Sembilan..

3.3K 277 0
                                    

Sudah seminggu sejak dari puncak aku dan Prilly hampir setiap hari bertemu baik di kampus ataupun di luar kampus karena aku yang selalu meminta dia membantuku mengerjakan tugas. Otaknya yang hampir diatas rata-rata mampu menjelaskan padaku tentang materi yang tidak ku mengerti. Lalu setelah itu, selalu berujung dengan aku yang menelaktirnya makan atau bahkan nonton bioskop yang sebenarnya ini adalah sebuah alasanku saja agar bersamanya lebih lama. Tidak jarang dia menolak namun aku selalu memaksanya karena aku akan ngambek jika dia menolakku dan pada akhirnya ia meng-iya-kan ajakanku.

Tanpa sadar aku mulai nyaman berada di dekatnya. Ia mempunyai pribadi yang baik, lembut, manja dan ceria walaupun sedikit bawel namun aku tidak pernah keberatan karena seperti aku mulai menyukai suara super berisiknya itu.

Kami sama-sama saling mendukung dalam segala hal, aku mulai terbuka tentang kehidupanku padanya begitupun sebaliknya. Bahkan kita berdua sedang sama-sama berjuang memperbaiki hati yang patah, bersama Prilly semuanya terasa mudah.

Sadar atau tidak, Mungkin sekarang aku mulai mengagumi seorang Prilly Latuconsina.

.

.

Aku berjalan ke arah kantin kampusku. Kali ini aku tidak menemukan satupun teman-temanku hingga dengan terpaksa aku berjalan sendiri. Di tengah perjalanan hatiku mencelos melihat sosok orang yang ku cintai bersama laki-laki lain, bergendengan tangan mesra.

"Hai Li." Ghina menghampiriku bersama laki-laki itu.

"Kenalin pacar aku Davin, Davin ini Ali sahabat aku." Ucapnya.

Aku hanya melihat mereka datar, membalas jabatan tangan dari Davin yang sekarang adalah pacar Ghina. Mencoba menerima kenyataan bahwa aku sudah tidak memiliki harapan apapun lagi padanya sekarang.

"Oke deh kita jalan dulu ya Li. Sampai jumpa." Ghina berlalu bersama pacarnya sedangkan aku hanya diam terpaku menatap punggung mereka yang menjauh.

Sakit ? Tentu saja, walaupun aku sebelumnya telah membicarakan kekagumanku pada Prilly namun tidak semudah itu menghilangkan perasaanku pada Ghina.

.

.

"Dia udah punya pacar Prill. Gue udah gak seharusnya berharap lagi sama dia." Ucapku pada Prilly.

"Ya udah lo gak usah sedih. Lo liat gue sekarang. Awalnya gue emang sedih banget harus putus sama Halik. Tapi pada akhirnya gue bisa ngelewatin masa-masa itu dalam waktu singkat. Karena apa ? Karena gue berpikir hidup gue masih lebih panjang lagi. Gue punya temen-temen yang hebat yang selalu ngedukung gue, dan gue punya elo Li. Elo yang selalu ada buat gue. Lo ngasih gue kekuatan, lo yang gue lihat paling berjuang buat bikin gue gak sedih. Dengan ngebisin waktu sama lo gue bisa ngelupain perasaan gue ke Halik sekarang. Lo sahabat terbaik gue, dan gue harap lo pun bisa melakukan hal yang sama saat lo sama gue." Ucapnya.

Aku mengangguk dan mencubit gemas pipinya yang chubby dengan gemas.

"Makasih yaa Prill, udah balikin semangat gue." Ucapku sambil memberikan senyum termanisku padanya. Dia membalas senyumanku, tidak tahan melihat wajah gemasnya aku menarik kepalanya menelungkupkannya didadaku. Dia mendongak menatapku ku balas tatapan matanya lalu ke elus-elus rambutnya.

.

.

Lama bersekang aku menghampiri Randy yang sedang sendirian di Gazebo.

"Yang lain kemana ?"

"Gatau, sibuk pacaran kali." Jawabnya ketus.

"Tenang bro lo sama koq sama gue jomblo hahaha"

Don't leave me Baby !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang