"Pergi sama gue"
Ini bukan permintaan atau ajakan, tapi ini adalah perintah yang harus di turuti.
Ia menghela nafas pelan lalu mencoba melepaskan genggaman tangan Rayendra dari tangannya, tetapi dengan kurang ajarnya laki-laki itu mengeratkan genggaman tangannya.
"Oh Tuhan, gue udah enggak tahan lagi. Maafkan gue kalau enggak profesional untuk sementara saja" batinnya
"Gue enggak mau Rayendra! Lo lepasin tangan gue!"
"Harus mau, gue enggak mau tau. Ayo pergi"
Pintu ruangan Rayendra terbuka dan laki-laki itu menarik tangan Vania sembari berjalan. Semua mata tertuju pada mereka berdua dan orang-orang mulai bergosip tentang mereka.
Ada yang berpikir mereka memiliki hubungan spesial, ada yang berpikir Rayendra marah dan ingin memberi Vania pelajaran.
"Rayendra! Lo liat, semua orang ngeliatin kita brengsek! Inget kontrak kita!" Bisik Vania kesal
Apakah laki-laki itu tidak berpikir sebelum melakukan hal ini? Bisa-bisa ini menjadi gosip hangat di kalangan masyarakat jika ada yang menyebarkannya.
"Fine!" Jawabnya ketus dan melepaskan genggaman tangan nya
"Kita mau kemana?!"
Rayendra tidak menjawab dan terus berjalan menuju parkiran mobil. Laki-laki itu berhenti di hadapan mobil yang sangat mewah dan pasti itu adalah mobil Rayendra.
Layaknya seorang aktor yang bermain drama sebagai CEO. Seorang supir membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Rayendra masuk.
Saat Vania ingin masuk, pintu mobil sudah terkunci lalu kaca mobil Rayendra terbuka. Dengan sombong nya laki-laki itu tersenyum tipis.
"Minggir!" Usirnya
"Kata lo tadi, gue ikut lo pergi! Sekarang gimana?!"
"Enggak jadi, soalnya lo ngeselin!"
Kaca mobil langsung tertutup dan mobil yang di naiki oleh Rayendra pergi dari parkiran meninggalkan Vania yang kesal.
"AWAS LO RAYENDRA!" Teriaknya kesal sambil menunjuk-nunjuk mobil Rayendra yang belum jauh dari matanya
"Sabar, gue anak baik" gumamnya sambil mengelus-elus dadanya
"Gue bales lo nanti Ray! Gue janji!" Batinnya kesal
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Dirinya sudah mengantuk sekali, tetapi sialnya orangtua Vania menyuruhnya ke restoran entah untuk apa.
Apakah kedua orangtuanya tidak kasihan melihat anak mereka yang cantik ini kecapekan? Kenapa mereka tega sekali?
Di sinilah ia berada, ia tengah berada di restoran berdua saja dengan Rayendra. Kenapa ia sial sekali? Baru saja pulang sudah di hadapkan dengan laki-laki brengsek ini.
"Tuhan! Kenapa begini nasibku? Kenapa gue harus ketemu ini manusia iblis. Rasanya mukanya yang sombong itu pengen gue cakar-cakar!" batinnya
"Lo kenapa?"
"Kamu nanyaaaa?"
"Oke"
Kesabarannya harus ia tingkatkan lagi untuk menghadapi Rayendra. Begini saja, Vania sudah emosi. Rayendra tidak bisa di ajak bercanda sama sekali. Bagaimana jika sudah sah menjadi suami-istri dan tinggal berdua saja? Pasti dirinya bisa gila. Untung saja ini pernikahan kontrak jika tidak Vania sudah tidak bisa membayangkannya lagi.
"Enggak ngapa-ngapain kan?! Gue mau pulang!"
"Ya udah pulang aja, ini sudah malem bakalan susah dapet taksi dan kalau lo nekat pulang nanti nya ada preman dan lo tau lah setelah itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Once We Get Married
NouvellesBagaimana jika kamu menikah kontrak dengan musuh mu sendiri? Itu semua terjadi pada Vania Xaviera Veronica dan Rayendra Adelio. Siapa sangka, pernikahan ini membawa mereka bertemu takdir Sampul: google