pagi tiba,di kamar viera sudah rapi menggunakan seragam sekolahnya walaupun hari ini berbeda karena perban yang di pelipis nya masih terpasang.
Viera turun ke bawah untuk sarapan disana sudah ada ghama,natasya tetapi xavier tidak ada disana.
"Abang belum turun bu?" tanya viera
"belum coba kamu lihat apakah abang mu itu sudah siap" suruh natasya
"siaap" viera bergegas naik ke kamar abang nya itu lalu tanpa mengetuk dia masuk ke kamar abang nya dengan teriakan khasnya
"ABAANGGGGG ABANG DIMANAA KOK BELUM Turpppnnn" mulut viera disekap xavier agar tidak berteriak lagi
"Bisa gak, gak usah pakai teriak segala abang gak budek ngerti" kesal xavier
"itu ibu suruh turun sarapan nanti telat lagi abang mau?" dumel viera dan duduk di atas kasur xavier
"iya ini abang udah siap, ayo ke bawah" ajak xavier dan viera mengangguk.
Mereka ke bawah dan melanjutkan sarapan setelah itu mereka pergi ke urusan masing² hanya natasya yang di rumah tetapi terkadang natasya juga ke toko kue nya.
Di sekolah seperti biasa xavier dan viera selalu bergandengan tangan dan viera yang selalu ramah kepada semua orang dan ya abang nya yang cuek ke siapapun itu kecuali adiknya.
Di kelas mereka berpisah karena viera duduk bersama temannya fahra ya fahra tussifa itulah nama teman satu² nya viera.
"Pagii fahraa, kok kamu udah ngantuk aja pagi² pasti karena kamu baca novel lagi ya kan?" tanya viera
"yup binggo jadi gw ngantuk banget pagi ini,gw mau tidur dulu lo duduk aja nanti kalau ada guru lo bangunin gw ya" ucap fahra
"oke" belas viera dan langsung duduk di kursinya
Tak lama muncul sosok laki² yang tiba² saja masuk ke kelas dan menghampiri viera. Viera yang sadar ada sesosok lelaki berdiri didepannya.
"gw minta maaf" ucap lelaki itu
Viera heran melihat lelaki di depannya itu meminta maaf dan membuat xavier bergerak dan mendekati meja viera.
"lo siapa? deket² adik gw" ucap xavier
"owh gw yang gak sengaja lukain kepala adik lo kemarin jadi gw mau minta maaf" ucap lelaki itu santai
"ohh kamuuu yang dorong aku dasar ya gak punya sopan santun jadi orang, nih lihat gara² kamu kepala aku luka, gak minta maaf lagi dasar" kesal viera
"ini gw mau minta maaf sama lo" ucap laki² itu
"minta maaf itu baik² dong ini kok seperti itu" ucap viera
"huffttt yaudah, gw minta maaf ya viera anggelina ghama karena gara² gw kepala lo jadi luka, gimana puas?" kesal lelaki itu
"hehe udah gak apa kok aku tahu kamu ga sengaja" ucap viera
"kalau sudah gw pergi dan xavier gw minta maaf karena bikin adek lo luka dan buat lo khawatir" ucap pria itu dan langsung pergi.
"Tunggu" suara itu membuat pria itu berhenti dan menoleh kebelakng melihat gadis itu berlari kecil menghampirinya.Saat viera tepat berada di hadapan pria itu, pria itu pun menaikkan satu alisnya menandakan bahwa dia bertanya kenapa gadis ini menghentikannya.
"Emm nama kamu siapa? biar kita kenal kan kamu kenal aku" ucap viera dan mengulurkan tangannya mengajak lelaki menjabat tangan.
"gw alvano" jawab pria itu dan langsung meninggalkan viera dan tangannya itu.
"huh cuek banget jadi cowok" kesal viera dan kembali ke bangkunya.
Di perjalanan alvano tersenyum karena gadis itu sangat menggemaskan yang membuat dia tidak tahan melihat viera.
plak plak
"Sadar vano itu cuma perempuan biasa jadi gak perlu lo pikirin" vano menampar pipinya untuk menyadarkan dirinya
Vano sampai dikelasnya dan melihat temannya yang sudah tak karuan serta kondisi kelas yang sangat riuh
"weh bos gimana cewek itu?" tanya dhani teman xavier
"Biasa aja"
"Gila cantik kayak gitu dibilang biasa aja, mata lo rusak van" ucap calvin dan dibalas lirikan tajam xavier
"Mampus lo vin, hajar aja bos jangan kasih kendor" ucap ucup memanasi xavier
"tapi menurut gw cewek itu sedikit menggemaskan hanya sedikit" ucap xavier dan sedikit menekan di akhir katanya
"Huuuuuuu bos dimabuk cintaaa" teriak salah satu teman xavier disana
"gw blang sedikit bukan berarti gw suka sama tuh cewek" ucap xavier dan langsung meninggalkan kelas karena teman² nya tidak berhenti mengejeknya
trengggggg
Waktu yang ditunggu² siswa pun tiba yaitu pulang. Siswa pun berhamburan keluar kelas dan di kelas, viera merasa kepala nya pusing tidak enak badan.
"yok pulang" ajak fahra tapi fahra terkejut karena suhu badan viera panas
"bang badan viera panas" xavier yang mendengar hal itu langsung segera menghampiri adiknya
"Gila panas banget ini, fah lo bantu gw bawa barang² dia ya" dibalas anggukan fahra
"Kita ke rumah sakit sekarang" ucap xavier ke viera dan lanjut menggendong viera ala bride style ke mobil.
Sampainya di rumah sakit viera langsung ditangani oleh dokter.
"Dimana wali dari pasien viera?" tanya dokter
"Saya abang nya dok"
"Bisa kita bicara berdua?" Xavier mengangguk dan mengikuti dokter tersebut ke ruangannya.
"Maaf sebelumnya saya bertanya apakah adik kamu memiliki suatu trauma?" tanya dokter
"Iya"
"Nah mungkin karena kejadian baru² ini membuat ingatan trauma itu muncul kembali tetapi dia mencoba menahan perasaan itu yang membuat tubuhnya tidak mampu" Xavier mengangguk paham
"Tapi dia baik² saja kan?"
"Untuk sekarang dia baik² saja tapi saya harap tetap pantau keadaan dia di rumah karena jika sekali lagi dia terpacu ingatan itu mungkin akan ada hal lebih berbahaya" Penjelasan dokter membuat xavier semakin khawatir
"Baik, terima kasih dokter. kalau itu saja saya permisi" Pamit Xavier
Diperjalan menuju kamar viera, otak xavier tak henti²nya memikirkan bagaimana cara agar ingatan itu menghilang dari adiknya. Belum lama semenjak viera sembuh dari luka itu.
Kejadian yang membuat viera menjadi anak pendiam padahal anaknya ceria. Kejadian yang membuat sosok viera ramah menjadi sosok yang takut kepada siapapun bahkan ayah dan abangnya.