Prilly pov
"Gue sayang sama lo"
Ucapan Ali tempo hari lalu masih begitu jelas terdengar di telingaku. Rasa bahagia menyeruak saat kata-kata itu meluncur begitu saja dari bibirnya, entah apa tujuannya sampai detik ini kami masih tetap bersahabat hanya saja dia menjadi lebih lembut dan lebih perhatian padaku.
Rasanya begitu aneh, karena semenjak itu semuanya berubah. Aku menjadi lebih hidup dari biasanya. Beban selama ini yang ku pikulpun hilang. Bahkan perasaan sedih karena di tinggalkan oleh Halik pun menghilang tak berbekas. Semenjak itu pula pikiranku di penuhi oleh Pria ganteng itu. Pria si pemilik alis tebal dan bulu mata yang lentik. Hidung mancung dan bibir seksinya, badannya yang tinggi tegap serta sikap lembutnya membuatku selalu merindukannya setiap hari. Aku merasa sangat senang saat Ali berada di sampingku, senang melihat ciptaan tuhan yang seperti dewa itu, senang saat dia memanjakanku dan mengusap lembut kepalaku, bahkan aku senang saat dia mencubit pipi tembemku ini. Semuanya, semua perlakuannya padaku sangat membahagiakan.
Jika kalian pikir aku jatuh cinta padanya. Mungkin kalian benar aku jatuh cinta padanya. Pada Ali. Aliando syarief.
Apa semua ini salah ? Sungguh aku tidak bisa mengerti dengan semua ini. Terlalu mudah untuk Ali masuk ke dalam hatiku. Dan semua ini jelas bukan keinginanku. Karena pada kenyataannya aku dan Ali hanyalah bersahabat dan mungkin akan selamanya begitu.
"Pagi cantik." Sapa seseorang yang belum lebih dari satu detik ini kupikirkan
"Hai.. selamat pagi."
"Ngelamun aja ? Ngelamuni apa sih Prillyku ?"
"Eh ?" Aku menoleh saat dia memanggilku dengan sebutan prillyku.
Dia terkekeh. "Ngelamunin apa lo ? Pagi -pagi udah ngelamun aja, ntar kesambet."
"Hisss kolot banget sih." Umpatku sedikit kesal.
"Lagian ngalamun."
"Ya emang kenapa ? Gak boleh ?"
"Gak boleh. Gue gak suka liat lo bengong."
"Dih aneh."
"Lagian lo bengongin siapa sih ?" Tanyanya ketus.
"Bengongin kamuuu" jawabku menggodanya.
"Serius kamu ?"
"Pede banget lo. Hahaha."
Ali menunjukkan wajah murungnya. Kenapa jadi seperti ini.
"Li." Panggilku,
Dia terdiam.
"Li."
Masih terdiam. Aku menghembuskan nafas
"Alii sayaangggg" ucapku lembut.
Ali kemudian menoleh dan tersenyum.
"Ih, elo kenapa sih ?"
"Panggil lagi dong." Bujuknya.
"Ali."
"Ah gak seru kalo gitu. Gak kaya tadi, mulai sekarang gue gak nyaut ah kalo lo gak manggil gue kaya tadi."
"Hahaha" aku tertawa mencibir,
"Pengen banget lo gue panggil sayang ?""Iyaa" jawabnya menatapku serius.
Jantungku seketika berdetak lebih kencang dari biasanya saat tatapan tajam Ali menusuk bola mataku.
Tidak. Ini hanya tipuan. Aku tersenyum, menggelengkan kepalaku dan melihat ponselku hanya untuk mengalihkan tatapannya. Aku tidak ingin larut dalam harapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't leave me Baby !!
Fanfiction" Aku menyerah. " kata sialan itu bagai petir yang menyambar daun telingaku. tidak dia tidak boleh. aku menggelengkan kepalaku cepat. "Nggak kamu gak boleh pergi. aku mohon. aku sayang kamu. jangan pergi sayang. lihat aku, aku butuh kamu" aku memo...