7

2.2K 348 173
                                    

Ashel yang sedang membuka baju jadi menoleh terkejut ketika pintu kamar tiba-tiba saja terbuka, ia menghela nafas panjang melihat Azizi di sana, ia hampir saja mati karena takut orang asing yang datang. Ashel menyimpan baju kotor itu di keranjang lalu mengambil handuknya, ia sedari tadi fokus melamun sampai baru sempat mandi tengah malam.

"Baru mandi?" Azizi berjalan mendekati Ashel, ia menahan tangan Ashel yang ingin menutupi tubuh dengan handuk itu. "Kenapa ditutup? Ini aku." Azizi menjatuhkan handuk Ashel, memeluk pinggang Ashel, tidak ada jawaban dari Ashel, sepertinya kekasihnya masih marah. Azizi mencium leher Ashel sebelum memeluk tubuh itu seluruhnya. 

Tidak ada balasan pelukan dari Ashel, Azizi melepaskan pelukannya, mengusap pipi Ashel. Sebenarnya tidak masalah Ashel mendapatkan coklat dari siapapun, tetapi kenapa harus dari Adel? Sejak dulu Adel sudah berada di tengah hubungannya dengan Marsha, apa sekarang hubungannya harus hancur juga karena orang yang sama?

"Aku mau mandi." Ashel berjalan meninggalkan Azizi, tetapi Azizi jauh lebih cepat lagi mengikutinya sampai ke kamar mandi, Ashel tidak sempat menutup pintu karena Azizi menerobos masuk. Ashel tidak peduli, ia memilih membuka sisa pakaian yang menempel di tubuhnya.

"Babe please, stop being mad at me." Azizi membuka kancing kemejanya satu persatu karena ia juga sedikit gerah. Setelah pakaiannya terlepas semua, ia berjalan mendekati Ashel, ikut membasahi tubuhnya di bawah shower. 

"Kenapa ke sini?" Ashel mematikan showernya sebentar. Padahal ia sudah meminta Azizi untuk membiarkannya sendiri.

"I can't sleep without hugging you." Azizi meraih dagu Ashel, ingin mencium bibirnya, tetapi Ashel langsung membuang wajah, menolaknya. "Okey, if you're still angry with me, then fine, but I'm staying." Azizi menghidupkan kembali showernya seraya memejamkan mata, ia tetap akan di sini karena tidurnya tidak akan nyenyak jika ia tau Ashel masih marah.

Ashel membiarkannya karena sedang malas berdebat, ia menuangkan sampo pada telepak tangan sebelum berjalan satu langkah, Ashel memejamkan mata sambil menggosok rambut dan kepalanya dengan perlahan. Ashel sedikit terkesiap saat tubuhnya ditarik ke arah shower.

"Aku mandiin ya?" bisik Azizi mengusap punggung Ashel yang sekarang sudah berbusa, ia menghentikan showernya sebentar, membersihkan tubuh kekasihnya sampai ke bagian kaki. Setelah itu, ia membalikan tubuh Ashel, membersihkan bagian depan tubuh Ashel.

"Dari mana?" Pertanyaan yang sedari tadi Ashel simpan akhirnya keluar, pertanyaan itu menghentikan gerak tangan Azizi, sepasang mata indah itu kini tengah menatapnya. "Dinner sama siapa?" Ashel tentu bisa sadar pakaian Azizi sangat rapi tadi.

"Acara keluarga, Hon." Azizi terbelalak saat sadar panggilannya.

"Hon? Sejak kapan kamu manggil aku Honey?" Selama berhubungan, Azizi tidak pernah memanggilnya dengan sebutan itu. "Kamu selingkuh?"

Pertanyaan lainnya membuat tubuh Azizi menegang, Azizi lupa bahwa itu panggilan kesayangannya dulu pada Marsha. Azizi menggeleng, "Aku gak selingkuh, babe."

"Terus apa tadi? Don't you dare lie to me." Ashel semakin curiga karena Azizi diam cukup lama sekarang. "Kamu abis ngadate sama cewek lain?"

"Ngga, aku pengen panggilan baru aja, aku pengen suasana baru, boleh kan?" Azizi meraih tangan Ashel, menciumnya dengan sangat lembut, tidak ada jawaban dari Ashel. Azizi kembali menghidupkan shower, membersihkan tubuhnya sendiri sebelum pindah pada kekasihnya. "Mau dicebokin gak?"

"Zee." Ashel terperanjat saat Azizi menyentuh miliknya. "Aku bersihin sendiri aja, sana." Ashel mendorong tubuh Azizi sebelum duduk di WC.

"Ya udah." Azizi memejamkan matanya sejenak, menikmati tetesan air yang menerpa kepalanya. Azizi merasa sangat bersalah sekarang karena sudah membohongi Ashel, ia benar-benar tidak bermaksud, ia hanya tidak ingin Ashel marah.

AKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang