Enam..

3.4K 264 1
                                    

Prilly pov

Mataku sangat berat. Aku merasakan kantuk yang luar biasa saat ini, sedangkan di hadapanku masih ada setumpuk tugas yang harus cepat ku selesaikan.

Mataku mulai berair karena menatap layar komputer terlalu lama akupun menyerah, menyandarkan kepala pada tumpuan tanganku dan memejamkan mata sejenak.

Rasanya baru seperkian detik mataku terpejam seseorang sudah menepuk-nepuk tanganku, sangat mengganggu tidurku. Aku menggeliat dan menguap, masih terlalu lelah untuk membuka mata.

"Bangun woy !!!" Teriak seseorang yang nyaris membuat jantungku copot.

Aku membelalakan mataku kesal ketika melihat Ali dengan santainya duduk di hadapanku.

"Berisik, lo pikir ini lapangan ? Ini perpustakaan." Ucapku menekan kata-kataku sebisa mungkin. Tidak ingin ada orang yang terganggu dengan teriakan Ali.

Ali tertawa cekikikan "ngapain lo ketawa ada yang lucu ?" Tanyaku

"Adaa. Lo ngiler, apus dulu tuh iler hahaha."

Mendengar ucapan Ali aku langsung bercermin pada kamera ponselku dan melihat wajahku. Aku menggeram karena Ali mengerjaiku.

"Gak lucu" geramku judes.

"Hahahahaha" dia makin tertawa keras.

"Sssstttt berisik tau gak ? Jangan berisik dong. Gak enak sama yang lain."

"Yang lain ? setan maksud lo ? Disini udah gak ada orang. Liat tuh jam, uda jam berapa sekarang ?"

Aku menoleh melihat jam di dinding, mataku membelalak ketika ku lihat jam sudah menunjukan jam sembilan malam.

"Astaga. Gue harus selesaiin ini." Gumamku tidak mempedulikan Ali lagi di hadapanku aku mulai mengetik kembali mengerjakan tugasku.

"Prill.."

"Prill.."

Ali memanggilku namun aku tak menghiraukannya aku tetap fokus pada layar komputerku, harus secepatnya menyelesaikan ini semua.

Ponselku berdering, Ku lihat sekilas nama Halik di sana. Jantungku mulai tak karuan. Aku gemetar hingga mengetik saja banyak kesalahan.

"Stop Prilly !!" Ali berteriak.

Aku memandangnya, mataku mulai buram karena menahan air mata.
Hingga tetesan bening itu sukses menetes di pipiku.

Ali menghampiriku. "Hei, maaf, maafin gue, gue gak maksud ngebentak elo. Jangan nangis." Ucapnya menghapus air mataku.

Bukan berhenti, air mataku malah semakin deras mengalir, bukan. Bukan karena Ali, tapi ketakutanku pada Halik yang pasti akan sangat marah saat dia tau tugasnya belum selesai ku kerjakan.

"Sssttt.. udah dong, gue minta maaf ya. Gue gak maksud kaya tadi." Ali menarik kepalaku dan menenggelamkannya di dadanya.

"Baguusss.. jadi ini yang lo lakuin di belakang gue ? Lo selingkuh huh ?" Teriak Halik yang tiba-tiba sudah ada di depanku.

Aku terhentak menjauhkan tubuhku dari Ali lalu menghapus sisa air mata di pipiku.

"Halik, ini gak kaya yang kamu lihat."

"BULLSHIT !!! Lo gue suruh kerjain tugas malah enak-enak pacaran,-" Halik mulai dengan menarik pergelangan tanganku kasar ke arahnya.

"Jadi ini tugas lo ?" Tanya Ali sarkatik.
"Buka urusan Lo. Dan gue peringatin lagi sama lo jangan ganggu cewek gue." Ucapnya pada Ali. "Sekarang mana tugas gue ?" Tanyanya padaku.

Don't leave me Baby !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang