Tiga..

3.7K 311 0
                                    

Aku menghampiri teman-temanku di Gazebo seperti biasanya, kali ini dengan wajah kusut.

"Muka lo kenapa sih Li ? Kusut amat." tanya Randy

Aku hanya menggelengkan kepalaku.
"kamu kenapa ?" Tanya Ghina lembut. Aku duduk di sampingnya menggelengkan kepalaku juga padanya. Aku benar-benar tidak ingin menceritakan apapun saat ini. Ku genggam erat tangan Ghina bermaksud menenangkan hatiku dari emosi yang menyeruak saat ini.

Teman-temanku mengerti dengan keadaanku dan tidak lagi menghiraukanku.

Tak lama ku lihat Gritte bersama Prilly mengampiri kami. Kala itu juga aku siap melontarkan pertanyaan pada Prilly, namun ia menggeleng pelan seolah mengerti tujuanku. Aku kembali diam setidaknya aku bisa cukup tenang melihat dia baik-baik saja. Aku tersenyum mengeratkan genggaman tanganku pada jemari Ghina dan entah kenapa aku merasa sangat lega.

"Oii Chubby lo gak kangen sama gue. Empat tahun gak ketemu. Peluk kek cium kek." Ucap Randy pada Prilly. yang di hadiahi toyoran di kepala Randy oleh Ebby. Sedangkan Prilly hanya memutar bola matanya jengah.

"Otak lo mesum." Cibir Ebby

"Mesum apanya sih gue cuma minta peluk sama cium aja sama Prilly. Kenapa lo cemburu ? Tenang aja, lo tetep prioritas utama buat gue Eb" ucapnya mengelus rambut Ebby "gak juga sih" tambahnya memalingkan mukanya dari Ebby.

"Gue denger" ucap Ebby judes. Randypun tersenyum dan makin mengacak-ngacak Rambut Ebby pelan.

Aku melihat Prilly kembali yang sekarang sedang Asik mengobrol dengan Gritte, senyum tulusnya yang menawan yang di baliknya aku yakin dia sangat terluka oleh sikap pacarnya. dia sangat pintar menyembunyikan kesedihannya.

"Jadi ya acara nanti malem ?" Tanya Kevin yang baru saja datang dengan Milla dengan Ebby yang memandang keduanya tidak suka.

Nanti malam kita akan ada acara bbq'an di rumah Gritte.

"Lo ikut kan Prill ?" Tanya Gritte pada prilly di sampingnya. Prilly mengangguk dan entah kenapa aku tersenyum melihat itu.

.

.

Aku sudah sampai di rumah Gritte sedangkan yang punya rumah sedang ke supermarket membeli bahan makanan. Alhasil aku di suruh menunggu di Halaman belakang oleh asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Gritte. Bi nah. Aku pun menurut dan menuju Halaman belakang.

Senyumku tersungging saat melihat seorang gadis sedang memetik gitar membelakangiku sambil beryanyi kecil.

Nobody said it was easy
It's such a shame for us to part
Nobody said it was easy
No one ever said it would be this hard

Aku menghampirinya menyanyikan sebait lagu yang sedang di mainkannya suara kami menyatu.

Oh, take me back to the start

Dia menghentikan permainannya saat menyadari kehadiranku.

"Ali lo ngagetin gue." Ucapnya tertawa.

"Kenapa ? Suara lo bagus. Lo juga jago main gitarnya." Pujiku tulus.

"Hahaha iseng doang." Ucapnya lagi.

"Serius bagus koq Prill."

"Makasih" ucapnya singkat dia memandangku tersenyum.

"Oh iya prill. Sorry ya soal kejadian siang tadi di kampus." Ucapku merasa bersalah.

"Gpp koq. Tapi lo masih utang nlaktir gue" ucapnya tertawa.

Akupun ikut tertawa. "Hahaha iya nanti gue tlaktir lo lagi. Tapi bantuin tugas gue lagi ya. Hehehe"

Don't leave me Baby !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang