Bab 16

1.3K 34 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Tiga puluh menit yang lalu.

Sudah hampir lima belas menit, Ghea dan Tiara menunggu kedatangan Ziva, tetapi cewek itu belum tiba di kantin, padahal makanan mereka sudah selesai dipesan.

"Ziva kok lama ya?" Ujar Ghea seraya menatap ke arah pintu masuk kantin.

"Iya nih, apa mungkin terjadi sesuatu sama Ziva?" Balas Tiara yang khawatir.

"Gue coba telpon dia dulu, siapa tau toiletnya lagi rame." Balas Ghea dan memutuskan untuk menelepon Ziva.

Dret... Dret...

Ponsel Ziva hanya berdering, tetapi cewek itu tidak menjawab panggilan Ghea.

"Gimana?" Tanya Tiara.

Ghea menggeleng. "Gak diangkat, di WhatsApp juga gak dibales."

"Gimana nih, apa kita samperin ke kamar mandi?" Tawar Tiara.

"Terus makanannya gimana?"

"Gak papa, kita titipin dulu ke bu kantin. Kita cari Ziva dulu, gue takutnya terjadi apa-apa sama tuh anak." Jawabnya.

Mengangguk setuju, akhirnya Ghea dan Tiara memutuskan untuk menitipkan makanan dan setelahnya kedua cewek tersebut menghampiri Ziva ke kamar mandi.

Tapi dalam perjalan, Ghea dan Tiara melihat beberapa siswa yang berlari menuju suatu tempat membuat keduanya bingung.

"Kenapa anak-anak pada lari? Emang ada apa? Ada pengumuman ya?" Tanya Tiara kepada Ghea.

Ghea mengedikkan bahunya bingung. "Gak tau, kita tanya aja."

Setelah itu, Ghea menghampiri salah satu murid yang sepertinya juga hendak pergi. "Eh itu anak-anak mau kemana kok pada lari semua?" Tanya Ghea kepada cewek berkacamata.

Cewek berkaca mata yang juga kelas sepuluh itu menatap Ghea dan Tiara. "Ohh itu mereka lagi nonton kak Megan sama Kak Tasya yang lagi bully anak kelas sepuluh."

Pernikahan Rahasia Alvaro dan ZivaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang