Bab 21

1.1K 34 0
                                    

Selamat membaca
Jangan lupa pencet tombol bintangnya

****

"Oh jadi gitu ceritanya, tapi menurut gue aneh aja gitu. Kalian kan gak pernah interaksi sebelumnya, tapi kenapa tiba-tiba kak Alvaro malah nge klaim lo jadi pacarnya?" Tanya Ghea yang masih bingung.

Ziva menggeleng pelan. "Gue juga bingung sebenernya, tapi kak Alvaro janji kalo pacaran ini cuma sampe kak Alvaro lulus sekolah dan setelah itu kita putus." Jawab Ziva.

Ziva menghembuskan nafasnya pelan. Lagi-lagi dirinya kembali mengucapkan kebohongan kepada kedua sahabatnya.

Ziva terpaksa memberi alasan kenapa dirinya bisa berpacaran dengan Alvaro, lantaran si ketua OSIS dingin itu yang ingin melindunginya dari bully Megan dan Tasya.

Selain itu, Ziva juga mengatakan hal yang sangat konyol, karena dia juga mengatakan jika keduanya akan putus saat Alvaro sudah lulus dari sekolah ini yang berarti tidak kurang dari tiga bulan lagi.

Ghea menatap Ziva dalam. "Tapi Zi, apa lo baik-baik aja gitu menjalin hubungan kaya gini. Maksud gue, apa perasaan lo gak bakalan berubah kedepannya. Gue takut lo suka beneran sama kak Alvaro dan saat itu malah kalian udah pisah." Ujarnya khawatir.

Tiara mengangguk. "Gue setuju sama omongan Ghea. Gak mungkin Zi, lo gak bakalan ada rasa sama kak Alvaro kedepannya. Gue takut malah lo nanti kecewa. Kita juga khawatir Megan sama Tasya malah semakin benci sama lo dan mereka bakalan balas dendam sama lo."

Ziva kembali terdiam mendengar perkataan Ghea dan Tasya. Ternyata apa yang dipikirkan mereka juga sama dengan apa yang Ziva pikirkan.

Ziva juga takut jika perasaannya akan berubah seiring berjalannya waktu. Ziva takut jika dirinya akan menyukai Alvaro tetapi perasaannya tidak terbalas.

Selain itu, tidak menutup kemungkinan jika Megan dan Tasya akan berbuat hal yang lebih kejam kepada Ziva, seolah sudah merebut Alvaro dari Megan.

Ziva menjadi bimbang sendiri, apakah keputusannya saat ini salah? Dan apa yang harus ia lakukan selanjutnya??

***

Beberapa jam kemudian.

Sekolah sudah bubar beberapa menit yang lalu. Banyak siswa yang sudah meninggalkan

Alvaro dan Ziva sudah ada di mobil dan akan pergi ke rumah orang tua Alvaro. Dalam mobil, keduanya saling diam. Mereka bingung harus memulai percakapan dari mana, sebab rasa canggung yang melanda.

Jika sebelumnya keduanya biasa saja dalam keadaan hening karena hubungannya biasa saja. Tapi kini mereka memulai hubungan dengan status pacaran dan itu membuat baik Ziva dan Alvaro sama-sama bersikap canggung.

"Gimana hari ini? Semuanya lancar kan? Gak ada yang gangguin lo?" Tanya Alvaro yang akhirnya berani memulai percakapan.

Ziva mengangguk kecil. "Semuanya lancar kak. Kak Alvaro gimana?" Tanya Ziva balik.

"Gue juga baik. Oh iya, lo usah gugup. Anggap aja Mama sama Papa kaya orang tua kandung lo sendiri." Ujar Alvaro yang seolah mengerti jika Ziva gugup selama perjalanan menuju ke rumah orang tua Alvaro.

"Eh iya kak. Makasih udah ngomong gitu ke aku." Ujar Ziva dan tersenyum kecil.

Kemudian pembicaraan keduanya perjalanan dengan lancar, tidak ada lagi rasa canggung seperti sebelumnya.

Ziva juga menceritakan kepada Alvaro mengenai dirinya yang memberitahukan kepada kedua sahabatnya alasan Ziva dan Alvaro berpacaran dan Alvaro hanya bisa mengangguk kecil.

Dirinya hanya bisa menerima jika itu semua yang membuat Ziva nyaman, walau dirinya juga tidak enak jika harus berbohong.

Butuh waktu tiga puluh menit hingga akhirnya mereka berdua sampai ditempat tujuan. Alvaro keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Ziva.

Pernikahan Rahasia Alvaro dan ZivaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang