2

2.9K 356 94
                                    

"Kamu gak pernah cerita tentang dia sama aku." Ashel menatap wajah samping Azizi yang sedang fokus memandangi rintik air hujan. Sudah selama ini hubungannya, ia tidak pernah mendengar ada nama itu di hidup Azizi bahkan fotonya saja ia tidak pernah melihat.

Azizi menghela napas kasar tanpa berniat menjawab apapun. Kepalanya sedang penuh sekarang. Sudah satu tahun ia berusaha keras menghilangkan bayangan wajah itu di kepalanya, tetapi secara tiba-tiba wajah itu muncul dan lebih parahnya, sekarang kantor Marsha satu gedung dengannya. Apa yang sedang disiapkan takdir dari kebetulan aneh ini? Dari sekian banyak gedung di kota ini, kenapa Marsha harus pindah ke gedungnya?

"Kamu denger aku kan? Aku tanya, kenapa kamu gak pernah ceritain tentang dia ke aku?" Ashel geram karena sudah pertanyaan ketiga, Azizi tidak menjawab apapun. "Sejak kapan kalian pacaran dan kapan kalian putus?"

"Satu tahun yang lalu." Azizi akhirnya mengeluarkan suara. Azizi bingung dengan dirinya sendiri, apa yang sekarang sedang ia rasakan? Debar itu masih sama setiap kali ia melihat wajah cantik gadis itu, tidak ada yang berubah.

"Wow, 5 bulan sebelum kita jadian?" Ashel semakin terkejut lagi sekarang. "Berapa lama pacaran?"

"Tiga tahun." Azizi menopangkan sepasang tangan pada besi pembatas balkon kamarnya. Azizi belum menatap Ashel sedikitpun, pikirannya masih tertuju pada Marsha.

"Selama itu kamu pacaran dan kamu gak pernah cerita sama aku?" Ashel menggeleng tidak mengerti. Padahal jarak mereka berhubungan bisa dikatakan cukup dekat dengan awal ia menjalin hubungan dengan Azizi. "Putus kenapa?"

"Does it matter?" Azizi melirik sekilas ke arah Ashel yang entah kenapa tampak sedikit kesal dengan hal itu. Apa ia harus menceritakan semuanya pada kekasihnya tentang apa yang terjadi di masa lalunya? Azizi pikir itu sangat tidak penting.

"Tentu. Aku selalu ceritain semua hal tentang masa lalu aku, tentang hidup aku ke kamu. Sekarang kamu ketemu sama mantan kamu dan aku gak tau apapun tentang hal itu." Ashel tidak mengerti ke mana perginya otak Azizi, kenapa Azizi berpikir itu tidak penting untuknya? Ashel berdecak kesal karena lagi-lagi Azizi tidak menjawab. "Kenapa kalian putus?"

"Aku gak inget." Dari nada suaranya, terdengar jelas Azizi tidak ingin membahas tentang ini sedikitpun. Susah payah ia berusaha melupakan Marsha, kenapa sekarang Ashel terus membahas Marsha?

"Really?" Ashel tersenyum miring, sangat tidak percaya dengan jawaban Azizi. "Kamu pacaran sama dia selama tiga tahun dan kamu gak ingat kenapa kamu putus?"

"Kita putus karna-" Azizi menggantungkan kalimatnya karena ia bingung apa yang akan ia jelaskan. "Aku gak inget, intinya karna kita gagal saling mengerti, we break up just like that."

"Did you contact her after the breakup?"

"Ngga."

"Alasannya?"

"Kamu kenapa deh?" Azizi melepaskan topangannya kemudian menghadap Ashel, menatap kekasihnya itu dengan sangat dalam. Azizi melihat kekhawatiran luar biasa dari mata indah itu. Azizi menggeleng tidak mengerti. "Ada masalah? Dia cuma masa lalu aku."

"Aku cuma pengen tau aja, salah aku pengen tau tentang masa lalu kamu? Kamu ceritain semua hal tentang hidup kamu, orang tua kamu, keluarga kamu, bahkan masa kecil kamu. Apa alasan kamu gak cerita tentang dia?" Ashel masih mempertanyakan tentang hal itu. Menjalin hubungan cukup lama, putus secara tiba-tiba dan tidak ada kontak lagi setelahnya, ini sangat aneh menurutnya.

Azizi tidak bisa menjawab, sejak hubungannya berakhir, ia memang berusaha mengubur ingatannya tentang Marsha, ia bahkan menyimpan semua foto Marsha di gudang yang tidak pernah ia buka sama sekali. Bagaimana mungkin ia sanggup menceritakan seseorang yang namanya saja enggan ia sebut? Terlalu banyak ketakutan yang Azizi rasakan setiap kali ia ingin menceritakan tentang Marsha.

AKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang