Viera yang baru sampai di rumah pukul 10 malam berusaha untuk tidak bersuara dan berharap orang rumah tidur.
"Bagus baru pulang ya jam segini" ucap seorang lelaki dikegelapan, saat viera menghidupkan lampu dia melihat sosok xavier yang bersandar dengan tangan bersilang dada, jangan lupakan tatapan tajam yang diberikan.
Viera lupa bahwa dia memiliki seorang abang yang sangat posesif terhadapnya dan pasti akan tetap seperti itu.
"Ingat pulang juga kamu yaa,dari mana?" tanya xavier
"Ke kafe bereng fahra" jawab viera
"Kenapa gak angkat telfon abang?" tanya xavier mendekat ke viera
"Oh abang telfon? viera gak tau karena hp viera silent" ucap viera sambil mengeluarkan hpnya dari tas
"Waah 15 panggilan, beneran bang viera gak dengar sama sekali, sumpah gak bohong" ucap viera meyakinkan xavier
"Ke kafe mana tadi?" tanya xavier
"Kafe starlight yang dekat sekolah kita" jawab viera
"Bohong" ucap xavier
"Beneran, aku dari sana" ucap viera
"Kalau mau bohong itu pinter², kalau kamu disana pasti kita ketemu" ucap xavier
"Haa? memang abang disana?" tanya viera
"Iya, kenapa ketahuan bohongnya?" ucap xavier
"Abanggg aku gak bohong, ini buktinya" viera menunjukkan foto pemandangan yang di ambil di rooftop tadi
"Aku tadi di rooftopnya bang bareng vv..." ucap viera berhenti menatap xavier karena dia hampir keceplosan
"Bareng fahra, tanya aja sendiri kalau gak percaya, sudah yaa aku ngantuk, byee" viera langsung meninggalkan xavier disana"Mulut ini tolong banget yaa dijaga, eh tapi abang kesana? iya ya kok gak ketemu, tapi syukur deh, kalau ketemu aduh habis aku" ucap viera ke dirinya sendiri lalu masuk ke kamar dan beristirahat karena malam ini lumayan panjang dan melelahkan.
.
.
.
Pagi ini viera bangun dengan mood yang berbeda dari hari² sebelumnya, hari ini viera bangun dengan mood yang happy.
Setelah bangun viera turun untuk sarapan tanpa mandi hanya mencuci muka dan gosok gigi."Good morning abang ku tercinta, mau kemana ni pagi² udah ganteng aja" ucap viera sambil memeluk abangnya dari belakang
"Kamu kenapa? masuk angin apa gimana biasanya juga manyun aja tuh bibir pagi²" ucap xavier
"Yaa gimana yaa lagi senang aja" ucap viera lalu duduk di kursi
"Perlu dicurigai ini" ucap xavier sambil melihat viera dengan menyipitkan mata
"Sudah² bagus dong adik kamu gini malah tambah cantik" ucap ayah
"Tapi viera masih marah sama ayah" ucap viera lalu mengambil piring dan makan dengan tenang
"Viera sudah berkali² ibu bilang jangan seperti itu dengan ayah kamu, tidak sopan" marah ibu tetapi viera tidak mendengarkan dan makan dengan cepat lalu kembali ke kamarnya.
"Sudah bu, namanya juga remaja memang fase² nya membangkang dan kita juga harus memahami perasaan viera dia pasti kecewa dengan kita" ucap ayah
"Tapi kita orang tua mas, tidak sepantasnya dia seperti itu" ucap ibu kesal
"Ibu biar xavier aja yang bicara sama viera, ibu tenang aja" ucap xavier menenangkan ibunya
"Iyaa tolong yaa xav, oh iya kamu tau viera mau lanjut kuliah apa?" tanya ayah
"Tau yah, kemarin dia bilang mau ambil psikologi dan aku juga setuju" jawab xavier
"Kamu benar gak kuliah?" tanya ayah lagi
"Gak yah, aku ngurusin sasana aja udah capek ditambah aku harus kerja di tempat ayah gak mampu aku harus kuliah dan aku juga gak pengen kuliah" jawab xavier
"Yaudah kalau kamu maunya seperti itu tapi kamu tolong bantu adik kamu itu" ucap ayah
"Siap, kalau gitu aku pergi dulu, byee" xavier yang menyelesaikan makan pun memutuskan pergi ke sasana nya untuk mengajar karate.
Dikamar seorang gadis kembali menggerutu sendiri.
"Apa aku turun yaa minta maaf sama ayah, sama ibu juga sepertinya aku kelewatan banget tapi aku masih kesal sama ayah bagaimanapun mereka menyembunyikan ini dari aku, hwaaaaa" gerutu viera di kamar sambil mengguling²kan badannya di kasur
tok tok tok
Mendengar suara ketukan pintu viera terduduk menunggu suara seseorang yang diluar itu.
"Ini ayah" ucap seseorang di luar
"Ayah? aduh ngapain ayah ke kamar aku" ucap viera panik
"Buka pintu nya dong ayah mau ngomong" ucap ayah di luar kamar
"Buka gak yaa?" tanya viera ke diri sendiri
"Yaudah kalau gak mau ayah pergi kerja dulu yaa, bye sayang" ucap ayah lalu perlahan terdengar suara kaki menjauh dari sana
"Aku anak durhaka hwaaa" viera frustasi mengacak² rambutnya lalu kembali berguling² di kasur
Waktu menunjukan pukul 12 siang, viera hanya berdiam diri di kamar tidak ada niatan ingin turun kebawah, dan sepertinya xavier dan ayah sudah di rumah karena ini jam makan siang.
tok tok tok
"Turun makan" ucap xavier
"Iyaa" jawab viera
Viera turun ke bawah untuk makan siang bersama.
"Gak bosan kamu di kamar terus?" tanya xavier
"Emm bosan" jawab viera
"Terus kenapa diam aja di kamar?" tanya xavier lagi tetapi tidak dijawab viera dia hanya diam dan makan.
"Viera" panggil ayah yang dipanggil pun melihat ke arah ayah
"Katanya kamu mau ambil psikologi yaa? bagaimana pendaftrannya sudah?" tanya ayah
"Sudah kemarin dibantu abang untuk pendaftaran" jawab viera, ayah tersenyum mendengar jawaban anaknya setelah beberapa hari ini viera tidak berbicara dengannya.
"Oh kapan pengumumannya?" tanya ayah
"Lusa" jawab viera
"Ohh nanti ayah boleh liat sama²?" tanya ayah tetapi viera terdiam
"Yaud..."
"Boleh" ucapan ayah terhenti karena mendengar jawaban viera
"Wah haha oke kita liat sama²" ucap ayah sambil tertawa pelan
"Ekhem abang boleh liat juga?" tanya xavier
"Kan tadi ayah bilang liat sama² berati semua dong, ayah, ibu, abang" jawab viera
"Iya²" ucap xavier
"Bu,boleh tolong ambilin lauk yang disana?" tanya viera
"Sini piringnya sayang" ucap ibu sambil tersenyum
"Nah gini kan seru yaa" ucap xavier
Akhirnya keluarga ghama kembali seperti dulu, walaupun viera belum meminta maaf tetapi perubahan sikapnya membuat keluarga ini kembali hangat.
.Part ini sedikit ya guys hehe....
Tapi penasaran gak sih gimana kelanjutan ceritanya...
See you soon yaa....Terima kasih yang udah selalu support aku dengan membaca dan like cerita ini!!!!!
And see you next chapter 🖤🖤🖤