BAB IX. A

52 2 0
                                    







Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Manik amber membuka perlahan. Mengetahui bahwa pagi sudah menjemput. Selalu bangun tepat waktu tanpa harus melihat jam. Rutinitas setiap hari menjadikan alarm alami bagi tubuh.



Ugh....!!
Merasakan berat dan menunduk....He Tian tidur sambil memeluknya.



Fuck....!!
Bocah hyper ini masih belum mau melepas?



Ckk....!!
Segera menyingkirkan, dia ingin mandi. Terasa lengket sekali, berterima kasihlah pada He Bangsat Tian. Fuck you!!



Surai hitam membuka mata karena terganggu. Mendapati Mo yang beringsut bangun. "Mo....?!" Suara serak yang seksi.



Fuck....!!
Mo kembali memaki.



"Mau kemana, Baby?" Memeluk untuk menahan tetap di kasur.



"Aghh, lepaskan!" Berusaha melepas tangan yang melingkar.



"Masih terlalu pagi, sekolah juga libur hari ini." Menciumi punggung dengan lembut.



Fuck....!! Merasakan bulu-bulu halus di tubuh meremang.



"Aku lapar....lagipula ada Jian Yi dan Xixi."



Aahh....He Tian melupakan dua orang itu. Cih, mengganggu saja, pagi harinya bersama Mo jadi berantakan.



"Ehhmm....!" Tidak rela dan bersikap manja. Mengusap wajah pada punggung polos.



"Ck, lepaskan, Bodoh!"



"Cium....!!"



Mo bergidik seram, yang benar saja....



"Morning kisssss....!" Bibir sudah maju lima senti.



What the fuck!! Menjauhkan wajah dengan kasar dan memaki.



Wow, He Tian takjup, Mo memang sesuatu. Mungkin makian adalah mantra ajaib penyemangat hidup berandal kecil ini. Mendorong hingga terjatuh dan mengukung dari atas. Mengurung dengan kedua kaki mengapit pinggul dan tangan di sisi kepala.



I Don't Hate YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang