Esok harinya di sekolah vano terus memikirkan perkataan yang dhani ucapkan kemarin. Lalu memutuskan untuk bertanya ke dhani kembali
"eh dhan lo tau gak tuh cewek di rawat dimana?" tanya vano ke dhani
"cewek mana?" memandang vano
"cewek itu loh yang gw dorong itu" jelas vano
"siapa anjir" tanya dhani pura pura tidak tau
"VIERA" sambil memukul kepala dhani
"owh viera, cieee udah nanyain aja nih" canda dhani
"Kurang pukulam gw mau gw tambah, iyaa" ancam vano mengangkat satu bogeman dihadapan dhani
"Maaf bos maaf, mana gw tau dimana, lo tanya aja sama abang nya atau gak teman² nya dia" jawab dhani
"anjir gak guna gw nanya lo" ucap vano lalu pergi
Vano menuju kelas viera untuk mencari info. Sampainya di kelas viera, mata vano mencari keberadaan xavier tapi nihil tidak ada xavier disana,dan mata dhani pun melihat perempuan yang kemarin dia juga bertemu saat meminta maaf pada viera.
tok tok tok
vano mengetuk meja fahra dan fahra menoleh ke vano.
"temen lo masuk rumah sakit mana?" tanya vano langsung membuat fahra menaikkan alisnya aneh.
"gw tanya temen lo viera itu masuk rumah sakit mana?" tanya vano sekali lagi
"lo kenapa tiba² datang terus nanyain teman gw,lo naksir apa cuman mau ganggu dia lagi?" ucap fahra ketua
"emm huft" malas vano meladen perempuan ini
"gw mau jenguk teman lo itu. naksir?? kenapa emang nya kalau gw naksir masalah buat lo?" ucap vano tegas
"tapi gw gak mau kasih tau lo" ucapan fahra berhasil membuat seorang vano memanas
Vano memajukan kepalanya hingga tepat disamping telinga fahra sambil mengucapkan
"lo mau nomornya rendra ??" setelah mengatakan itu vano kembali berdiri tegak dan melihat ke arah fahra yang terdiam
"So dimana viera?" tanya vano
"Di bakti jaya VIP 1, tapi lo beneran...." belum selesai fahra bertanya vano langsung mengulurkan hp nya yang tertera kontak bernama rendra disana.
"udah??" fahra mengangguk
"thanks" ucap vano lalu meninggalkan kelas viera
Setelah mendapatkan informasi tempat viera menginap, sepulang sekolah vano langsung menuju ke tempat itu.
tok tok tok
Seorang wanita yang membukakan pintu untuk vano.
"siapa?" Tanya natasya
"saya alvano bu, temannya viera" jawab vano
"owh silahkan masuk" ibu mempersilahkan vano masuk. vano dan viera bertatapan mata. Vani memandang seluruh area dan mendapatkan xavier yang memandangnya dengan sinis lalu kembali melihat viera, viera manikkan alisnya seakan² bertanya kenapa dirinya disana.
"Vano?" viera terkejut melihat vano datang menjunguknya
"Jangan dekat² adik gw" xavier menghentikan langkah vano. Vano mengangguk mengerti.
"Kenapa bang?" tanya natasya
"Gak bu, ini yang udah nyelakain viera waktu itu" ucap xavier membuat ibu menatap kembali vano
"abang ish gak boleh gitu bang dia kan gak sengaja dan masalah itu sudah selesai jangan dibahas lagi" marah viera
"Tapi vieraa...." omongan xavier terpotong karena ibu cepat menarik lengan xavier untuk keluar
"Ih kamu ini, vano kamu mau bicara dengan viera?" Vano mengangguk
"Tapi bu dia...." xavier ingin mencegah tetapi genggaman lengannya semakin erat
"udah ayo kita keluar dulu biar mereka bicara" Natasya menarik lengan xavier untuk keluar.
"Awas lo macam² sama adek gw" Tunjuk xavier ke vano
Natasya dan xavier keluar ruangan tersisalah hanya vano dan viera di dalam yang membuat suasana didalam sangat canggung dan tidak ada yang satupun bicara.
"emm kok bisa tahu aku disini?" viera memulai permbicaraan
"gw cari tahu lah" jawab vano cuek
"owh" suasana kembali hening
"terus kamu mau bicara apa?" tanya viera kembali
"gak ada sih, gw cuman pengen berduaan sama lo aja" jantung viera berdebar mendengar ucapan vano.vano yang menyadari viera memalingkan wajahnya pun menahan senyumnya.
"ekhem lo udah baikkan?" tanya vano
"yaa udah sih" jawab viera
"lo sakit apa sih?" tanya vano lagi
"kecapean aja sih jadinya drop" jawab viera
"bukan gara² gw dorong lo kan?" pertanyaan vano membuat alis viera mengkerut dan memiliki ide untuk mengerjai vano
"mungkin itu salah satu penyebabnya" ucap viera sambil tersenyum. Wajah vano menunjukan wajah merasa bersalah yang membuat viera tertawa.
"nggak kok, aku kecapean aja kata dokter bukan salah kamu" vano mendengus kesal viera masih tertawa tipis membuat vano yang melihat itu pun tersenyum.
"Lo manis ya kalau senyum gitu" ucapan vano membuat pipi viera memerah
"a..ap...apaan sih" ucap viera sambil memalingkan wajahny kesana kemari
"cieee blushing" vano tersenyum setelah melihat tingkah viera yang menggemaskan
"Gak yaa ini aku panas jadinya merah" Viera tiba - tiba mematung karena Vano tiba² saja memegang dahi viera untuk mengecek.
"Gak panas kok, bilang aja blushing pakai malu segala" menarik tangannya yang berada di dahi
"Gak yaa ihh ngeselin deh" kesal viera
"Iya² gw percaya, karna gw dh liat lo dan lo baik² aja jadi gw mau pulang" Vano langsung berdiri dari duduk nya untuk keluar
"Owwhh okeeyy, Hati - hati yaaa" Vano mengangguk lalu membuka pintu untuk pulang dan bertemu dengan xavier dan natasya.
Xavier melihat vano sinis setelah itu langsung masuk.
"Sudah mau pulang?" tanya natasya
"Iya,saya permisi" menyalami ibu
"Yaudah hati² yaa" Vano mangangguk dan langsung pergi.
Untuk teman - teman pembaca hehe terima kasih banyak loh udah mau baca cerita yang aku update...
Tapi jangan lupaaa vote nya biar aku bisa terus semangat buat up ceritanyaaa......
See you next chapter 🖤🖤