"Jadi gitu ya, udah ngerti kan semuanya" tanyaku pada sahabat-sahabatku. Mereka akan membantuku menyiapkan kejutan untuk Ghina, karena hari ini aku akan menyatakan perasaanku padanya.
"Iya ngerti, tapi lo yakin Li bakal nembak Ghina sekarang ?" Tanya Randy
"Yakin banget."
"ya udah semoga berhasil, gue sih dukung aja."
"Thanks bro"
.
Akupun menemui Ghina yang sedang mengobrol dengan Ebby.
"Ghin. Ikut aku yuk."
"Kemana ?"
"Udah ikut aja."
Ghinapun mengangguk setuju, akupun menggandeng tangannya menuju gedung kampus yang sudah tidak terpakai lagi.
"Mau ngapain kesini Li ? Ini kan gedung udah gak kepake. Aku takut ah ini kan udah sore." Ucap Ghina.
"Ngga koq kamu percaya aja sama aku. Aku bakal nunjukin sesuatu sama kamu. Yuk. Percaya sama aku, aku gak mungkin macem macem sama kamu."
"Bener yah ?"
"Iya princess"
Dengan raut ragu Ghina akhirnya mengikutiku. Aku menggenggam jemarinya dan membawanya ke atap.
"Isshh Gila keren banget dari atas sini. Wuhuuuu" Ghina merentangkan tangannya memutar tubuhnya. Aku hanya terkekeh melihatnya. Wajah manisnya semakin cantik kala angin menerpa rambut nya yang menghalangi sebagian pipinya.
Aku menghampiri Ghina,
"Suka ?" Tanyaku lembut. Ghina mengangguk. "Princess sebenernya ada yang pengen aku omongin sama kamu." Ucapku mengusap pipinya lembut, menyingkirkan rambutnya yang menutupi sebagian wajah cantiknya.
"A- apa ?" Ucapnya pelan namun cukup bisa ku dengar.
Aku menggenggam tangannya. Rasa gugup mulai menyelimutiku.
"Princess, Aku mau bilang, kalo aku sayang sama kamu,"
Ghina tertawa getir. "He he aku tau itu Li. Aku juga sayang sama kamu."
Aku menggelengkan kepalaku. "Bukan. Bukan itu. Aku sayang sama kamu. Aku cinta sama kamu. I love you Ghina, kamu, kamu mau kan jadi pacar aku ?" Sukses. Kata-kata itu sukses meluncur dari mulutku. Genggaman tanganku semakin kuat pada tangan Ghina. Satu persatu sahabatku muncul membawa balon berbentuk hati dengan bertuliskan "I love You Ghina" tentu saja dengan pormasi yang lengkap. Ada Randy, Kevin, Gritte, Prilly, Ebby dan Milla.
Aku melihat kembali pada Ghina yang melihat kami terkejut. "Kamu tunggu disini." Aku berjalan ke arah Prilly yang membawakan boneka Teddy Bear yang sudah kubeli bersamanya kemarin. Lalu mengahmpiri Ghina Lagi."Terima ini kalo kamu mau nerima aku jadi pacar kamu." Ucapku pada Ghina.
Ghina melihat satu persatu teman-teman kita yang tersenyum kearah kami. Ia menutup mulutnya tak percaya. Sekarang kegugupanku semakin bertambah menunggu jawaban dari Ghina membuatku cemas.
Ghina tersenyum padaku "aku hmm aku juga sayang sama kamu Li. Tapi maaf aku belum bisa nerima kamu sebagai pacar aku. Aku belum siap, aku cuma anggep kamu sahabat aku. Sahabat yang paling aku sayang. Sama kaya yang lainnya. Maafin aku." Ucap Ghina.
Ucapan yang tidak ingin ku dengar tapi inilah kenyataannya. Jantungku seolah jatuh dari tempatnya.
Aku menggeleng berusaha tersenyum."Iyaa gpp, aku ngerti." Ucapku parau. Ghina menepuk pundakku. "Suatu saat Li. suatu saat kamu akan dapetin cewek yang lebih dari aku." Ucapnya lagi begitu menyayat. "Maaf aku harus pergi." Sekilas Ghina melihat teman-temanku meminta maaf lalu kemudian berlari menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't leave me Baby !!
Fanfiction" Aku menyerah. " kata sialan itu bagai petir yang menyambar daun telingaku. tidak dia tidak boleh. aku menggelengkan kepalaku cepat. "Nggak kamu gak boleh pergi. aku mohon. aku sayang kamu. jangan pergi sayang. lihat aku, aku butuh kamu" aku memo...