Di rumah sakit viera telah sadar dari pingsan nya. Di sana sudah ada ibu,ayah dan xavier.
"bu kepala viera sakit"
"sayang sudah sadar?" ucap natasya yang berada disebelah viera
"kepala viera sakit sekali bu, tolong viera hiks"
"tunggu sebentar dokter akan segera tiba"
Dokter tiba dan memeriksa viera.
"jadi ingatan anak ibu berusaha untuk kembali tetapi terjadi penolakan oleh tubuhnya serta membuat pasien mengalami sakit yang luar biasa dikepalanya,saya akan memberi obat penenang agar anak ibu bisa istirahat" jelas dokter
natasya,ghama dan xavier mengangguk paham dan membiarkan dokter keluar.
"ayah kenapa kepala viera sakit banget, bang sakitt hiks" tanya viera
"sabar sayang bentar lagi sakitnya akan hilang" ucap ghama mengusap kepala viera
"bang viera ngantuk temanin viera yaa!"
"karena sekarang kamu sedang di infus dan gak mungkin dong abang gendong,abang temanin kamu aja disini ya" viera mengangguk paham lalu xavier duduk disebelah viera dan terus mengelus punggung tangan viera. Natasya dan ghama pun mengecup kepala viera lalu membiarkan viera istirahat.
.
.
.
.
Pagi pun tiba, xavier dan viera masih dalan tidur panjangnya. Natasya sudah sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka disana.
"Xavier bangun,sudah pagi bersih² dulu setelah itu sarapan" xavier bangun dan langsung ke toilet
"Viera sayang bangun yuk kita sarapan" ibu mengusap lembut kepala viera agar bangun
"eghh" lenguh viera
Xavier keluar dari kamar mandi langsung menghampiri viera di ranjang.
"Mau abang gendong ke kamar mandi?" viera langsung mengangguk dan langsung menggendong viera ke kamar mandi setelah itu dia kembali duduk untuk sarapan.
Viera selesai dan xavier kembali menggendong viera ke atas kasur. Ghama juga sudah datang karena malam tadi ghama pulang.
"Ayo kita makan sekarang" ajak natasya
"bang" panggil viera dan xavier yang tepat disamping viera langsung menoleh.
"iya"
"mau tanya boleh?" xavier mengangguk
"tangan viera kenapa bisa seperti ini?" sambil menunjukan pergelangan tangannya yang memiliki bekas luka sayatan disana
Xavier terkejut akan pertanyaan viera yang tiba², xavier lalu melihat ke arah ayah dan ibunya.
"owh itu sayang waktu kamu kecil dulu kamu itu nakal banget, kamu senang main masak²kan lalu kamu suka sayat tangan kamu menggunakan pisau mainan kamu jadinya yaa berbekas" jelas natasya
"Iyaa?" tanya viera ke xavier sekali lagi dan xavier hanya mengangguk ditambah senyumannya.
"udah yaaa abang lapar, kita makan aja" pujuk xavier ditambah dengan sedikit aegyo
"hehe iya iyaaa ayo makan" natasya pun langsung mengambil makanan viera lalu memberikan ke xavier agar dia menyuapi adiknya.
Selesai makan ghama pergi bekerja dan natasya pulang karena harus mengambil beberapa barang dan xavier menjaga viera di rumah sakit.
"ada yang sakit?" tanya xavier dibalas gelengan viera
"bang tadi aku mimpi kalau aku pernah diculik aku takut, mimpi itu seperti nyata" ucap viera dengan suara sedikit gemetar
"gak sayang itu cuma mimpi kamu aja" xavier menggenggam tangan viera untuk menenangkan
"bang jangan kemana² ya terus sama viera, agar viera merasa aman" xavier mengangguk.
.
.
.
.
Di sekolah vano dan teman²nya sedang asik bermain basket di lapangan. Lalu satu temannya mulai membicarakan sesuatu.
"ehh van lo tau gak cewek yang waktu itu lo dorong masuk rumah sakit" ucap dhani
"terus?" jawab vano dengan cuek
"gila ya lo, gara² lo dia masuk rumah sakit tau nggak?" ucap dhani sambil memukul bahu vano sedikit dan dibalas lirikan tajam vano.
"kok gara² gw, emang gw ngapain tu bocah" jawab vano sedikit ngegas
"owh shit you forget about you push the girl" ucap dhani mengingatkan vano
"so? gw cuman dorong dikit lebay banget jadi cewek"
"omg vano, lo gak tahu apa tuh cewek punya trauma yang mendalam sama laki². sudahlah percuma juga gw ngomong sama lo, gw pergi" dhani yang sudah kesal langsung meninggalkan vano yang sedang berdiri disana dengan pikiran yang berkecamuk karena perkataan dhani tadi.
"Apa gara² gw? ah gk peduli gw" xavier pun melanjutkan bermain basket
Tibalah waktu pulang sekolah. Karena vano penasaran akan perkataan dhani, vano pun langsung bertanya kembali kepada dhani.
"woi dhan, sini lo" dhani langsung menghampiri van
"apa?" tanya dhani
"lo harus jelasin ke gw maksud perkataan lo siang tadi" tanya vano sambil merangkul dhani
"yang mana?" tanya dhani kembali
"tentang trauma sih viera" jawab vano
"owh lo penasaran ekhem ekhem" vano kesal lalu melepas rangkulannya dan memukul kepala dhani
"sakit gila" sambil mengelus kepalanya yang ditoyor vano
"salah lo,cepet deh lo cerita" dengan cueknya cano duduk di motornya menunggu jawaban dhani
"yaudah, jadi gini sependengaran gw yaa dulu tu viera pernah diculik kalau gak salah waktu umurnya 16 tahun dan dia hampir dilecehkan tapi untungnya cepat diselamatkan, nah karena kejadian itu viera jadi anak yang murung dan suka lukain dirinya sendiri sampai akhirnya ada pengobatan yang buat ingatan tentang itu dilupain, udah gitu doang yang gw tau" jawab vano
"terus maksud lo gara² gw dia masuk rumah sakit?" tanya vano kembali
"yah karena kejadian lo kemarin memicu ingatan buruk dia kali mana gw tau lo tanya aja sono sama dia,udah segitu aja sih,gw pulang ya" dhani langsung meninggalkan vano yang sedang melamun setelah mendapatkan jawabannya