Bab 24

2K 50 9
                                    

"Kak Al kita mau pergi kemana?" Tanya Ziva bingung.

Keduanya kini dalam perjalanan ke tempat yang Alvaro katakan sebelumnya. Setelah pamit dari rumah Alvaro, keduanya memutuskan untuk balik ke apartemen mereka terlebih dahulu untuk berganti pakaian lebih santai dan setelahnya mereka pergi lagi.

"Gak usah banyak tanya, nanti lo juga tau." Jawab Alvaro.

"Ya kan aku penasaran kak. Tapi... Kak Alvaro gak bakalan macam-macam kan sama aku?" Tanya Ziva yang tiba-tiba merasa curiga kepada cowok itu.

Alvaro yang tadi fokus menyetir menatap Ziva yang menatap dirinya dengan tatapan aneh. "Maksud lo gimana?"

"Ya siapa tau kak Alvaro bakalan bawa Ziva ke tempat yang aneh-aneh. Kalo iya, Ziva bakalan laporin sama Mama dan Papa." Ancam Ziva.

Alvaro memutar bola matanya malas mendengar ucapan Ziva yang tidak masuk akal. "Gak usah mikir yang aneh-aneh. Gue gak bakalan bawa lo ke tempat yang bahaya buat lo. Sekalipun itu beneran bahaya, lo tenang aja, gue bakalan lindungi dan jaga lo. Percaya sama gue." Ujarnya dengan serius.

Ziva terdiam mendengar perkataan Alvaro yang sungguh-sungguh. Debaran hatinya mulai berdegup kencang mendengar kalimat jika cowok itu akan melindungi dirinya.

Setelah itu keduanya kembali diam, Ziva memutuskan untuk melihat ke samping kaca dan menikmati perjalanan keduanya.

***

Alvaro tidak menyangka jika perjalanan mereka akan menempuh waktu hampir satu jam bagi mereka sampai ditempat yang Alvaro pilih. Sebab tadi jalanan cukup macet mengingat jika hari ini Minggu dan banyak orang yang ingin bepergian untuk sekedar melepas penat setelah enam hari melakukan aktivitas, baik itu kerja atau bersekolah.

"Ayo turun, jangan lupa pakai topi soalnya panas." Ujar Alvaro setelah selesai memarkirkan mobilnya. Ziva mengangguk kecil dan menuruti apa yang cowok itu katakan.

Kemudian Ziva dan Alvaro berjalan ke keluar parkiran. Semakin keduanya berjalan menuju tempat tujuan, Ziva seolah tidak asing dengan tempat ini, dirinya seolah pernah pergi ke tempat ini beberapa tahun yang lalu.

Hingga keduanya tiba di depan tempat yang sangat besar dengan banyak orang disana. Ziva menatap takjub tempat di depannya. Dirinya tidak menyangka Alvaro akan mengajaknya kesini.

Perasaan senang ternyata benar dugaan nya yang merasa pernah ke tempat ini. Dan Ziva ingat jika tempat ini pernah ia datangi saat dirinya kelas dua SMP.

"Lo suka tempat ini gak? Kalo enggak, kita ganti tempat aja." Ujar Alvaro yang hanya melihat Ziva terdiam.

Keduanya saat ini berada di salah satu tempat wahana dan sekaligus tempat festival. Dan bagaimana Alvaro tau tentang tempat ini, karena sebelumnya dirinya mencari di google rekomendasi tempat untuk kencan dan Alvaro memilih tempat ini.

Ziva lantas menengok ke arah Alvaro dan menggeleng kuat seperti anak kecil. "Gak mau kak, Ziva suka banget sama tempat ini. Dulu Ziva pernah ke sini sama ayah bunda. Ziva jadi kangen ayah deh." Ujar Ziva tersenyum tipis.

Alvaro yang mendengar ucapan Ziva seketika merasa bersalah kepada cewek itu. Ternyata tempat ini menjadi kenangannya bersama alm. ayahnya.

"Maaf, gue gak tau kalo..."

Ziva kembali menggeleng. "Gak papa kak Alvaro. Malah Ziva yang terima kasih kakak udah bawa aku ke sini. Ayo kita masuk, Ziva udah gak sabar main semua wahana disini." Serunya semangat dan tanpa sadar menggenggam tangan Alvaro dan menarik cowok itu untuk masuk ke dalam.

Alvaro yang mendapat perlakuan mendadak seperti itu tentu saja kaget, tetapi Alvaro juga senang melihat Ziva yang juga bahagia.

Setelah antri untuk membeli tiket, wahana pertama yang ingin Ziva coba adalah permainan tornado yang terkenal disana.

Pernikahan Rahasia Alvaro dan ZivaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang