaha melepas.
"Aku ingin bersamamu." Akhirnya terucap.
Mo tertegun sejenak, itu maksudnya apa?
"Ayo ke rumahku....kita bermain....!"
What the fuck....!! Main yang seperti apa? Main Monopoli? Ludo? Petunjuknya absurd.
"Aku ada part time....kau juga tahu itu." Bersyukur karenanya.
Ganti Jian Yi yang memaki dalam hati. Jika bisa dia ingin menutup usaha paman tapi tidak mungkin. Mo akan membencinya.
"Ba....bagaimana Xixi?" Mencoba mengalihkan.
Mendengus kesal dan melepas, tahu bahwa Mo sedang mengelak. Jadi malas karenanya, memilih duduk cantik saja. Disisi lain Mo lega karena He Tian tidak sempat melihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Hate You
FanfictionJust another side story of 19 Days He Tian sangat terobsesi pada Mo Guan Shan, cowok bermulut kasar dan ringan tangan. Kakak kelasnya itu sangat menarik, membuatnya ingin lebih banyak menggoda. Ada kalanya Mo menunjukkan sisi lembut dan He Tian meny...