Author pov
Ali mengemudikan mobilnya tanpa tujuan. Dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Hujan deras tidak jadi penghalang baginya untuk ngebut.
Ia mengacak-ngacak rambutnya. Dadanya bergemuruh karena amarah. Dia marah pada dirinya sendiri.
Flashback on
Pagi beberapa waktu lalu.
Ali sudah bergegas akan menjemput Prilly namun dalam perjalanan Ghina menelepon."Li, bisa jemput aku gak ? Ban mobilku pecah. Gada orang yang aku bisa mintain tolong disini sedangkan aku ada kelas pagi. Please." Mohon Ghina.
Ali mendesah kecewa,
"Dimana ?" Tanyanya.
"Di jalan santa. Maaf ya li ngerepotin."
"Iya gpp" ucapnya kemudian menutup teleponnya.
Ali menghubungi Prilly untuk memberitahukan bahwa ia tidak bisa menjemputnya karena harus menjemput Ghina. Seketika ia merasa sangat bersalah pada Prilly.
.
Ghina dan Ali sampai di kampus. Ketika Ali hendak turun dari mobil Ghina menariknya.
"Ali. Gimana ? Jadi kita gimana ?" Tanya Ghina yang membuat kening Ali berkerut.
"Gimana apa nya ?" Tanya Ali.
Kembali."Apa kamu masih cinta aku ?" Tanya Ghina lagi.
Ali terdiam tidak bisa menjawab. "Jawab Li. Aku cinta sama kamu. Aku sadar aku udah salah nolak kamu demi Davin. Tapi sekarang aku beneran cinta sama kamu. Please Ali. Kita mulai semuanya dari awal. Kamu mau kan ?"
Tenggorokan Ali tercekat. Ia tak bisa berkata apapun.
"Kenapa kamu diem Li ? Karena Prilly ? Kamu cinta sama dia ?" Tanya Ghina Lagi kini air matanya sudah mengalir.
"Jangan nangis Princess aku minta maaf."
"Tapi kamu udah janji sama aku. Selalu ada buat aku Li. Bahkan kamu janji buat selalu cinta sama aku. Cuma dengan adanya Prilly kamu bisa ngelupain aku gitu aja ? Kamu sama aja brengsek. !!!"
Ali mengusap kasar wajahnya.
"Jangan kaya gini, aku ga tau Ghina, kasih aku waktu."
"Engga. Kamu harus nepatin janji kamu sama aku. Kalo emang Prilly yang ngehalangin kita aku akan byoba bicara sama dia nanti."
"Bicara apa ? Dia sama sekali bukan penghalang bagi kita. Jangan libatin dia dalam apapun masalah kita."
"Terus gimana ? Aku gak bisa kaya gini. Kamu mau pilih aku atau dia ?"
Ali benar-benar dibuat prustasi oleh Ghina. "Kasih aku waktu."
"Oke aku akan kasih kamu waktu dengan syarat selama itu kamu harus sama aku. Atau aku akan langsung bilang sama Prilly."
Alipun mengalah dan mengangguk. Kali ini ia ingin segera keluar dan menjernihkan Pikirannya.
Kemudian untuk ke dua kalinya Ghina mencium paksa bibir Ali, merengkuh kepalanya kasar. Namun kali ini dengan sekuat tenaga Ali melepaskannya.
"Ghina kamu apa-apaan sih ? Aku gak suka kamu kaya tadi"
Kemudian Ali segera turun dari mobilnya dan terkejut ketika Ebby sudah berada tepat di depannya.
"Nice kiss" ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't leave me Baby !!
Fanfiction" Aku menyerah. " kata sialan itu bagai petir yang menyambar daun telingaku. tidak dia tidak boleh. aku menggelengkan kepalaku cepat. "Nggak kamu gak boleh pergi. aku mohon. aku sayang kamu. jangan pergi sayang. lihat aku, aku butuh kamu" aku memo...