Bab 18

1.1K 32 0
                                    

Sepanjang pelajaran dimulai, Ziva tidak bisa fokus dengan apa yang disampaikan oleh guru, pikirannya melayang memikirkan kejadian tadi.

Perasaannya menjadi campur aduk. Dirinya masih belum mengerti apa yang menjadi alasan Alvaro sampai bertindak seperti itu.

Kenapa dengan mudahnya cowok itu mengklaim bahwa dirinya adalah pacar Alvaro dihadapan banyak murid, sampai-sampai kini setiap dirinya berjalan, pasti murid lain menatap dengan aneh, seolah mereka tidak suka dengan hubungannya bersama Alvaro.

"Baik anak-anak sekian pembelajaran dari saya, setelah ini materi akan dilanjutkan oleh guru matematika kalian." Ujar guru Fisika yang telah selesai memberikan materi dan keluar dari kelas mereka.

Sedangkan Ghea dan Tiara, mereka sedari tadi juga memperhatikan jika sahabatnya sedang dalam kondisi yang kurang baik. Keduanya paham jika Ziva pasti memikirkan kejadian tadi.

Ghea dan Tiara juga sengaja tidak bertanya apa-apa kepada Ziva. Mereka menunggu kondisi Ziva lebih tenang.

Tiara melirik ke arah Ghea yang duduk disamping Ziva. Memberi isyarat kepada cewek itu.

"Ekhem.. Zi, lo baik-baik aja kan?" Tanya Tiara.

Ziva menoleh ke arah sahabatnya, wajah yang semula murung langsung berubah ceria. "Hemm gue gak papa kok. Kenapa kalian natap gue kaya gitu? Ada yang salah sama gue?" Ziva berbalik tanya.

Ghea menggeleng. "Gak papa Zi, kita cuma khawatir sama lo."

Tiara mengangguk setuju. "Iya, kalo lo mau cerita sama kita gak papa, kalo lo ngerasa sedih dan susah, lo bisa cerita semuanya ke kita. Lo tau kan, kita peduli banget sama lo." Ujarnya.

Ziva tersenyum tipis. "Makasih kalian udah peduli sama gue. Dan gue tau kalian juga udah denger berita kalo gue pacaran sama kak Alvaro kan?"

Ghea dan Tiara hanya diam mendengar pertanyaan Ziva.

Ziva kembali tersenyum kecil. "Maaf, gue bukannya gak mau cerita sama kalian. Gue juga gak ada niatan buat nutupin semua ini dari kalian, tapi gue minta waktu buat nenangin pikiran gue dulu."

Ghea menggenggam tangan Ziva. "Iya Zi, kita tau lo gak pernah ada niatan gitu ke kita. Gue dan Tiara juga percaya lo bakalan kasih penjelasan ke kita. Kita juga gak pernah maksa lo buat cerita kalo hati lo belum siap. Lo tenang aja, sekarang lo nenangin diri dulu sama kondisi lo."

Ziva tersenyum kecil, merasa sedikit tenang dengan sahabatnya yang bisa mengerti keadaannya. "Makasih kalian udah ngertiin gue. Gue bersyukur banget punya sahabat kaya kalian." Ujar Ziva tulus.

***

Di tempat lain.

Saat ini Alvaro butuh menenangkan pikirannya. Emosinya masih belum bisa meredam sejak kejadian di ruang UKS tadi.

Alhasil Alvaro memutuskan untuk tidak mengikuti pelajaran dan pergi ke ruang OSIS setelah dari UKS.

Saat Alvaro membuka pintu, disana sudah ada Bima dan Dito yang sedang bersantai.

"Kalian ngapain disini? Kenapa gak masuk ke kelas?" Tanya Alvaro.

Bima menoleh ke arah Alvaro. "Ohh Ini dia orang yang udah buat satu sekolah heboh sama beritanya yang pacaran sama Ziva ya kalo gak salah namanya." Ujarnya.

Dito mengangguk. "Iya, itu cewek yang pernah ribut sama Megan di kantin dan cewek yang ditolongin pas kemah kemarin." Ujar Dino menambahkan.

Bima menatap Alvaro curiga. "Ohhh jadi ini alasan lo buat gantiin Defan kemah kan? Sejak kapan kalian pacaran? Kenapa lo gak pernah cerita sama kita?" Tanya Bima secara beruntun.

Pernikahan Rahasia Alvaro dan ZivaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang