Chapter 1

4.2K 55 4
                                    

"Bajingan!" Umpat nya

Sejak tadi, laki-laki tampan itu mengeluarkan berbagai macam kata-kata umpatan. Orang-orang yang melihatnya pasti sudah tahu jika suasana hati laki-laki itu sedang tidak baik.

"Berhenti lah Rayendra! Lo dari tadi udah ngumpat mulu. Males gue denger umpatan lo!" Tegur sahabatnya

"Diem lo anjing! Hati gue lagi enggak enak! Lo berani ganggu gue!"

"Lo itu kenapa sih? Coba cerita sama kami" tanya temannya yang lain

"Gue mau di jodohin"

DEG

Semua orang yang ada di ruangan itu terdiam membisu mendengar perkataan laki-laki bernama Rayendra itu.

Pantas saja laki-laki itu terlihat sangat marah ternyata itu masalahnya. Sejak dulu, Rayendra tidak mau menikah dengan usianya yang masih 20 tahunan lebih. Laki-laki itu ingin menikah saat berumur 30 tahun.

"Udah lah, terima aja!"

"Enggak mau gue!"

Salah satu teman laki-laki Rayendra memikirkan sebuah solusi yang mungkin benar-benar sangat cocok untuk kondisi Rayendra sekarang.

"Lo nikah kontrak aja sama dia nanti setelah beberapa bulan, kalian cerai aja!"

"Ide yang bagus, gue pulang dulu! Entar nyokap gue nyariin" Pamitnya lalu langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari kedua temannya

"Lo gila ya Gas! Lo kok kasih dia saran gitu!"

"Ya memang itu saran yang bagus Aldi"

"Gila lo! Walau gue playboy macam ini, tapi gue enggak akan mau nikah kontrak!"

"Itu kan elo, udah deh, enggak usah bahas itu lagi"

"Sih anjing!" Umpatnya

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Rayendra Adelio, seorang laki-laki tampan yang di gilai oleh banyaknya para wanita karena ketampanan, kepintaran, dan kekayaannya.

Walaupun begitu laki-laki itu tidak pernah tertarik dengan wanita walau wanita itu cantik karena sekarang ia tengah fokus menjalankan perusahaan ayahnya.

Ibunya yang melihat anaknya terus melajang gencar sekali mencarikannya teman untuk kencan buta, tetapi ibunya benar-benar keterlaluan karena asal menjodohkannya saja.

Baru saja masuk kedalam rumah, Rayendra sudah di sambut oleh sang ibu dengan senyum ibunya yang benar-benar sangat manis, tetapi mematikan baginya.

"Nak, bersiaplah sekarang karena kita akan menemui calon mu"

"Enggak bisa ma, Rayen sibuk ma"

"Jangan membodohi mamamu! Mama udah minta Ilham kirimin jadwalmu hari ini. Sekarang pergi siap-siap!"

"Ilham ini sekretaris gue yang bodoh!" Batinnya

Mau tidak mau, Rayendra harus menuruti ibunya jika tidak ibunya akan melakukan hal yang tidak-tidak. Ibunya benar-benar pemaksa berbeda dengan ayahnya.

"Babi!" Umpatnya

"RAYENDRA, MULUTMU!" Teriak ibunya

Rayendra hanya bisa menutup telinganya saja karena mendengar suara cempreng ibunya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Rayendra terus memainkan ponselnya sembari menunggu pihak keluarga wanita yang ingin di jodohkan dengannya.

Tidak lama, datanglah satu laki-laki parubaya dan satu wanita parubaya, tapi di mana orang yang ingin di jodohkan dengannya. Jangan bilang, ia akan di jodohkan dengan tante-tante.

"Halo, ayo duduk-duduk"

"Sok ramah" batinnya sembari menatap ibunya malas. "Dimana putrimu jeng?" Tanya ibunya

"Dia lagi di toilet, bentar lagi dateng kok. Nah itu dia" tunjuknya

Lelaki itu sama sekali tidak tertarik dengan wanita yang akan di jodohkan dengan nya. Ia akan mengikuti saran dari Bagas yaitu menikah kontrak.

"Halo tante, halo om" sapa seorang wanita ramah

Suara itu, suara yang sangat familiar sekali bagi Rayendra. Laki-laki itu menaruh ponselnya dan melihat wanita itu.

Betapa terkejutnya ia, wanita itu----------adalah Vania Xaviera Veronica. Musuh bebuyutannya yang cukup sering mengalahkannya saat sekolah.

"Anjing lah! Jangan bilang dia yang mau di jodohin sama gue!" Batinnya

"Vania sekarang udah besar ya. Kamu cantik sekali nak!"

"Makasih tante, tante juga cantik kok"

Rasanya Rayendra ingin muntah mendengar perkataan ibu dan musuh bebuyutannya yang tengah saling memuji. "Rayen, ayo sapa calon istrimu"

"Hay Vania" Sapanya sambil tersenyum paksa

"Hay"

1 jam telah berlalu, Rayendra dan Vania hanya diam saja sejak tadi dan yang mendominasi pembicaraan adalah kedua orangtua mereka.

"Membosankan" batin Vania

"Kenapa gue harus di jodohin sama ini orang sih?" Batinnya kesal

Rayendra punya ide, sebaiknya dia mengajak Vania berjalan-jalan sebagai alasan agar bisa pergi sejenak dari tempat ini.

"Ma, pa, om, tante, saya ijin jalan-jalan sama Vania ya. Jalan-jalannya cuman di sekitar sini"

"Boleh kok nak"

Rayendra dan Vania pun berdiri lalu berpamitan dengan keempat orang parubaya itu. Setelah mereka keluar dari restoran, mereka saling menatap dengan tajam sambil menyilangkan tangan.

"Batalin pernikahan ini!" Pinta Vania

Sama seperti Rayendra, Vania tidak ingin menikah apalagi menikah dengan orang seperti Rayendra yang sangat sombong, dingin, dan narsis.

"Amit-amit gue punya suami kek gini Tuhan. Membayangkan saja sudah gila" batinnya

"Lo aja yang batalin! Kenapa harus gue?"

"Gue udah tolak, tapi malah di marahin! Lo aja yang tolak!"

"Kasian di marahin" ledeknya

"Diem lo! Oh! Gue tau, lo ngebet mau nikah sama gue ya? Atau jangan-jangan perjodohan ini terjadi karena lo?!"

"Najissss"

Eh, Rayendra ingat saran yang di berikan Bagas. Akan ia tawarkan saran ini kepada Vania dan pasti perempuan itu akan setuju.

"Nikah kontrak dengan gue aja dan masalahnya selesai"

"Gila ya lo! Pernikahan enggak bisa di main-mainin Rayendra Adelio! Gue juga enggak mau jadi janda ya!"

"Ini artinya lo yang ngebet nikah sama gue!"

"Najissss"

"Tentang nikah kontrak itu.....gue setuju, entar lo yang buat kontraknya" lanjutnya

"Oke"

Mereka tidak tahu, pernikahan ini akan membuat hidup mereka berubah. Ego dan gengsi akan terus bermain di hati mereka.



SORRY BANGET YA GUYS, VERLINE HAPUS CERITA DESTINY, TAPI TENANG SAJA, VERLINE UDAH BUATIN CERITA YANG BARU YAITU MY ENEMY.

SEMOGA KALIAN SUKA SAMA CERITA INI YA GUYS







Once We Get Married Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang