Bab 5.

1.6K 39 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satria Aska Adipura (Aska)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satria Aska Adipura (Aska)

Kembali ke masa kini.

Setelah bel istirahat berbunyi, Ziva memutuskan untuk tidak pergi ke kantin bersama Ghea dan Tiara. Sebab saat ini Ziva sedang berjalan menuju ke ruang Jurnalistik tempat dirinya mengikuti ekstrakurikuler di sekolah.

Ditangan Ziva juga sudah siap beberapa kertas yang nantinya untuk bahan diskusi antara tim jurnalistik, sebab Ziva yang menjabat sebagai sekretaris Jurnalistik dan bertugas untuk mengatur agenda rapat nanti.

Tapi saat dalam perjalanan, Ziva dihadang dengan dua cewek yang beberapa bulan ini mengganggunya. Siapa lagi jika bukan Tasya dan Megan.

Setelah kejadian di kantin tiga bulan yang lalu, Ziva seakan sudah menjadi target mereka selanjutnya. Dimulai dengan keduanya yang menyebarkan berita hoax tentang Ziva yang sering pergi ke club, sampai Ziva pernah dipanggil ke ruang BK. Tapi untung saja Ziva dapat membuktikan jika semua itu hanya berita palsu.

Kemudian Tasya dan Megan juga tidak segan-segan untuk memberi pelajaran kepada Ziva dengan mengganggu Ziva. Tetapi Ziva tidak ambil pusing selama sikap keduanya masih wajar.

"Hallo cewek cupu. Mau kemana nih? Tumben tuan putri sendirian, kemana kedua dayang-dayang lo itu." Ujar Tasya dengan nada mengejeknya.

Ziva menatap keduanya sebelum mengeluarkan senyum manisnya yang hanya palsu. "Maaf kak Tasya dan kak Megan, gue mau lewat bisa minggir gak." Ujarnya berusaha tidak ingin mencari masalah.

Megan menatap angkuh kearah Ziva. "Kalo gue gak mau gimana tuh?"

"Ini kan jalan umum, siapa aja berhak lewat sini." Jawab Ziva masih dengan nada kalemnya, karena saat ini Ziva tidak ingin meladeni kedua cewek itu.

Megan maju dan mendorong Ziva hingga terjatuh dan membuat kertas di tangannya berserakan di lantai.

"Lo harus tau, gue anak dari salah satu komite di sekolah ini. Dan gue berhak dong buat larang orang-orang, apalagi kuman kaya lo! Dan jangan berharap lo bisa lebih unggul dari gue!" Ujarnya dengan angkuh.

Pernikahan Rahasia Alvaro dan ZivaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang