Bab 8

1.4K 49 0
                                    

Selamat membaca, eh pencet tombol bintang dulu yaww



***


Setelah memastikan jika kondisi di sekitarnya sepi, Ziva berlari kecil ke arah mobil Alvaro yang.

Ziva melihat sekelilingnya dan menyadari jika ini bukan jalan ke apartemen mereka. Ziva menatap Alvaro yang masih fokus menyetir.

"Kak Alvaro, kita mau kemana?" Tanya Ziva.

Tetapi Alvaro hanya diam seakan hanya dirinya saja yang berada di dalam mobil itu.

Ziva menarik nafasnya pelan, harus sabar menghadapi sikap Alvaro yang selalu seperti ini jika dirinya aja bicara.

"Kalo kakak mau ada urusan, mending aku turun disini aja, aku bisa pulang sendiri. Lagian aku juga mau siap-siap buat acara kemah nanti." Ujar Ziva.

"Gue udah bilang gak usah pergi, gue gak ngijinin." Akhirnya Alvaro mengeluarkan suara juga.

"Tapi ini tanggung jawab aku. Dan gak mudah buat asal ganti anak Jurnal buat gantiin aku. Pokoknya aku bakalan pergi kemah. Lagian bunda juga udah ijinin aku." Ujarnya tidak mau kalah dengan Alvaro.

Siapa suruh Alvaro melarang dirinya, padahal awalnya cowok itu setuju-setuju saja jika dirinya pergi. Tetapi entah terkena angin mana, tiba-tiba melarang Ziva untuk pergi.

"Lo sendiri yang bilang, kalo harus ijin dulu sama gue." Balas Alvaro.

"Iya, aku udah minta ijin, tapi apa jawaban yang aku dapat? Kak Alvaro malah ngelarang aku padahal awalnya setuju. Sekarang aku tanya ke kakak, apa alasan kak Alvaro gak bolehin aku ikut?" Tanya Ziva meminta penjelasan dari cowok itu.

"Gak ada." Jawabnya dengan cuek.

Ziva memutar bola matanya malas menatap Alvaro yang menjawab pertanyaan dengan jawaban yang tidak masuk akal.

"Ya udah, kalo gak ada alasan yang jelas jangan pernah ngelarang aku buat ngelakuin apa yang aku mau. Lagian sebelum kita menikah, kita kan udah sepakat buat gak ikut campur urusan masing-masing." Ucap Ziva menatap Alvaro dengan berani.

Pernikahan Rahasia Alvaro dan ZivaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang